Liputan6.com, Peshawar - Tahun 2013 lalu, kelompok bersenjata menembaki sebuah masjid Muslim Syiah di mana jamaah berkumpul untuk salat Jumat di Pakistan.
Tak hanya itu, seorang pembom bunuh diri kemudian meledakkan bahan peledaknya di dalam masjid dan menewaskan 15 orang, melansir AP, Senin (19/6/2023).
Baca Juga
Menurut polisi, serangan tanggal 21 Juni itu ditujukan untuk sekte minoritas.
Advertisement
Kekacauan itu menghantam kota Peshawar, yang berada di pinggiran wilayah kesukuan Pakistan.
Daerah itu telah lama menjadi target dari sejumlah pengeboman sejak beberapa tahun sebelumnya.
Tiga orang dari kelompok terlarang ini memulai serangan di masjid, yang terletak di dalam sebuah sekolah agama Syiah, dengan menembaki seorang polisi yang sedang berjaga di luar.
Pejabat polisi senior, Shafiullah Khan, mengatakan bahwa polisi tersebut terluka parah.
Setelah itu, para militan mulai memasuki masjid dan salah satu dari mereka meledakkan rompi bom bunuh diri.
Dua militan lainnya kemudian melarikan diri dan polisi segera melakukan operasi pencarian untuk menemukan mereka.
Khan menyebutkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan kematian 15 orang dan banyak lainnya terluka.
Zawar Hussain, seorang saksi yang saat itu sedang berada di dalam masjid, mengatakan bahwa suara tembakan memicu kepanikan di antara sekitar 300 jemaah.
“Setelah ledakan itu, saya jatuh. Orang-orang menangis minta tolong,” kata Hussain.
“Saya melihat mayat dan jemaah yang terluka parah di mana-mana.”
Marak Serangan Serupa Beberapa Tahun Sebelumnya
TV lokal menunjukkan bagaimana kondisi di lokasi kejadian. Terlihat darah berceceran di lantai dan dinding masjid dan pecahan kaca mengotori lantai.
Selain itu, dinding dan langit-langit dipenuhi oleh lubang yang disebabkan oleh bola-bola yang dikemas dengan bahan peledak, memang ditujukan untuk membuat kerusakan dan sebanyak mungkin korban jiwa.
Pakaian para korban dipenuhi oleh darah sementara petugas penyelamat datang dan segera melakukan tindakan penyelamatan.
Meskipun sebagian besar Sunni dan Syiah hidup damai bersama di Pakistan, negara ini memiliki sejarah panjang serangan sektarian oleh kaum radikal di kedua sisi.
Sebagian besar serangan dalam beberapa tahun sebelumnya dilakukan oleh Sunni radikal terhadap Syiah.
Kekerasan sektarian menghadirkan tantangan signifikan bagi pemerintah Pakistan yang saat itu baru saja berganti.
Aktivis hak asasi manusia dan anggota komunitas Syiah sempat melayangkan kritik kepada pemerintah sebelumnya karena gagal berupaya menghentikan serangan yang terus-menerus terjadi.
Advertisement
Serangan Bom Bunuh Diri di Pakistan, 3 WN China Dalam Van Tewas
Tak berakhir di tahun 2013, hingga tahun lalu pun masih ada serangan serupa yang terjadi di negara tersebut.
Serangan bom bunuh diri melanda sebuah van di selatan Kota Karachi, Pakistan. Polisi pada Selasa 26 April 2022 mengatakan tiga warga China dan sopir lokal tewas dalam peristiwa tersebut.
Laporan VOA Indonesia yang dikutip Rabu (27/4/2022) menyebut, seorang polisi senior mengatakan kepada wartawan, para korban sedang dalam perjalanan ke Institut Konfusius yang dibangun China ketika ledakan bom menghantam mobil van mereka di pintu masuk lembaga pendidikan itu.
Di antara korban tewas terdapat direktur institut tersebut, dan dua guru perempuan. Seorang warga negara China lainnya dan seorang sopir berkewarganegaraan Pakistan mengalami luka-luka.
Kepala Kepoisian Karachi Ghulam Nabi Memon mengatakan ledakan itu mungkin dilakukan oleh seorang pelaku bom bunuh diri, tetapi penyelidikan masih berlangsung.
3 Tentara Pakistan Tewas dalam Serangan Teroris di Perbatasan Pakistan
Selain serangan bom bunuh diri, beragam aksi lainnya juga kerap terjadi. Salah satunya yaitu serangan teroris September tahun lalu yang menyebabkan kematian tiga orang tentara.
Tiga tentara Pakistan tewas dalam serangan teroris di distrik Kurram di provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut Pakistan, kata militer Pakistan, Selasa (13/10/2022).
Para teroris dari sisi perbatasan Afghanistan menembaki pasukan di distrik Kurram di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, demikian pernyataan dari Hubungan Masyarakat Antar-Layanan, sayap media militer.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa pasukan Pakistan merespons dengan cara yang tepat, namun tiga tentara tewas dalam baku tembak.
Para teroris juga mengaku pihaknya menjadi korban serangan balasan.
Pakistan mengutuk keras penggunaan wilayah Afghanistan untuk kegiatan teroris, kata pernyataan itu.
Tentara Pakistan bertekad untuk mempertahankan perbatasan Pakistan dari ancaman terorisme, tambah perwakilan dari militer Pakistan.
Advertisement