Liputan6.com, Quebec - Disebut sebagai salah satu kecelakaan kereta paling mematikan di Kanada, kereta Grand Truck yang jatuh pada 1864 jadi penyebab 99 orang kehilangan nyawa.
Kereta jatuh pada dini hari tanggal 29 Juni 1864 dengan 458 penumpang yang sebagian besarnya merupakan imigran Jerman dan Polandia, mengutip laman The Canadian Encyclopedia.
Baca Juga
Pada pukul 01.10, kereta yang terdiri dari 11 gerbong tersebut melewati jembatan Beloeil, Saint-Hilaire, Québec, dan jatuh ke celah jembatan ayun yang berada di atas Sungai Richelieu itu, melansir CBC.
Advertisement
Kedalaman air sungai tempat kereta itu mendarat adalah sekitar sepuluh kaki, mengutip The New York Times.
Gerbong-gerbong kereta itu saling bertumpuk satu sama lain, pemandangan yang disebut sangat mengerikan.
Proses evakuasi dilakukan dan pada pukul 08.15, 34 jasad kemudian ditemukan, dengan puluhan orang lainnya terluka parah.
Angka korban tewas akhir diumumkan yaitu sebanyak 99 orang dengan 100 lebih penumpang lainnya terluka.
Insiden itu mengakibatkan kereta-kereta lain yang berangkat dari Quebec ditunda.
Disebutkan bahwa kereta jatuh karena insinyur kereta atau lebih dikenal dengan masinis, melanggar aturan untuk berhenti sejenak sebelum melewati jembatan. Baik insinyur maupun konduktor tidak melihat lampu merah yang menandakan kereta harus berhenti.
Pria itu selamat dengan luka ringan, tetapi tanggung jawab amat berat harus dipikulnya. Sementara sang konduktor kereta disebut termasuk dalam korban tewas.
Hingga saat ini, kecelakaan tersebut masih masuk ke dalam daftar kecelakaan paling mematikan dalam sejarah Kanada.
Kesalahan Sistem Sinyal Jadi Penyebab Kecelakaan Kereta India yang Tewaskan Hampir 300 Orang
Dengan jumlah korban tewas yang lebih banyak, kecelakaan mematikan lainnya baru-baru ini terjadi di India.
Kecelakaan kereta api di India timur yang menewaskan hampir 300 orang dan melukai ratusan lainnya disebabkan oleh kesalahan dalam sistem sinyal elektronik yang menyebabkan kereta salah mengubah jalur, kata menteri kereta api India, Minggu 4 Juni 2023.
"Siapa yang telah melakukannya dan apa alasannya masih diselidiki," kata menteri Ashwini Vaishnaw dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi New Delhi, dikutip dari NZ Herald.
Penjelasan itu muncul ketika pihak berwenang bekerja untuk membersihkan puing-puing yang hancur dari dua kereta penumpang yang tergelincir pada Jumat 2 Juni malam di distrik Balasore di negara bagian Odisha timur.
Penyelidikan awal mengungkapkan bahwa sinyal diberikan kepada Coromandel Express berkecepatan tinggi untuk memasuki jalur utama, tetapi sinyal itu kemudian dilepas, dan kereta malah memasuki jalur loop yang berdekatan di mana ia menabrak kereta barang.
Advertisement
Kecelakaan Kereta di Mesir Picu Lokomotif dan Gerbong Pertama Terlincir, 2 Orang Tewas
Maret lalu, kecelakaan kereta juga terjadi di Mesir dan mengakibatkan sejumlah orang meninggal dunia.
"Dua orang tewas dan beberapa lainnya terluka pada Selasa dalam kecelakaan kereta api di utara Kairo," kata kementerian kesehatan Mesir setelah tragedi kereta api terbaru negara itu seperti dikutip dari AFP, Rabu (8/3/2023).
Sebuah pernyataan kementerian kesehatan mengatakan ada "dua orang tewas dalam kecelakaan kereta api di Qalyub, sementara yang terluka dalam kondisi stabil."
Sebelumnya pihak kementerian melaporkan satu orang tewas dan 16 orang terluka, termasuk enam orang yang sudah dirawat dan dipulangkan.
Insiden kecelakaan kereta itu terjadi di Qalyub, tepat di utara ibu kota Kairo di Delta Nil.
Otoritas perkeretaapian nasional Mesir mengatakan kecelakaan itu terjadi ketika kereta penumpang yang memasuki stasiun Qalyub melewati tanda berhenti.
"Itu menyebabkan lokomotif dan gerbong pertama tergelincir," kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.
24 Juni 2002: Tabrakan Kereta Penumpang dan Barang Tewaskan Lebih 200 Orang, Jadi Kecelakaan Terburuk di Afrika Timur
Kecelakaan mematikan lainnya dalam sejarah terjadi di Afrika Timur, sekitar 200 orang lebih dinyatakan meninggal dunia.
Lebih dari 200 orang tewas dalam kecelakaan kereta di Tanzania tahun 2002 silam. Tak hanya korban tewas, ratusan lainnya pun terluka setelah kereta penumpang meluncur mundur menabrak kereta barang.
Melansir CBS News, Kamis (22/6/2023), tim penyelamat Tanzania bekerja keras untuk menyelamatkan sebanyak mungkin penumpang korban kecelakaan kereta api.
Pihak berwenang menjanjikan penyelidikan atas insiden pada 24 Juni 2002 yang mengkhawatirkan banyak orang itu.
Disebutkan bahwa banyak dari penumpang yang terjebak dalam reruntuhan gerbong kereta. Mereka berteriak meminta tolong, menurut reporter Independent Television.
Tim penyelamat tidak bisa dengan cepat membantu para korban terperangkap karena tidak memiliki alat berat untuk memotong puing baja yang bengkok.
"Gerbong ditumpuk satu sama lain, dari jauh seperti gedung bertingkat," kata Perdana Menteri Fredrick Sumaye setelah mengunjungi tempat kejadian.
Advertisement