Sukses

Malaysia Tahan Kapal China yang Diduga Menjarah Bangkai Kapal Perang Inggris Era Perang Dunia II

Amunisi yang diyakini berasal dari kapal perang HMS Prince of Wales dan HMS Repulse, yang ditenggelamkan oleh pasukan Jepang lebih dari 80 tahun lalu, ditemukan di atas kapal China tersebut.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia menahan sebuah kapal berbendera China atas tuduhan berlabuh tanpa izin di perairannya. Namun, dalam perkembangannya kapal tersebut diduga menjarah dua kapal Inggris yang karam pada Perang Dunia II.

"Polisi maritim setempat menahan kapal China itu pada Minggu (28/5/2023). Kapal, yang terdaftar di Fuzhou, memiliki 32 awak," kata Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) dalam pernyataannya seperti dilansir BBC, Rabu (31/5).

Amunisi yang diyakini berasal dari kapal perang HMS Prince of Wales dan HMS Repulse, yang ditenggelamkan oleh pasukan Jepang lebih dari 80 tahun lalu, ditemukan di atas kapal China tersebut. Otoritas Malaysia sedang menyelidikinya lebih lanjut.

Pada tahun 2017, selama tur ke Malaysia, seorang penyelam lokal menunjukkan dokumentasi kerusakan HMS Prince of Wales kepada Pangeran Charles yang disebabkan oleh "pemulung".

Menteri pertahanan Inggris pada saat itu mengatakan bahwa Inggris akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia dan Indonesia untuk menyelidiki klaim bahwa hingga enam kapal perang Inggris telah dijarah di perairan mereka.

2 dari 2 halaman

Jadi Incaran Pemulung

Bangkai kapal tua menjadi sasaran pemulung karena baja latar belakang rendah yang langka atau juga dikenal sebagai "baja sebelum perang". Radiasi yang rendah pada baja menjadikannya sumber daya yang langka dan berharga untuk digunakan dalam peralatan medis dan ilmiah.

Kapal Inggris, yang berada di dasar laut sekitar 100 km di lepas pantai timur Malaysia, itu telah menjadi sasaran selama beberapa dekade.

Kapal perang Royal Navy yang karam di wilayah Malaysia dikirim ke Singapura selama Perang Dunia II untuk menopang pertahanan Malaya. Mereka ditenggelamkan oleh torpedo Jepang pada 10 Desember 1941.

Serangan tersebut -yang terjadi hanya tiga hari setelah serangan terhadap armada AS di Pearl Harbor- menewaskan sekitar 842 pelaut dan dianggap sebagai salah satu bencana terburuk dalam sejarah angkatan laut Inggris.