Liputan6.com, Washington - Donald Trump tampil di muka publik untuk kali pertamanya pada Sabtu (10/6/2023), setelah resmi didakwa dalam kasus kesalahan penanganan dokumen (file) rahasia negara. Dia berpidato di konvensi Partai Republik di Columbus, Georgia, Amerika Serikat (AS), mengecam Kementerian Kehakiman AS (DoJ), FBI, dan pemerintahan Joe Biden, mengklaim bahwa dakwaan terhadap dirinya sebagai "parodi keadilan".
"Kita harus menentang... kiri radikal Demokrat, jaksa partisan mereka yang melanggar hukum... Setiap kali saya terbang di atas negara bagian biru (basis Demokrat), saya mendapat panggilan pengadilan," ungkap Trump seperti dilansir The Guardian, Minggu (11/6/2023), yang dinilai berusaha menjembatani kasus hukum yang dihadapinya dengan janji kampanyenya.
Baca Juga
"Saya telah mempertaruhkan segalanya dan saya tidak akan pernah menyerah. Saya tidak akan pernah ditahan. Saya tidak akan pernah berhenti berjuang untuk Anda."
Advertisement
Dalam serangannya terhadap DoJ dan FBI, Trump mengatakan, "Sekarang kaum Marxis sekali lagi menggunakan DoJ dan FBI yang sama korupnya, serta jaksa agung dan jaksa wilayah setempat untuk ikut campur... Mereka kembali curang... Mereka korup. Mereka harus dikalahkan. Anda harus mengalahkan mereka."
Trump menuduh pemerintahan Biden menunggangi DoJ, menyebut dakwaan terbaru terhadapnya konyol dan tidak berdasar serta merupakan penyalahgunaan kekuasaan paling mengerikan dalam sejarah AS. Satu-satunya hal baik tentang dakwaan terbaru, ungkap Trump, adalah meningkatkan dukungan publik terhadap dirinya dalam Pilpres AS 2024.
Presiden ke-45 itu tidak lupa merujuk ke kasus hukum serupa yang menjerat Biden, di mana sejumlah dokumen rahasia negara ditemukan di bekas kantor dan rumah Biden.
"Tidak ada yang terjadi pada Crooked Joe (Biden) dengan semua itu... Dia menyimpan begitu banyak dokumen rahasia. Ini adalah sarang orang sakit yang perlu segera dibersihkan," ungkap Trump, yang disambut sorakan pendukungnya.
Trump juga mengungkit kasus dokumen rahasia negara yang melibatkan mantan wakilnya, Mike Pence. Sejumlah file rahasia ditemukan di rumah Pence di Indiana.
"Mereka menyelidiki Mike Pence. Dia menyimpan dokumen rahasia, tidak ada masalah," ujar suami Melania Trump tersebut.
Biden dan Pence dilaporkan segera menyerahkan file rahasia negara setelah dokumen-dokumen itu ditemukan dan mengizinkan penggeledahan di properti mereka. Sementara Trump dituduh dengan sengaja menyembunyikannya.
Trump Resmi Dihadapkan pada 37 Dakwaan
Trump telah secara resmi dikenai 37 dakwaan pidana terkait dugaan penyimpanan dokumen rahasia negara secara ilegal setelah meninggalkan jabatannya pada tahun 2021.
Dakwaan yang diungkap ke publik pada Jumat (9/6) oleh DoJ, menuduh Trump salah menangani dokumen rahasia serta menghalangi keadilan, menjadikannya presiden AS pertama yang didakwa secara federal.
Menurut dakwaan, Trump menyimpan dokumen rahasia negara di "aula, kamar mandi, ruang kantor, kamar tidur, dan ruang penyimpanan" di resor Mar-a-Lago miliknya di Florida.
Dakwaan juga menambahkan bahwa Trump mengarahkan Walt Nauta, pelayan dan ajudannya, untuk memindahkan kotak berisi file rahasia demi "menyembunyikannya dari pengacara Trump, FBI, dan dewan juri". Nauta turut menghadapi dakwaan konspirasi untuk menghalangi keadilan.
Dokumen-dokumen yang diduga dimiliki Trump termasuk informasi mengenai pertahanan dan kemampuan senjata AS dan negara-negara asing; program nuklir AS; potensi kerentanan AS dan sekutunya terhadap serangan militer, dan rencana pembalasan sebagai tanggapan atas serangan asing.
Dakwaan tersebut datang selang dua bulan setelah dewan juri pengadilan Manhattan mendakwa Trump dengan 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis, termasuk skandal pembayaran uang tutup mulut kepada bintang film porno Stormy Daniels.
Trump dijadwalkan akan muncul di pengadilan federal di Miami pada Selasa (13/6) dan dapat menghadapi hukuman penjara jika terbukti bersalah.
Advertisement