Liputan6.com, Yerusalem - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengunjungi Temple Mount atau Haram Al-Sharif pada Minggu (21/5). Kunjungan Gvir menjadi ajang pamer kuasa bagi pemerintah Israel.
Ben Gvir berkata kunjungannya sebagai bukti bahwa Israel yang mengatur Temple Mount.
"Kita yang berkuasa di sini," ujar Ben Gvier di lokasi, dikutip The Times of Israel, Senin (22/5/2023).
Advertisement
"Saya senang bisa mendaki ke Temple Mount, lokasi paling penting bagi masyarakat Yahudi," lanjutnya.
Ben Gvir juga memberikan pujian bagi Kepolisian Israel yang mengurus kunjungan umat Yahudi ke lokasi suci tersebut. Hal itu dianggap Ben Gvir sebagai "bukti siapa yang berkuasa di Yerusalem".
Gvir juga tidak pusing terhadap ancaman dari Hamas.
"Semua ancaman dari Hamas tidak penting. Kita yang berkuasa di Yerusalem dan di semua Tanah Israel," tegas Gvir.
Kunjungan Gvir dianggap pemerintah Palestina sebagai "serangan" kepada Masjid Al-Aqsa yang berlokasi di Temple Mount. Pemerintah Mesir juga memberikan kecaman.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Yordania juga protes dan menganggap kunjungan Gvir sebuah "sebuah langkah provokasi yang harus dikecam, dan sebuah eskalasi yang berbahaya dan tak bisa diterima."
Pemerintah Kerajaan Yordania memiliki peran internasional yang penting dalam menjaga daerah Masjid Al-Aqsa.
Pemerintah Uni Emirat Arab dan Turki yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel turut menyampaikan protes mereka. UEA menyamakan kedatangan Gvir sebaga "penerobosan" dan menuntut Israel agar jangan memperparah ketegangan.
Pemerintah Turki juga berkata Gvir melakukan "penerobosan" ke lokasi tersebut dan menyebutnya sebagai "pelanggaran jelas dari hukum internasional". Kemlu Qatar dan Arab Saudi yang tidak punya hubungan diplomatik ke Israel turut memberikan kecaman keras terhadap kunjungan menteri Israel tersebut.
Peringati 75 Tahun Peristiwa Nakba, Dubes Palestina di RI Apresiasi Dukungan Indonesia
Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia memperingati peristiwa Nakba ke-75 di Jakarta.
Peristiwa Nakba merujuk pada pengusiran ratusan ribu rakyat Palestina dari rumah dan tanah mereka pada 1948 ketika Israel berdiri. Â
Nakba artinya malapetaka. Pihak Kedubes Palestina berkata lebih dari 840 ribu jiwa warga Palestina, atau 85 persen dari yang tinggal di wilayah yang menjadi Israel, dipaksa pindah ke Tepi Barat, Gaza, dan negara-negara Arab lainnya.
Peristiwa Nakba bukan hanya masa lalu, karena ini masih terjadi hingga sekarang. Akibat pendudukan yang dilakukan oleh Israel.
Oleh sebab itu, pemerintah Palestina terus meminta dukungan komunitas internasional untuk membantu mereka dari krisis yang terjadi. Duta Besar Palestina untuk RI Zuhair Al-Shun mengapresiasi Indonesia yang terus membantu Palestina.Â
"Indonesia selalu berada di belakang kami. Dari atas sampai bawah, Indonesia membela, mendukung, dan tak hanya secara politis, bahkan di semua level," ujar Dubes Palestina untuk RI Zuhair Al-Shun di acara peringatan peristiwa Nakba di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat malam (20/5).Â
Ia pun berkata bahwa "komunitas internasional mereka seharusnya bekerja keras" untuk membantu situasi Palestina.Â
Pada acara tersebut, pantauan Liputan6.com, diplomat hingga warga sipil turut hadir. Mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terlihat hadir, begitu pula anggota DPR RI Fadli Zon dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Hadir pula Diaz Hendropriyono yang merupakan Staf Khusus Presiden RI.
Advertisement
Makna Peringatan Hari Nakba
Politikus RI Fadli Zon berkata Nakba perlu diperingati agar tidak kembali terulang. Ia pun menyorot bahwa hingga kini banyak warga Palestina kehilangan nyawa di tengah konflik yang terjadi.Â
"Saya kira peristiwa ini memang patut kita peringati supaya tidak terulang kembali, apalagi peristiwa pengambilalihan teritorial Palestina dan pembantaian terhadap rakyat Palestina terus berjalan hingga hari ini," ujar Fadli Zon.
Dalam kapasitasnya sebagai ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) dan wakil ketua Liga Parlemen Dunia untuk Palestina, Fadli Zon mengaku selalu menyampaikan komitmen Indonesia untuk Palestina di ranah internasional.Â
"Bahwa Indonesia, baik itu pemerintah, parlemen, dan masyarakatnya, memiliki komitmen yang kuat terhadap kemerdakaan dan kedaulatan Palestina. Dan itu kita tunjukkan dari waktu ke waktu sejak 75 tahun yang lalu. Sejak juga Konferensi Asia Afrika, dan konsisten. Saya kira ini yang harus terus kita pertahankan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina,"Â ujar Fadli Zon.