Liputan6.com, Barcelona - Bom mobil yang meledak di Barcelona tepat 36 tahun lalu sampai hari ini masih menyisakan luka mendalam bagi para korban maupun kerabatnya.
Sebanyak 15 orang diberitakan kehilangan nyawa hari itu, termasuk seorang wanita yang sedang hamil muda. Selain korban tewas, 35 orang lainnya diketahui luka-luka.
Baca Juga
Melansir The Guardian, pada 19 Juni 1987, sebuah bom mobil meledak di tempat parkir bawah tanah di bawah supermarket Barcelona.
Advertisement
Tempat itu disebut sedang ramai ketika serangan bom memorak-porandakan lokasi tersebut. Ledakan ini bahkan disebut sebagai salah satu serangan terburuk oleh kelompok teroris Basque ETA.
Serangan bom tersebut rupanya bukan yang pertama, ETA juga bertanggung jawab atas tujuh serangan bom mobil yang terjadi sebelumnya di kota tersebut.
Rangkaian serangan ETA sudah dimulai sejak akhir tahun 1986, sejak keluarnya pengumuman bahwa Barcelona akan menjadi tuan rumah Olimpiade 1992.
Surat kabar Catalan Avui mengatakan bahwa mereka menerima pesan peringatan beberapa menit sebelum ledakan dari seorang penelepon yang mengaku berbicara atas nama ETA (Basque Homeland and Freedom).
Namun, disebutkan bahwa tidak ada cukup waktu untuk mengevakuasi gedung karena rentang waktu pesan itu diterima hingga bom meledak sangatlah singkat.
Menurut pernyataan polisi, Gubernur Sipil Barcelona, Ferran Cardenal, menerima telepon peringatan 45 menit sebelum ledakan.
Penelepon tersebut tidak mengatakan di mana bom itu dan polisi juga tidak berhasil menemukannya.
Meledak di Jam Sibuk, Sedang Ramai Pengunjung
Insiden bom mobil ini tentu menjadi kabar mengejutkan bagi seantero negara.
Perdana Menteri Spanyol saat itu, Felipe Gonzalez, bahkan membatalkan kunjungannya ke Brasil setelah menerima kabar duka itu.
Serangan bom terjadi di waktu sore ketika jam sibuk. Supermarket besar itu terhubung dengan department store yang penuh sesak oleh orang-orang yang berbelanja di akhir pekan.
Saksi mata menyebutkan bahwa ledakan tersebut memicu kepanikan dan bahkan kebakaran di supermarket.
Bom itu diyakini diletakkan dalam sebuah mobil di lantai pertama tempat parkir, di bawah toko lima lantai itu.
Sebagian besar dari mereka yang tewas berada di lantai di bawah ledakan. Asap yang tebal menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk menjangkau para korban.
Seminggu sebelumnya, ETA sempat meledakkan dua bom di salah satu kilang minyak terbesar Spanyol di Tarragona, selatan Barcelona.
Aksi tersebut menyebabkan kerusakan dan kerugian lebih dari lima juta poundsterling (96 miliar rupiah), dan memaksa 20.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Advertisement
2 Bom Mobil Bunuh Diri Meledak di Irak, 32 Tewas dan Puluhan Orang Terluka
Tahun 2012 lalu, hal serupa terjadi di Irak, negara itu dihebohkan dengan dua bom yang meledak di waktu dan lokasi yang tidak jauh berbeda.
Sebuah bom mobil meledak dan menewaskan sedikitnya 32 orang di ibu kota Irak tepat 11 tahun yang lalu.
Selain korban tewas, puluhan lainnya pun terluka. Bom itu meledak ketika para peziarah sedang berkumpul untuk acara keagamaan, mengutip Al Jazeera, Kamis (15/6/2023).
Terdapat dua ledakan bom mobil Sabtu (16/6/2012) itu, berlokasi di dekat distrik Kadhimiya Baghdad.
Bagian-bagian tubuh dan potongan pakaian bertebaran di sepanjang rute yang digunakan para peziarah itu.
Mereka berkumpul untuk memperingati kematian Imam Syiah Moussa al-Kadhim, cicit Nabi Muhammad.
Ledakan bom mobil pertama terjadi sekitar pukul 12.15 waktu setempat, di jalan raya dekat Shuala di Baghdad utara, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri.
Sebanyak 14 orang tewas dan 32 lainnya luka-luka, menurut pernyataan pejabat setempat.
Aksi Teroris Bom Mobil Meledak Dekat Gereja Nigeria, 15 Orang Tewas
Tak hanya Irak dan Spanyol, aksi-aksi terorisme serupa juga banyak terjadi di negara lain, salah satunya yaitu Nigeria.
Bom bunuh diri meledak di dekat sebuah gereja di pinggiran Kota Bauchi, Nigeria Utara, tepat 11 tahun lalu.
Melansir Al Jazeera, Rabu (31/5/2023), saksi dan pejabat melaporkan sedikitnya ada 15 korban jiwa, tidak termasuk pelaku bom bunuh diri, dan lebih dari 30 orang terluka.
Pembom menargetkan gereja Living Faith pada pagi itu, di lingkungan dekat bandara di Bauchi, ibu kota negara bagian Bauchi, setelah berkendara ke kompleks gereja.
Al Jazeera melaporkan bahwa bom itu meledak di sebuah pos pemeriksaan polisi.
“Penyerang mencoba melewati barikade dan polisi bergerak untuk menyelidiki,” isi laporan tersebut.
Palang Merah mengatakan bahwa lebih dari 30 orang dirawat di rumah sakit.
Adamu Abubaker anggota tim Palang Merah mengatakan, “Polisi cenderung merasa mampu menggagalkan serangan itu.”
“Akan jauh lebih buruk jika pelaku bom bunuh diri mampu menembus gedung,” tambahnya.
Advertisement