Liputan6.com, Paris - Pada tahun 1785, balon udara masih menjadi sebuah penemuan baru yang dikagumi dan digemari banyak orang.
Melansir National Geographic, Rabu (14/6/2023), pelopor balon udara, Jean-Francois Pilatre de Rozier dan pilotnya Pierre Romain tewas karena balon mereka terbakar pada 15 Juni 1785, kecelakaan itu menjadi kecelakaan balon udara pertama yang menyebabkan kematian.
Baca Juga
Disebutkan bahwa terbakarnya balon mereka kemungkinan disebabkan oleh percikan api. Balon udara itu jatuh saat mencoba menyeberangi Selat Inggris.
Advertisement
Mirisnya, Rozier bukan hanya menjadi yang pertama tewas dalam kecelakaan balon udara, ia juga merupakan orang pertama yang berhasil terbang dengan balon tanpa tali pada tahun 1783, dua tahun sebelum kematiannya.
Perjalanannya mengukir sejarah balon udara dimulai ketika ia bertemu dengan Montgolfier bersaudara yang saat itu sedang bereksperimen dengan balon udara.
Setelah menyaksikan demonstrasi publik pertama dari penerbangan balon tak berawak pada Juni 1783, Rozier mengusulkan untuk naik ke ketinggian 100 meter dengan menggunakan keranjang yang terpasang pada balon.
Rozier dan Pierre Romain lepas landas dari Boulogne-sur-Mer, Paris, pada tanggal 15 Juni 1785.
Setelah sekitar 27 menit, mereka akhirnya mencapai ketinggian 1.700 kaki.
Namun, angin kencang membawa percikan api dari tungku ke balon atas. Api menghabiskan balon dan kedua pria itu jatuh ke tanah sekitar 300 meter dari tepi air.
Rozier tewas seketika, sementata Romain masih bernapas saat bantuan tiba. Namun, ia tetap tak terselamatkan, mengutip Amusing Planet.
Pertemuan dengan Montgolfier Bersaudara
Rozier adalah seorang profesor fisika dan kimia di Reims dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prancis, tulis American Physical Society di situsnya.
Montgolfier bersaudara berasal dari keluarga besar di Annonay, Prancis, sukses dalam bisnis pembuatan kertas selama beberapa generasi.
Dua bersaudara itu sudah terlebih dahulu membuat beberapa percobaan balon udara dalam ruangan. Bermula dari pemikiran mereka bahwa asap dapat mengangkat potongan kertas.
Montgolfier bersaudara tidak begitu memahami fisika, tetapi, bahkan dengan pemahaman mereka yang buruk, percobaan mereka mampu menghasilkan sebuah balon udara yang berfungsi.
Balon berdiameter sepuluh meter tanpa penumpang dipamerkan pada tanggal 4 Juni 1783. Ditambatkan ke tanah, balon tersebut terbang tinggi di atas pasar di Annonay, Paris.
Kemudian, pada tanggal 21 November 1783, balon dengan penumpang manusia pertama siap diterbangkan.
Rozier mengajukan diri untuk menjadi orang pertama yang terbang dengan balon udara tanpa tali. Ia naik ke ketinggian sekitar 3000 kaki dan melayang sekitar 25 menit sebelum mendarat di pinggiran kota.
Advertisement
Petaka Kebakaran Balon Udara di Meksiko Tewaskan 2 Orang, Penumpang Panik Melompat
Tahun-tahun berikutnya, bahkan hingga saat ini, tak jarang kecelakaan maut balon udara terjadi. Salah satunya yang baru-baru ini terjadi di Meksiko.
Petaka balon udara kembali terjadi. Kali ini insiden kebakaran wahana itu terjadi di Meksiko.
"Dua orang tewas setelah balon udara yang terbang di dekat situs arkeologi Teotihuacan yang terkenal di Meksiko terbakar," kata pemerintah setempat, Sabtu 1 April 2023 yang dikutip dari AFP, Senin (3/4/2023).
"Para penumpang melompat dari balon udara," kata pemerintah negara bagian Meksiko dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa seorang anak menderita luka bakar.
Pemerintah negara bagian Meksiko mengidentifikasi para korban sebagai seorang wanita berusia 39 tahun dan seorang pria berusia 50 tahun, tanpa menyebutkan nama mereka. Dikatakan juga seorang anak di bawah umur itu menderita luka bakar tingkat dua di wajah serta patah tulang paha kanan.
Tidak disebutkan apakah ada penumpang lain saat terjadi kebakaran di balon udara itu.
Kecelakaan Balon Udara Jatuh di Cappadocia Turki, 2 WN Spanyol Tewas
Oktober tahun lalu, kecelakaan maut lainnya terjadi di Turki yang menewaskan dua orang turis.
Dua warga Spanyol tewas dan tiga lainnya cedera ketika balon udara yang mereka tumpangi jatuh akibat angin kencang yang tiba-tiba datang ke Cappadocia, Turki, kata pihak berwenang setempat.
“Balon udara itu turun tiba-tiba pada pukul 08.50 waktu setempat setelah angin kencang datang,” kata kantor gubernur di Nevsehir.
Balon udara itu lepas landas dari sebuah biara di dekat Kota Avanos dan membawa 28 turis, ada dua awak di dalamnya, dikutip dari Straits Times, Rabu (19/10/2022).
Pihak berwenang mengatakan, mereka telah meluncurkan penyelidikan atas kecelakaan itu.
Balon udara adalah daya tarik utama di Cappadocia, Turki yang terkenal dengan desa-desa troglodyte kuno dan tempat wisata lainnya.
Ada beberapa kecelakaan balon dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2013, tiga turis Brasil tewas dan 22 orang lainnya terluka ketika dua balon udara bertabrakan.
Advertisement