Liputan6.com, Tokyo - Tetsuya Yamagami dijadwalkan hadir di Pengadilan Distrik Nara untuk sidang pada Senin 12 Juni sore waktu setempat. Ia seharusnya menjalani sidang terkait penembakan siang bolong mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe -- sebuah penembakan yang mengejutkan dunia pada Juli 2022 lalu.
Namun bangunan pengadilan tempatnya disidang terpaksa dikosongkan dan sidang dibatalkan akibat temuan barang mencurigakan, kabarnya sebuah kotak kardus yang dialamatkan ke Yamagami, dikirim ke pengadilan.
Mengutip AFP, Selasa (13/5/2023), pihak berwenang kemudian mengkonfirmasi kotak itu berisi dokumen dan tidak berbahaya, setelah membawanya ke area terbuka untuk diselidiki oleh penjinak bom, kata Jiji Press dan outlet lainnya.
Advertisement
Polisi dan pengadilan tidak segera mengonfirmasi detailnya.
Pengadilan Distrik Nara, mengutip Malaysian Insight, sebelumnya juga tidak dapat segera mengonfirmasi laporan outlet berita NHK dan lainnya, yang mengatakan bahwa situs tersebut dievakuasi setelah apa yang tampak seperti "tas tak dikenal" di pengadilan.
Tetsuya Yamagami yang berusia 42 tahun menghadapi tuduhan pembunuhan dan pelanggaran undang-undang pengendalian senjata, dan bisa menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah terkait penembakan Shinzo Abe.
Dia dilaporkan menargetkan Abe - politikus paling terkenal di Jepang dan perdana menteri terlama - karena hubungannya dengan Gereja Unifikasi, sekte global yang anggotanya kadang-kadang disebut sebagai "Moonies".
Tersangka diyakini membenci gereja atas sumbangan besar yang diberikan ibunya yang membuat keluarganya bangkrut.
Shinzo Abe meninggal setelah ditembak dengan senjata rakitan saat berbicara di acara kampanye di Nara.
Pembunuhan tersebut menyebabkan pengawasan atas apa yang diakui pihak berwenang sebagai kekurangan keamanan, dan menyebabkan pengunduran diri kepala polisi Jepang.
Sebelum sidang Senin 12 Juni dibatalkan, Tetsuya Yamagami menjalani pemeriksaan psikiatri yang berakhir pada Januari.
Â
Sekilas Tentang Tetsuya Yamagami
Tetsuya Yamagami telah menghabiskan tiga tahun di angkatan laut setelah masa kanak-kanak yang dilaporkan ternodai oleh bunuh diri sang ayah dan dugaan pengabaian serta pengabdian ibunya pada kegiatan gereja.
Rincian latar belakang si penembak telah memicu kemarahan di Jepang terhadap Gereja Unifikasi dan mengumpulkan simpati terhadap Yamagami, dengan para pendukung menunjukkan dukungan untuknya melalui sumbangan dan petisi yang menyerukan keringanan hukuman.
Gereja Unifikasi didirikan di Korea pada 1950-an oleh Sun Myung Moon.
Dalam surat yang diterbitkan oleh media Jepang, Yamagami menuduh Abe mendukung sekte tersebut dan menyatakan kebenciannya terhadap kelompok tersebut.
Sementara pihak gereja telah mengkonfirmasi keanggotaan ibunya tetapi menolak untuk menentukan jumlah sumbangan yang dia berikan, yang menurut laporan mungkin berjumlah sekitar 100 juta yen atau sekitar Rp 10,6 miliar.
Â
Advertisement
PM Jepang Dilempar Bom Asap
Kurang dari setahun setelah kematian Abe, pada bulan April lalu, seorang pria melemparkan alat peledak yang diidentifikasi sebagai bom asap ke arah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Insiden itu terjadi sesaat sebelum dia menyampaikan pidato kampanye di Kota Wakayama.
Pemimpin Jepang itu lolos tanpa cedera, tetapi fakta bahwa seorang penyerang dapat melemparkan perangkat itu dari jarak dekat memicu kritik baru terhadap pengaturan keamanan di Jepang.