Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mendapat laporan intelijen bahwa Ukraina memiliki rencana untuk menyerang pipa Nord Stream, tiga bulan sebelum ledakan bawah laut menonaktifkan pengiriman gas alam dari Rusia ke Jerman. Hal tersebut diungkapkan dalam laporan The Washington Post.
Laporan The Post menyebutkan, sebuah dinas intelijen Eropa mengatakan kepada CIA bahwa militer Ukraina merencanakan serangan dengan menggunakan tim kecil beranggotakan enam penyelam yang melapor langsung ke Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Jenderal Valerii Zaluzhnyi.
Baca Juga
Adapun Presiden Volodymyr Zelensky disebut tidak mengetahui soal operasi ini. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (7/6/2023).
Advertisement
Laporan The Post sendiri didasarkan pada kebocoran dokumen rahasia AS yang dibagikan anggota Garda Nasional Angkatan Udara AS, Jack Teixeira, di platform obrolan Discord.
Masih diperdebatkan siapa yang melancarkan serangan yang terjadi pada September 2022 terhadap pipa gas alam Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik, yang terbentang antara Rusia dan Jerman.
Sejumlah pihak menuding Rusia bertanggung jawab, sementara Presiden Vladimir Putin menunjuk AS dan sekutunya.
AS Menentang Proyek Nord Stream 2
AS secara terbuka menentang proyek Nord Stream 2, menekan Jerman untuk menghentikan otorisasi terakhirnya sesaat sebelum invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022.
Menurut The Post, laporan intelijen yang dibagikan kepada CIA disusun pada Juni 2022. Surat kabar itu menggambarkan plot yang mirip dengan yang saat ini tengah diselidiki oleh penyelidik Jerman: enam pria yang menggunakan identitas palsu berlayar dengan kapal kecil ke Laut Baltik dan menggunakan peralatan menyelam untuk melakukan penyelaman yang sangat dalam, menanam bahan peledak yang memutuskan pipa.
Namun, rincian lain berbeda antara laporan intelijen dan versi serangan yang sekarang sedang dipertimbangkan oleh otoritas Jerman. Informasi tersebut bersumber dari individu tak dikenal dari Ukraina.
Advertisement