Sukses

Lansia di India Utara Diimbau Tetap di Rumah Siang Hari, Cuaca Panas Ekstrem Capai 42 Derajat Celcius

Cuaca panas ekstrem yang melanda India pada April hingga Juni. Tetapi, suhu panas menjadi lebih intens dalam dekade terakhir, diperkirakan akibat perubahan iklim. Dalam dua hari terakhir di India utara 34 lansia tewas.

Liputan6.com, New Delhi - Usai 34 orang tewas dalam dua hari terakhir di negara bagian Uttar Pradesh, India utara akibat cuaca panas ekstrem, dokter menyarankan pada Sabtu 17 Juni 2023 agar warga lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun tetap berada di dalam rumah pada siang hari. 

Saran ini dikemukakan lantaran seluruh korban tewas di Distrik Ballia di India utara, berusia di atas 60 tahun dan memiliki penyakit bawaan sebelumnya, sehingga keadaannya semakin buruk akibat panas yang menyengat. 

Seperti dilansir Channel News Asia, Minggu (18/6/2023), Kepala Petugas Medis Ballia Jayant Kumar mengatakan sebanyak 23 kematian dilaporkan pada hari Kamis, dan 11 lainnya pada hari Jumat.

"Semua orang menderita beberapa penyakit dan kondisi mereka memburuk karena panas yang ekstrem," kata Kumar.

Kumar mengatakan sebagian besar kematian itu akibat serangan jantung, stroke dan diare.

Diwakar Singh, petugas medis lainnya, mengatakan bahwa para lansia dirawat di rumah sakit utama Ballia dalam kondisi kritis.

"Orang lanjut usia juga rentan terhadap panas ekstrem," katanya.

Data Departemen Meteorologi India menunjukkan Ballia melaporkan suhu maksimum 42,2 derajat Celcius pada hari Jumat, yaitu 4,7 derajat Celcius di atas kondisi normal.

2 dari 2 halaman

Suhu Panas Picu Pemadaman Listrik

Akibat suhu panas yang ekstrem, pemadaman listrik terpaksa dilakukan di seluruh negara bagian sehingga banyak orang tidak memiliki akses terhadap air ledeng, kipas angin atau AC. Banyak warga kemudian melakukan protes. 

Ketua Menteri Uttar Pradesh Yogi Adityanath meyakinkan publik bahwa pemerintah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan listrik tidak terputus di negara bagian tersebut.

Dia mengimbau warga untuk bekerja sama dengan pemerintah dan menggunakan listrik secara bijak.

"Setiap desa dan setiap kota harus mendapat pasokan listrik yang cukup selama panas terik ini. Jika ada kesalahan, harus segera ditangani," katanya.

Sebagian besar wilayah di India, umumnya mengalami panas di bulan April hingga Juni. Tetapi, suhu panas menjadi lebih intens dalam dekade terakhir.

Selama gelombang panas, India juga mengalami kekurangan air yang parah, dengan puluhan juta dari 1,4 miliar penduduknya kekurangan air bersih.

Sebuah studi oleh World Weather Attribution, sebuah kelompok akademik yang meneliti sumber panas ekstrem, menemukan bahwa gelombang panas ekstrem pada bulan April yang melanda sebagian Asia Selatan, setidaknya 30 kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.

Video Terkini