Sukses

Dubes RRC Lu Kang Kecam AUKUS dan NATO Versi Asia-Pasifik

Dubes China Lu Kang memberikan pernyataan keras tentang AUKUS dan NATO.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Republik Rakyat China untuk Indonesia, Lu Kang, memberikan pernyataan tegas soal aliansi AUKUS dan potensi kehadiran NATO versi Asia-Pasifik. Terkait AUKUS, tiga negara anggotanya disebut melanggar aturan internasional.

Aliansi AUKUS terdiri dari Australia, Britania Raya, dan Australia. Lu Kang berkata aturan yang dilanggar adalah dari badan energi atom internasional. 

"Kerja sama kapal selam nuklir AS, Britania Raya, Australia secara blak-blakan melanggar pasal 2 dari pasal International Atomic Energy Agencies. Hal tersebut akan merusak rezim non-proliferasi nuklir internasional dan melemahkan kepentingan keamanan negara-negara kawasan," ujar ujar Dubes RRC Lu Kang di acara International Seminar on China's Ä°nfluence in the Middle East and Prospect for Stability and Peace yang digelar School of Strategic and Global Studies (SSGS) Universitas Indonesia, Senin (26/6/2023).

Pada pasal 2 Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT), tiap negara dilarang mendapatkan senjata nuklir, meski pihak AUKUS berdalih kapal selam bertenaga nuklir itu bukan senjata nuklir. 

Dubes China lantan menyerukan agar semua pihak menghormati kawasan Asia Tenggara yang bebas dari nuklir. 

Tolak NATO 

Selain itu, Lu Kang mengingatkan pula agar tidak ada yang namanya NATO versi Asia Pasifik. Ia berkata bahwa NATO adalah produk perang dingin, sehingga jangan dibawa-bawa ke kawasan Asia-Pasifik agar situasi tidak seperti di Eropa yang notabene sedang berkonflik.

"Baru-baru ini ada upaya untuk mengenalkan NATO ke kawasan ini, atau bahkan menciptakan versi Asia-Pasifik dari NATO," kata Dubes Lu Kang. "Kita seharusnya tidak membiarkan tragedi yang sudah terjadi di Eropa untuk terulang kembali di Asia-Pasifik."

Sebelumnya, pemerintah China memang sempat meributkan masalah NATO versi Asia-Pasifik. China protes keras akan kehadiran markas NATO di Jepang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

'Pembisik' Vladimir Putin Tuduh AS Bikin NATO Versi Asia, Sindir AUKUS

Sebelumnya pernah dilaporkan, Federasi Rusia memberikan kritik kepada Amerika Serikat yang dianggap mencoba membuat NATO versi Asia. Kritikan itu juga menyenggol aliansi AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. 

Kritikan itu berasal dari Nikolai Patrushev yang terkenal sebagai salah satu 'pembisik' atau penasihat terdekat Vladimir Putin. Patrushev merupakan sekretaris dari Dewan Keamanan Rusia. 

Patrushev sudah kenal Vladimir Putin sejak mereka berdua bekerja sebagai intelijen di KGB.

Strategi Indo-Pasifik AS adalah upaya untuk membuat NATO Asia. Aliansi baru ini akan menjadi blok agresif lainnya yang diarahkan kepada China dan Rusia dan akan digunakan untuk menundukkan negara-negara independen," ujar Patrushev dalam wawancaranya pada 27 Maret 2023 dengan media Rusia.

Wawancara itu disebarkan oleh pihak Kedutaan Besar Rusia di Jakarta. 

Terkait isu Indo-Pasifik, pemerintahan Presiden AS Joe Biden memang sedang memberikan fokus yang kuat di kawasan Indo-Pasifik yang dianggap penting secara ekonomi.

Patrushev turut mengkritik persenjataan dari Angkatan Laut Australia, termasuk kapal selam bertenaga nuklir, serta bantuan terhadap Taiwan dan Korea Selatan.

"Mempersenjatai ulang Angkatan Laut Australia, termasuk bantuan nuklir kapal selam, dan dukungan militer dari Taiwan dan Korea Selatan memiliki tujuan jangka panjang untuk mendirikan dominasi AS dan NATO pada Eurasia di sisi kirinya," ucapnya.

Patrushev juga meragukan bahwa Amerika Serikat akan tetap kuat sebab ada pertikaian politik antara Partai Demokrat dan Partai Republik, serta isu terkait ras dan transgender.

"Otoritas AS tidak tahu apa yang mereka lakukan dan pelan-pelan menghancurkan diri mereka. Masalah Amerika adalah ia telah terbawa dengan bermain permainan geopolitik dan membiarkan masalah-masalah mereka sendiri tidak terurus," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.