Liputan6.com, New York - Hancurnya bendungan Kakhovka di Ukraina yang memicu banjir bandang pekan ini bisa memicu situasi kemanusiaan yang sangat buruk, pejabat tinggi PBB memperingatkan pada Jumat 9 Juni 2023.
Wakil Sekretaris Jenderal Martin Griffiths mengatakan 700.000 penduduk setempat akan sangat membutuhkan air minum akibat hancurnya salah satu sumber mata air di kawasan Ukraina.
Baca Juga
Griffiths juga memperingatkan bahwa banjir telah merusak salah satu wilayah pertanian biji-bijian terpenting di dunia. Hal itu akan menyebabkan rendahnya volume ekspor yang bisa memicu kelangkaan makanan dan kenaikan harga pangan global, ujar pejabat PBB itu seperti dikutip dari Al Arabiya (10/6/2023).
Advertisement
"Ini masalah yang akan sangat merembet. Tapi kenyataannya apa yang terjadi sekarang hanyalah awal dari konsekuensi atas tindakan itu," lanjut Griffiths.
Jebolnya bendungan pembangkit listrik tenaga air Kakhovka dan pengosongan waduknya ke Sungai Dnieper pada Rabu 7 Juni 2023 menambah kesengsaraan di wilayah yang telah menderita selama lebih dari setahun akibat serangan artileri dan rudal.
Ukraina menguasai tepi barat Dnieper, sementara pasukan Rusia menguasai sisi timur dataran rendah, yang lebih rentan terhadap banjir.
Kakhovka penting untuk air bersih dan irigasi di Ukraina selatan. Area itu terletak di wilayah Kherson yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow pada September 2022 dan telah diduduki oleh Rusia selama setahun terakhir.
Griffiths mengatakan, PBB telah menjangkau 30.000 orang di daerah-daerah yang terkena banjir di bawah kendali Ukraina.
Namun, pejabat PBB itu menambahkan bahwa sejauh ini Rusia belum memberikan akses ke daerah-daerah yang dikontrolnya, sehingga petugas PBB kesulitan untuk membantu korban banjir.
Griffiths mengatakan dia bertemu dengan duta besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, pada Rabu 7 Juni untuk meminta pihak berwenang Rusia "memberikan akses bagi tim kami di Ukraina untuk pergi melintasi garis depan untuk memberikan bantuan, untuk memberikan dukungan di daerah-daerah itu."
Respons tanggap darurat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa, kata Griffiths. Ia menambahkan, "tetapi di balik itu Anda memiliki masalah besar yang menjulang tentang kurangnya air minum yang layak untuk 700.000 orang itu di kedua sisi sungai yang dikuasai Ukraina dan yang dikuasai Rusia."
Â
Risiko Bencana Ranjau Darat hingga Instabilitas Reaktor Nuklir
Selain krisis air minum dan lahan pertanian yang banjir, hancurnya bendungan Kakhovka juga meningkatkan risiko bencana nuklir.
Masalah itu, kata Griffiths, terkait dengan kemungkinan minimnya ketersediaan air pendingin untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Pembangkit itu adalah yang terbesar di Eropa dan air pendinginnya telah dipasok dari bendungan Kakhovka.
Selain itu, Griffiths mencatat bahwa air juga telah mengalir deras ke daerah-daerah dengan ranjau darat dari perang "dan apa yang pasti akan kita lihat adalah ranjau yang mengambang di tempat-tempat di mana orang tidak mengharapkannya," mengancam orang dewasa dan terutama anak-anak.
Griffiths mengatakan dia dan kepala perdagangan PBB Rebeca Grynspan juga bekerja untuk memastikan perpanjangan Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam. Ukraina dan Rusia menjadi subjek perjanjian yang dimediasi Turki dan PBB. Perjanjian yang disepakati Juli 2022 ditujukan untuk membuka tiga pelabuhan Laut Hitam di Ukraina untuk ekspor biji-bijiannya.
Lebih dari 30.000 metrik ton gandum dan bahan makanan lainnya telah dikirim berdasarkan kesepakatan itu, yang menyebabkan penurunan harga pangan global yang meroket setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Ini telah diperpanjang tiga kali dan akan berakhir 17 Juli 2023 mendatang.
Bagian dari kesepakatan itu adalah sebuah memorandum yang ditandatangani oleh Rusia dan PBB yang bertujuan untuk mengatasi hambatan pengiriman makanan dan pupuk Rusia yang telah berulang kali dikeluhkan Moskow tidak terpenuhi.
Permintaan utama Rusia adalah pembukaan kembali pipa antara pelabuhan Togliatti Rusia di Sungai Volga dan pelabuhan Laut Hitam Odesa yang telah ditutup sejak serangan Rusia ke Ukraina. Itu membawa amonia, bahan utama pupuk.
"Membuka pipa itu dan mengirimkan amonia melintasi Laut Hitam ke belahan bumi selatan adalah prioritas bagi kita semua," kata Griffiths. "Amonia adalah bahan penting untuk ketahanan pangan global."
Advertisement