Sukses

Parodikan Salt Bae, Penjual Mi di Vietnam Dipenjara Lima Setengah Tahun

Bui Tuan Lam menjadi terkenal ketika dia meng-unggah video pada tahun 2021 yang meniru gerakan khas Nusret Gokce atau Salt Bae, tukang daging sekaligus koki berkebangsaan Turki, saat membumbui atau menyajikan daging.

Liputan6.com, Hanoi - Seorang penjual mi di Vietnam yang memparodikan salah satu menteri paling berkuasa di negara itu dipenjara selama lima setengah tahun atas tuduhan propaganda anti-negara.

Bui Tuan Lam menjadi terkenal ketika dia meng-unggah video pada tahun 2021 yang meniru gerakan khas Nusret Gokce atau Salt Bae, tukang daging sekaligus koki berkebangsaan Turki, saat membumbui atau menyajikan daging. 

Bedanya, Bui Tuan Lam menaburi daun bawang ke atas mi. 

Sebelum video Bui Tuan Lam viral, video Menteri Keamanan Publik Vietnam To Lam terekam kamera sedang menyantap steak berlapis emas seharga 1.600 pound sterling atau Rp29 juta di restoran mewah milik Salt Bae di London, Inggris, lebih dulu tersebar luas.

Banyak warga Vietnam mencatat ketidaksesuaian seorang pejabat tinggi komunis yang menikmati makanan yang harganya lebih mahal dari gaji bulanannya. Terlebih aksi To Lam disebut tepat setelah dia mengunjungi makam Karl Marx di London.

Adapun sidang dan hukuman terhadap Bui Tuan Lam berusia 39 tahun diputuskan dalam waktu satu hari di pengadilan Danang. Pengacaranya mengatakan kepada BBC, seperti dilansir Jumat (26/5/2023), bahwa pria tersebut masih harus menjalani empat tahun masa percobaan setelah dibebaskan.

Bui Tuan Lam ditangkap September 2022 dan telah ditahan sejak saat itu. Dia sendiri merupakan aktivis politik selama hampir 10 tahun, yang membuatnya kehilangan pekerjaannya di Kota Ho Chi Minh dan memaksanya berdagang mi di Danang, kota kelahirannya.

Dengan paspornya disita, Bui Tuan Lam tidak dapat meninggalkan Vietnam sejak 2014. Namun, ini adalah pertama kalinya pihak berwenang menuntutnya.

Surat dakwaan tersebut menuduhnya mengunggah 19 video di Facebook dan 25 di YouTube yang "memengaruhi kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan negara".

Meskipun parodi Salt Bae yang terkenal tidak disebutkan, rasa malu yang disebabkan oleh pemerintah Vietnam secara luas dianggap sebagai alasan penangkapannya.

"Tidak ada yang bisa dibodohi," kata Phil Robertson dari Human Rights Watch. "Kementerian Keamanan Publik membalas dendam terhadap Bui Tuan Lam karena berani mengejek menteri pemakan steak To Lam. Video daun bawang yang viral dan menyenangkan masyarakat Vietnam, sekali lagi menunjukkan kreativitas gerakan demokrasi yang coba dipadamkan pihak berwenang dengan kekerasan dan keyakinan palsu."

2 dari 2 halaman

Tidak Diberi Akses ke Pengacara

Selama di penjara, Bui Tuan Lam tidak diberi akses ke pengacara sampai dua minggu sebelum persidangannya. Istrinya Le Thi Thanh Lam tidak diizinkan hadir.

Le Thi Thanh Lam mengaku bahwa dia dan ketiga putri mereka hanya diizinkan untuk bertemu dengan suaminya sekali sejak penangkapannya. Itupun hanya 10 menit.

"Kami tidak bisa bicara banyak tapi suami saya menyanyikan sebuah lagu dengan putri kami sebelum mengucapkan selamat tinggal. Suami saya yang memberi tahu saya tentang persidangan, kalau tidak saya tidak akan tahu tentang itu," ujar Le Thi Thanh Lam.

Tiga hari lalu, Le Thi Thanh Lam mendapat telepon dari orang tak dikenal yang ingin mengantarkan surat dari suaminya. Dia telah menulis pesan kepadanya di secarik kertas dan melemparkannya ke tanah dengan harapan seseorang mengambilnya dan mengirimkannya kepadanya.

"Dalam sebuah surat yang ditulis suami saya pada Januari, dia mengatakan bahwa dia tidak akan mengaku bersalah karena dia percaya pada apa yang dia perjuangkan. Dia mendorong kami untuk berani," katanya kepada BBC.

"Tidak peduli berapa tahun pengadilan akan menghukumnya, saya sepenuhnya keberatan karena suami saya tidak bersalah atas apa pun. Bahwa dia dipenjara, selama sehari, setahun atau 10 tahun, adalah kejahatan."

Saat ini setidaknya ada 170 orang di penjara di Vietnam karena mengungkapkan pandangan yang tidak dapat diterima oleh partai komunis atau melakukan sesuatu yang dipandang sebagai ancaman terhadap monopoli kekuasaan partai.

Â