Liputan6.com, Abuja - Presiden terpilih Nigeria Bola Ahmed Tinubu dilantik pada Senin (29/5/2023), di tengah kondisi negara yang terpecah, ekonomi yang sulit, dan ketidakamanan yang meningkat. Pelantikan berlangsung di Eagle Square, di Abuja, yang berkapasitas 5.000 orang dan dikawal pengamanan ketat.
Dalam pidato pengukuhannya, Tinubu mengatakan kepada rakyat Nigeria bahwa pengambilan sumpahnya adalah "momen yang luar biasa".
Baca Juga
"Kita telah mengalami kesulitan yang mungkin jika dialami masyarakat lain akan membuat mereka runtuh. Namun, kita telah memikul beban berat untuk sampai pada saat yang indah ini, di mana prospek masa depan yang lebih baik menyatu dengan peningkatan kapasitas kita untuk menciptakan masa depan itu," kata Tinubu, yang menjadi presiden ke-16 Nigeria seperti dilansir CNN, Senin.
Advertisement
Tinubu memenangkan pemilu dengan hanya 37 persen suara – terendah dari semua presiden Nigeria terpilih sejak penyerahan kekuasaan dari militer ke pemerintahan sipil pada tahun 1999. Saat pelantikannya berlangsung, tagar #Tinubunotmypresident menjadi tren di media sosial.
Perpecahan etnis dan agama yang sudah berlangsung lama di Nigeria menjadi semakin terpolarisasi selama pemilu yang berlangsung pada Februari. Lawan politik Tinubu tengah menggugat hasil pemilu yang menurut mereka telah sangat direkayasa dan dimanipulasi, namun Tinubu optimistis dapat mempersatukan bangsa.
"Kepada mereka yang tidak mendukung saya, saya meminta agar Anda tidak membiarkan kekecewaan saat ini membuat Anda tidak menyadari kemajuan nasional bersejarah yang dapat kita buat dengan bekerja sama," katanya pada Maret.
Nigeria memiliki utang sekitar USD 103 miliar dan menghadapi tingkat inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, pengangguran yang tinggi, dan ketergantungan yang berpusat pada pendapatan minyak yang semakin berkurang, yang telah menyebabkan eksodus sebagian besar anak muda Nigeria.
"Kunci untuk menyelesaikan sebagian besar masalah utama di Nigeria saat ini … terletak pada kemampuannya untuk memulai upaya pemulihan ekonomi Nigeria dan meningkatkan keuangan negara bagian. Ini diperlukan untuk mengurangi beban utang Nigeria," kata Remi Adekoya, seorang analis politik dan dosen di Universitas York Inggris.
Adekoya mengatakan bahwa Tinubu sangat pro-bisnis, yang seharusnya dapat menarik investasi asing langsung yang sangat dibutuhkan.
"Investor asing akan melihatnya sebagai perubahan yang disambut baik dari mantan Presiden Buhari yang skeptis terhadap bisnis. Ini bisa menguntungkan Nigeria," ujarnya.
Analis lainnya, Rolake Filani-Akinkugbe menilai bahwa Nigeria juga menghadapi banyak masalah sosial, termasuk akses yang tidak memadai ke sistem pendidikan dan perawatan kesehatan, kemiskinan yang meluas, dan ketidaksetaraan gender.
"Tinubu harus bekerja untuk membangun modal politik dan sosial," kata Filani-Akinkugbe. "Masih ada polarisasi besar antara yang ultra kaya dan super miskin."
Â
Keamanan Jadi Prioritas Utama
Rasa tidak aman, bagaimanapun, tetap menjadi tantangan utama bagi pemerintahan Tinubu. Di bawah pemerintahan mantan Presiden Buhari, penculikan untuk meminta tebusan menjadi bisnis kriminal besar yang membuat orang Nigeria di beberapa bagian negara takut melakukan aktivitas sehari-hari.
Pelantikannya otomatis menjadikan Tinubu sebagai panglima angkatan bersenjata, namun tidak seperti banyak penguasa Nigeria sebelumnya, dia tidak memiliki pengalaman militer.
Dalam pidato pelantikannya dia bersumpah menjadikan keamanan prioritas utama pemerintahannya. Tinubu juga berjanji akan berinvestasi lebih banyak dalam pelatihan pasukan keamanan dan peralatan keamanan.
Advertisement