Liputan6.com, New Delhi - Studi terbaru yang dirilis Lancet memperkirakan bahwa 101 juta orang di India atau sekitar 11,4 persen dari populasi di negara itu menderita diabetes. Survei juga menemukan bahwa 136 juta orang atau 15,3 persen dari populasi kemungkinan menderita prediabetes.
Penelitian ilmiah yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes and Endocrinology dianggap sebagai yang pertama secara komprehensif mencakup setiap negara bagian untuk menilai beban negara atas penyakit tidak menular tersebut.
Baca Juga
Para peneliti mengatakan, mereka menemukan bahwa prevalensi diabetes pada populasi India jauh lebih tinggi dibanding perkiraan sebelumnya. WHO memperkirakan 77 juta orang menderita diabetes dan hampir 25 juta mengidap prediabetes.
Advertisement
"India adalah bom waktu," ungkap penulis utama studi dan direktur pelaksana di Pusat Spesialisasi Diabetes Dr Mohan, RM Anjana, seperti dilansir BBC, Minggu (!1/6/2023).
"Jika Anda memiliki prediabetes, konversi menjadi diabetes sangat cepat dalam populasi kami; lebih dari 60 persen orang dengan prediabetes akhirnya berubah menjadi diabetes dalam lima tahun ke depan."
Prevalensi tertinggi diabetes diamati di Goa, yaitu 26,4 persen; Puducherry 26,3 persen; dan Kerala persen.
Studi memperingatkan peningkatan tajam diabetes di negara bagian seperti Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, Bihar, dan Arunachal Pradesh di mana prevalensinya lebih rendah.
Selain itu, temuan studi mengungkapkan bahwa diabetes lebih sering terjadi di perkotaan daripada di pedesaan.
"Perubahan gaya hidup, peningkatan standar hidup, migrasi ke kota, jam kerja yang tidak menentu, kebiasaan menetap, stres, polusi, perubahan kebiasaan makan dan ketersediaan makanan cepat saji yang mudah adalah beberapa alasan mengapa diabetes meningkat di India," ungkap seorang konsultan diabetes di Rumah Sakit Bombay Rahul Baxi.
Meski demikian, Baxi menilai bahwa diabetes bukan lagi penyakit orang kaya atau mereka yang tinggal di kota.
"Saya melihat banyak pasien yang bepergian dari kota-kota kecil. Prevalensi pra-diabetes bahkan lebih tinggi dan banyak orang tidak terdiagnosis untuk waktu yang lama," imbuhnya.
Anak Muda Tidak Terkecuali
Lebih lanjut, Baxi mengatakan bahwa dia telah menemui banyak pasien yang lebih muda selama beberapa tahun terakhir.
"Saya telah melihat beberapa kasus anak-anak pasien saya yang baru saja memeriksakan kadar glukosanya di rumah karena orang tuanya memeriksa dan ternyata kadarnya tinggi!," ungkap Baxi.
Diabetes memengaruhi sekitar satu dari 11 orang dewasa di seluruh dunia dan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh.
Diabetes dibagi menjadi dua tipe. Tipe 1 adalah penyakit sistem kekebalan tubuh, yang menyerang pabrik insulin tubuh (sel beta), sehingga tidak ada cukup hormon untuk mengontrol kadar gula darah.
Adapun diabetes tipe 2 sebagian besar dilihat sebagai "penyakit gaya hidup" yang buruk karena lemak tubuh dapat memengaruhi cara kerja insulin.
Advertisement