Sukses

Menteri Industri Inggris Nusrat Ghani Temui Wamendag RI Jerry Sambuaga dan Menteri ESDM Arifin Tasrif

Menteri Industri dan Keamanan Ekonomi Inggris Nusrat Ghani bertemu Menteri ESDM Arifin Tasrif untuk membahas net zero, serta berbincang soal JETCO dengan Wamendag Jerry Sambuaga.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Industri dan Keamanan Ekonomi di Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris, Nusrat Ghani, kembali menemui pejabat tinggi di sektor perekonomian Indonesia. Pada Rabu (24/5/2023), ia bertemu Menteri ESDM Arifin Tasrif, serta Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga.

Dalam pertemuan dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif, isu yang dibahas adalah soal target net zero agar bisa dicapai lebih cepat.

"Keduanya mendiskusikan kemitraan di bidang energi terbarukan seiring dengan dukungan Inggris membantu Indonesia dalam ambisi ambisi Net Zero 2060 atau lebih cepat," ujar pihak Kedubes Inggris di Jakarta pada Rabu malam. 

Sementara, pertemuan dengan Wamendag Jerry membahas terkait konferensi tingkat menteri di WTO, serta komite perdagangan kedua negara.

<p>Menteri Industri dan Keamanan Ekonomi di Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris, Nusrat Ghani, bersama Menteri ESDM RI Arifin Tasrif. Dok: Kedubes Inggris di Jakarta</p><p>Menteri Industri dan Keamanan Ekonomi di Departemen Bisnis dan Perdagangan Inggris, Nusrat Ghani, bersama Wamendag Jerry Sambuaga. Dok: Biro Humas Kemendag</p>

"Pertemuan tersebut antara lain membahas mengenai Komite Ekonomi dan Perdagangan Bersama (Joint Economic and Trade Committee/JETCO) dan tindak lanjut hasil Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-12 WTO," demikian pernyataan resmi Kementerian Perdagangan RI. 

JETCO merupakan wadah bagi Indonesia-Inggris untuk menggenjot perdagangan dan investasi, mulai dari sektor pendidikan, teknologi, farmasi, energi, hingga pertumbuhan hijau.

Nusrat Ghani berkunjung ke Indonesia pada 22 hingga 24 Mei 2023. Sebelumnya, Nusrat Ghani juga bertemu Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inggris Siap Investasi Rp200 Miliar untuk Percepat Transisi Energi di Asia Tenggara

British International Investment (BII) mengumumkan komitmen investasi untuk mempercepat transisi energi di Asia Tenggara. Investasi yang disiapkan sebesar US$15 juta atau lebih dari Rp200 miliar.

Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa mendapatkan modal dari pendanaan transisi energi tersebut. 

Berdasarkan keterangan resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Senin (22/5), pendanaan ini ditujukan mendorong pertumbuhan ekonomi yang bersih dan berkelanjutan, serta transisi energi hijau.

Komitmen investasi ini ternyata berakar dari KTT G20 di Bali. Dana yang disediakan adalah dukungan dari kemitraan Just Energy Transition Partnership (JTEP) Indonesia yang diluncurkan pada KTT G20 di Bali pada akhir tahun lalu.

Ini merupakan investasi pertama BII di kawasan Asia Tenggara. Diharapkan investasi ini bisa memberikan modal agar Indonesia mencapai emisi nol bersih (net zero emissions) pada 2016.

Komitmen Inggris ini dilaksanakan melalui SUSI Asia Energi Transition Fund (SAETF) yang bermarkas di Swiss. SUSI Partners memiliki rekam jejak investasi skala global di bidang transisi energi.

SAETF sudah pernah berinvestasi dalam pengembangan proyek listrik tenaga mini-hidro dengan memanfaatkan sungai, serta proyek tenaga angin dalam kolaborasi bersama Pacific Impact.

Pengalaman SAETF di Indonesia disebut sebagai bukti bahwa pendanaan di Indonesia merupakan prioritas.

"Hal ini menegaskan kembali pendekatan baru untuk berinvestasi dalam pendanaan iklim di Indonesia sebagai salah satu prioritas BII di Asia Tenggara," jelas pihak Kedubes Inggris dalam rilis resmi mereka.

Lebih lanjut, BII menggandeng lembaga pembiayaan pembangunan lainnya, termasuk AIIB, FMO, Swedfund, Norfund, dan OeEB, serta investor swasta dalam mendukung SAETF. SAETF menargetkan investasi infrastruktur di seluruh spektrum transisi energi, termasuk proyek energi terbarukan, efisiensi energi, dan penyimpanan energi.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, turut berharap investasi berkelanjutan ini bisa membantu Indonesia segera bertransisi dari energi batu bara.

"Saya senang melihat penawaran British International Investment yang diperluas ke kawasan Asia Tenggara karena investasi ini juga akan mendukung Indonesia dalam mempercepat transisi energinya untuk meninggalkan batu bara sebagai bagian dari komitmen negara ini terhadap target emisi nol bersih pada 2060. Inggris tetap berkomitmen untuk bermitra dengan Indonesia dalam mewujudkan janji-janji tersebut," ujar Dubes Inggris.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.