Sukses

Asal Muasal Hidangan Tumis Batu dari China yang Kini Jadi Viral

Hidang unik dari China yang merupakan tumis batu kini viral di media sosial. Berikut asal muasal terbuatnya hidangan itu dan cara memakannya yang benar.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah jajanan China baru-baru ini viral karena terbuat dari bahan yang cukup susah untuk dicerna, yang benar-benar secara harafiah tidak dapat ditelan. Terbuat dari bebatuan sungai yang ditumis dengan bumbu dan rempah-rempah.

Dari mana asal muasal hidangan unik itu pertama kali dibuat dan bagaimana cara Anda memakannya?

Melansir dari Oddity Central, Jumat (23/6/2023), jajanan unik bernama Suodiu ini terdiri dari bebatuan sungai kecil yang ditumis dengan campuran rempah-rempah dan bumbu. Anda seharusnya menghisap batu-batu itu dan kemudian dikeluarkan lagi, bukan ditelan.

Makanan yang diterjemahkan secara harafiah suck and throw away (hisap dan buang), suodiu diyakini telah ditemukan ratusan tahun yang lalu oleh tukang perahu yang terdampar di tengah sungai tanpa makanan asli saat bekerja mengantarkan barang.

Untuk mengelabui perut mereka, mereka akan menumis beberapa kerikil sungai dengan berbagai bumbu dan kemudian menyedot batu-batu itu sampai kering.

Hidangan tradisional ini diwariskan melalui beberapa generasi, dan saat ini pedagang pinggir jalan di China kadang-kadang terlihat menggoreng tumpukan batu sungai dengan minyak cabai, saus bawang putih, sejumlah siung bawang putih, dan campuran rempah-rempah.

Seperti yang terlihat dalam video viral di Xiaohongshu, Instagram versi China, menunjukkan cara memasak suodiu di warung pinggir jalan. Hal tersebut memicu rasa penasaran jutaan orang.

Bukan hanya kekhasan hidangan yang menarik perhatian pemirsa, tetapi juga harga yang mahal yaitu 16 yuan (Rp 33 ribu) per porsi, mengingat hampir tidak ada makanan yang bisa dimakan secara nyata.

2 dari 4 halaman

Rasa Saus yang Berbeda

Beberapa orang bahkan tidak ingin menyebutnya makanan, apalagi membayar untuk membelinya.

Namun, patut dicatat bahwa mereka menggunakan bebatuan sungai karena tampaknya seiring waktu mereka memperoleh rasa kehidupan laut. Jadi dengan menghisap makanan suodiu ini, Anda akan mendapatkan rasa ikan yang dipadukan dengan bumbu.

Setelah Anda menyedot semua bebatuan, Anda akan mendapatkan sausnya, yang menurut beberapa orang memiliki rasa amis yang berbeda dari batu sungainya.

Hanya saja, jangan terbawa suasana dan mengunyah bebatuan kecuali Anda merindukan dokter gigi.

"Apakah saya harus mengembalikan batu-batunya kepada Anda setelah saya selesai?" salah satu pelanggan terdengar bertanya di salah satu video viral yang beredar di media sosial China, di mana penjual menjawab, "Bawa mereka pulang sebagai oleh-oleh."

3 dari 4 halaman

Hidangan Unik Lain, Rame Topping Katak Utuh

Ramen merupakan masakan mi kuah asal Jepang yang sudah tak asing lagi bagi banyak masyarakat Indonesia. Terlebih, kini banyak pula dibuka warung-warung ramen dengan harga beragam.

Biasanya, ramen kerap disajikan dengan aneka topping sebagai pelengkap. Mulai dari daging ayam, sapi, bakso ikan hingga telur. Tentu saja topping dari ramen yang disajikan ini juga menentukan harga.

Namun, pernahkah kamu mendengar adanya ramen dengan topping katak? Meski terdengar cukup aneh, nyatanya ramen tersebut benar-benar ada. Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Sabtu (17/6/2023) sebuah warung ramen di Yunlin, Taiwan inilah yang menjual ramen dengan topping katak utuh.

Ramen yang berisi katak utuh ini bahkan menjadi sajian spesial di restoran tersebut. Nama dari menu ramen ini diketahui bernama 'Frog Frog Frog ramen'. Tak sedikit netizen yang dibuat penasaran dengan item baru dari restoran ramen ini.

4 dari 4 halaman

Bisa Membeli Hanya Untuk Foto Saja

Adanya media sosial memang cukup berpengaruh terhadap menu makanan unik yang disajikan ini. Bahkan, tempat makan tersebut juga menyedikaan ramen katak bagi siapa saja yang ingin memotretnya. Tentunya, ada harga juga yang harus dibayarkan.

Jika memesan ramen untuk dikonsumsi, para pelanggan harus merogoh kocek sebesar Rp 110 ribu per mangkuknya. Namun, jika hanya ingin memotret, pelanggan cukup membayarkan sebesar Rp 47 ribu saja.

Sang pemilik kedai ramen tersebut menyebutkan jika menu makanan ini terinspirasi dari isopod ramen yang sempat viral beberapa waktu lalu. Tak hanya itu saja, mengonsumsi katak menjadi hal yang lumrah dilakukan di sekitar Yunlin hingga memutuskan untuk membuat ramen dengan sentuhan lokal sendiri.

Untuk baca secara lengkap, klik di sini.