Liputan6.com, Damaskus - Media pemerintah Suriah mengabarkan adanya serangan rudal Israel ke wilayah luar sekitar ibu kota Damaskus. Pihak Suriah menyebut rudal itu ditembak dari arah Golan Heights (Dataran Tinggi Golan) yang dikuasai Israel.
Ketegangan di wilayah Timur Tengah itu terjadi tak lama setelah ada bentrokan antara Iran dan Taliban di daerah perbatasan Iran dan Afghanistan.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Middle East Eye, Senin (29/5/2023), militer Suriah berkata sejumlah rudal Israel berhasil ditangkal dan tidak ada korban jiwa dalam serangan tersebut.
Advertisement
"Pertahanan udara kami mengkonfrontasi rudal-rudal para agresor dan menjatuhkan beberapa dari mereka," ujar seorang sumber militer Suriah.
Rudal Israel disebut menarget beberapa titik, akan tetapi pihak militer Suriah tidak mengungkap target-target tersebut.
Laporan tersebut berasal dari media pemerintah Suriah dan Middle East Eye belum dapat mengkonfirmasinya.
Media Israel, Haaretz, menyebut belum ada pernyataan dari pihak Israel.
Syrian Observatory for Human Rights menyebut rudal-rudal Israel menarget situs-situs yang dulunya dipakai oleh kelompok militan Hizbullah yang notabene beraliansi dengan pemerintah Bashar Al-Assad di Suriah. Kelompok HAM itu juga menyorot ada sejumlah orang yang terluka dan dibawa dengan ambulans.
Israel telah bertahun-tahun melakukan serangan terhadap apa yang digambarkan sebagai target terkait Iran di Suriah, di mana pengaruh Teheran telah tumbuh sejak mulai mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang dimulai pada 2011.
"Serangan itu adalah bagian dari eskalasi, dari apa yang telah menjadi konflik intensitas rendah dengan tujuan memperlambat pertahanan Iran yang tumbuh di Suriah," kata pakar militer Israel.
Pejuang yang bersekutu dengan Iran, termasuk Hizbullah, sekarang menguasai daerah yang luas di Suriah timur, selatan, dan barat laut dan di beberapa pinggiran kota di sekitar ibu kota.
Tentara Iran dan Taliban Bentrok di Wilayah Perbatasan
Sebelumnya dilaporkan, tentara Taliban bentrok dengan tentara Iran di perbatasan Afghanistan pada Sabtu (27/5). Kedua pihak dilaporkan berseteru karena masalah air.
Bentrokan yang terjadi menewaskan dan melukai sejumlah tentara di pihak Iran dan Taliban.
Dilaporkan Arab News, Minggu (28/5), deputi kepala polisi Iran, Jenderal Qassem Rezaei, menuduh Taliban menembak lebih dulu pada Sabtu pagi. Insiden terjadi di perbatasan provinsi Sistan dan Baluchestan (Iran) dan Nimroz (Afghanistan).
Media Iran, IRNA, menyebut serangan dari Iran memberikan kerusakan parah ke pihak Taliban.
Sebaliknya, pihak Taliban menyalahkan Iran yang dituding menembak duluan. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Abdul Nafi Takor, berkata dua orang tewas dalam bentrokan itu. Satu korban dari Iran, satu lagi dari Afghanistan.
Sejumlah orang lainnya juga terluka, namun Takor bilang situasi sudah berada di bawah kendali.
IRNA turut melaporkan dua orang tewas, namun Tehran Times melaporkan ada tiga tentara perbatasan Iran yang tewas.
Pihak Taliban menegaskan perlunya dialog terkait masalah ini ketimbang berseteru.
"Membuat alasan untuk berperang dan aksi negatif tidaklah sesuai kepentingan pihak mana pun," ujar jubir Kementerian Pertahanan Afghanistan Enayatullah Khawarazmi.
Sebuah video juga beredar online ketika suara senapan mesin terdengar di area bentrokan. Taliban menggunakan senapan mesin buatan Amerika Serikat ke pos perbatasan Iran. Petarung Taliban lain juga mengendarai kendaraan lapis baja yang kemungkinan ditinggalkan oleh pasukan NATO.
Iran menegaskan tidak akan membiarkan serangan Taliban berlangsung begitu saja. Pihak pemerintah Afghanistan pun diminta bertanggung jawab atas serangan mereka yang bertentangan dengan prinsip-prinsip internasional.
"Pasukan perbatasan di Republik Islam Iran akan secara tegas merespons segala penerobosan di perbatasan dan agresi," tegas kepala kepolisian Iran, Jenderal Ahmadreza Radan.
Advertisement