Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menggelar rapat politik untuk membahas peningkatan ekonominya yang terseok-seok dan meninjau strategi pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ketegangan dengan sejumlah negara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un disebut menginisiasi dan hadir secara fisik dalam pertemuan itu, demikian seperti dikutip dari The Globe and Mail (17/6/2023).
Baca Juga
Para ahli telah menggarisbawahi kesulitan ekonomi Korea Utara yang disebabkan kebijakan isolasi-nya; sanksi yang dijatuhkan AS; dan penurunan perdagangan dengan Tiongkok selama pandemi COVID-19.
Advertisement
Rapat pleno besar Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara juga digelar ketika Amerika Serikat mengirim kapal selam bertenaga nuklir ke Korea Selatan dalam unjuk kekuatan kepada Korea Utara.
Tindakan AS dianggap merespons langkah Pyongyang yang telah meningkatkan pengujian rudal berkemampuan nuklir dalam beberapa bulan terakhir.
Selama hari pertama pertemuan pada Jumat 16 Juni, kantor berita resmi Korea Utara KCNAÂ mengatakan, pejabat partai meninjau kampanye ekonomi negara itu untuk paruh pertama tahun 2023, dan membahas kebijakan luar negeri dan strategi pertahanan untuk "mengatasi situasi internasional yang berubah."
KCNA tidak merinci apa yang dibahas atau menyebutkan komentar apa pun yang dibuat oleh Kim. Dikatakan pertemuan akan berlanjut setidaknya untuk satu hari lagi pada Sabtu 17 Juni.
Â
Aktifitas Militer di Semenanjung Korea Meningkat
Media menyebut bahwa pertemuan itu memiliki sangkut-paut dengan berbagai aktivitas militer di kawasan Semenanjung Korea.
AS mengerahkan kapal perang USS Michigan pada Jumat 16 Juni untuk latihan bersama dengan Korea Selatan.
Sehari sebelumnya, Kamis 15 Juni Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut timurnya sebagai tanggapan atas latihan bersama AS-Korsel itu.
Pyongyang telah mengutuk latihan gabungan AS-Korsel itu sebagai latihan invasi dan menggunakan argumen itu guna menjustifikasi uji coba rudal.
Senjata yang diuji oleh Korea Utara tahun ini termasuk rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang dirancang untuk mencapai daratan AS, dan berbagai senjata jarak pendek yang menargetkan Korea Selatan dan Jepang.
Korea Utara telah melakukan sekitar 100 uji coba rudal sejak awal 2022.
Advertisement