Liputan6.com, Stockholm - Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, mengumumkan pada Jumat (9/6/2023) bahwa ini akan menjadi aksi "mogok sekolah" terakhirnya karena ia telah lulus dari sekolah menengah. Namun, ia menyatakan bahwa ia akan terus berpartisipasi dalam aksi protes dalam memperjuangkan soal perubahan iklim.Â
"Hari ini, saya lulus dari sekolah, yang berarti saya tidak akan bisa lagi mogok sekolah untuk (memperjuangkan perubahan) iklim. Ini adalah mogok sekolah terakhir bagi saya," tulis Thunberg dalam unggahannya di media sosial.
Baca Juga
Dilansir Channel News Asia, Sabtu (10/6), Thunberg, yang menjadi penggerak utama gerakan Fridays for Future global, juga mengatakan bahwa ia tidak berencana untuk sepenuhnya menghentikan protes.
Advertisement
"Saya akan terus melakukan protes pada hari Jumat, meskipun ini secara teknis bukan 'mogok sekolah'. Kami tidak memiliki pilihan lain selain melakukan segala yang kami bisa," kata gadis berusia 20 tahun tersebut.Â
Greta Thunberg baru berusia 15 tahun ketika ia memulai kampanye "Mogok Sekolah untuk Iklim" di depan parlemen Swedia di Stockholm.
"Ketika saya mulai mogok pada tahun 2018, saya tidak pernah mengharapkan bahwa hal ini akan menghasilkan apa pun," katanya dalam sebuah pernyataan.
Â
Kampanye Iklim Gagasan Greta Thunberg
Bersama dengan sekelompok pemuda lainnya, ia mendirikan gerakan Fridays for Future yang kemudian menjadi fenomena global.
"Selama tahun 2019, jutaan pemuda mogok sekolah untuk iklim, membanjiri jalan-jalan di lebih dari 180 negara," ujar Thunberg.
Selain mogok iklimnya, aktivis muda ini secara teratur mengkritik pemerintah dan politisi karena tidak mengatasi masalah iklim dengan baik.
Â
Advertisement