Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Selasa (16/5) menyerukan kehati-hatian dalam menggunakan kecerdasan buatan (artifical intelligence/AI) untuk perawatan kesehatan publik.
Badan PBB menegaskan data yang digunakan oleh AI untuk mengambil keputusan dapat menjadi bias atau disalahgunakan.
Baca Juga
WHO mengatakan sangat antusias dengan potensi AI tetapi memiliki kekhawatiran tentang bagaimana AI akan digunakan untuk meningkatkan akses ke informasi kesehatan, sebagai alat pendukung pengambilan keputusan dan untuk meningkatkan perawatan diagnostik.
Advertisement
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data yang digunakan untuk melatih AIÂ mungkin bias dan menghasilkan informasi yang menyesatkan atau tidak akurat. Alhasil, model dapat disalahgunakan untuk menghasilkan informasi yang salah, dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (18/5/2023).
"Sangat penting" untuk menilai risiko penggunaan alat model bahasa besar (LLM) yang dihasilkan, seperti ChatGPT, untuk melindungi dan mempromosikan kesejahteraan manusia dan melindungi kesehatan masyarakat, kata WHO.
Catatan peringatannya datang ketika aplikasi kecerdasan buatan dengan cepat mendapatkan popularitas, menyoroti teknologi yang dapat mengubah cara bisnis dan masyarakat beroperasi.
Artificial Intelligence adalah Kecerdasan pada Suatu Sistem, Kenali Penggunaannya
Artificial Intelligence adalah istilah yang sekarang ini cukup sering diperbincangkan. Teknologi satu ini mempelajari bagaimana membuat mesin atau sistem komputer untuk melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Bahkan, lebih baik dari yang dilakukan manusia.
Artificial Intelligence atau yang sering juga dikenal dengan kecerdasan buatan bisa ditulis dalam bahasa pemrograman  bahasa C, Pascal, Basic, dan bahasa pemrograman lainnya. Internet of Things (IoT) dan big data contohnya dimana AI dapat diimplementasikan.
Artificial Intelligence adalah teknologi yang dapat menghubungkan setiap perangkat. Seseorang dapat mengotomatisasi semua perangkat tanpa harus berada di lokasi. Hal ini menjanjikan banyak kemudahan bagi sektor pemerintahan maupun industri.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (5/11/2021) terkait Artificial Intelligence.
Advertisement
Artificial Intelligence Adalah...
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Intelegensi artifisial atau Artificial Intelligence adalah kecerdasan entitas ilmiah.Â
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein,  Artificial Intelligence adalah kemampuan sistem untuk menafsirkan data eksternal dengan benar, untuk belajar dari data tersebut, dan menggunakan pembelajaran tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui adaptasi yang fleksibel. Sementara itu, menurut John McCarthy (1956), Artificial Intelligence adalah untuk mengetahui dan memodelkan proses–proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.
Sistem seperti kecerdasan buatan ini umumnya dianggap sebagai komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan Artificial Intelligence adalah sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan saraf tiruan dan robotika.
Secara teknis, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah model statistik yang digunakan untuk mengambil keputusan dengan menggeneralisir karakteristik dari suatu objek berbasis data, yang kemudian dipasang di berbagai perangkat elektronik.
Banyak hal yang kelihatannya sulit untuk kecerdasan manusia, tetapi untuk informatika relatif tidak bermasalah. Seperti contoh: mentransformasikan persamaan, menyelesaikan persamaan integral, hingga membuat permainan catur. Di sisi lain, hal yang bagi manusia kelihatannya menuntut sedikit kecerdasan, sampai sekarang masih sulit untuk direalisasikan dalam informatika. Seperti contoh: Pengenalan Objek/Muka, hingga bermain sepak bola.
Sejarah Artificial Intelligence
Dilansir dari Merdeka, sejarah Artificial Intelligence dimulai pada tahun 1950-an. Alan Turing, seorang pionir Artificial Intelligence dan ahli matematika Inggris melakukan percobaan.
Turing (Turing Test) yaitu sebuah komputer melalui terminalnya ditempatkan pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan software Artificial Intelligence dan di ujung lain ada sebuah terminal dengan seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di ujung terminal lain dipasang software Artificial Intelligence.
Mereka berkomunikasi di mana terminal di ujung memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator. sang operator itu mengira bahwa ia sedang berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada terminal lain.
Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya manusia).
Advertisement
Penggunaan Artificial Intelligence
AI atau Artificial Intelligence adalah suatu cabang yang sangat penting pada ilmu komputer, berhubungan dengan perilaku, pembelajaran dan adaptasi yang cerdas dalam sebuah mesin. Penelitian dalam AI menyangkut pembuatan mesin dan program komputer untuk mengotomatisasi tugas-tugas yang membutuhkan perilaku cerdas.
Contohnya adalah pengendalian, perencanaan dan penjadwalan, kemampuan untuk menjawab diagnosa dan pertanyaan pelanggan, serta pengenalan tulisan tangan, suara, dan wajah. Hal-hal seperti itu telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, yang memusatkan perhatian pada penyediaan solusi masalah kehidupan yang nyata.
Sistem AI sekarang ini sering digunakan dalam bidang ekonomi, sains, obat-obatan, teknik dan militer, seperti yang telah dibangun dalam beberapa aplikasi perangkat lunak komputer rumah dan video game. Saat ini telah banyak mesin yang dapat menginterprestasi suatu kondisi atau kejadian tertentu dengan bantuan Artificial Intelligence. Salah satunya adalah kamera cerdas pendeteksi kepadatan volume kendaraan di jalan raya menggunakan teknologi Deep Learning Neural Network, yang telah diimplementasikan pada beberapa Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota dalam mendukung program Smart City.
Pada sektor industri, banyak juga yang telah mengotomatisasi mesin produksi dan manufaktur menggunakan robot dan Artificial Intelligence, sehingga Industri 4.0 meningkatkan daya saing melalui perangkat cerdas. Setiap entitas yang mampu menguasai teknologi ini, maka ia memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage).
Kecerdasan buatan ini bukan hanya ingin mengerti apa itu sistem kecerdasan, tetapi juga mengkonstruksinya. Untuk membuat aplikasi kecerdasan buatan ada 2 bagian utama yang sangat dibutuhkan:
1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base), bersifat fakta-fakta, teori , pemikiran dan hubungan antar satu dengan yang lainnya.
2. Motor Inferensi (Inference Engine), kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.