Liputan6.com, Mauritania - Tepat 29 tahun yang lalu, kabar duka datang dari bandara di Mauritania tengah, Afrika. Sebuah pesawat jatuh dan menewaskan 94 dari 101 orang di dalamnya.
Melansir The New York Times, Sabtu (1/7/2023), otoritas penerbangan mengatakan bahwa pesawat Air Mauritania itu terjatuh di sebuah bandara di bagian tengah negara Afrika Barat, Jumat, 1 Juli 1994.
Baca Juga
Disebutkan pula bahwa badai pasir diduga merupakan penyebab dari kecelakaan pesawat tersebut.
Advertisement
Namun, para pejabat menerima laporan berbeda dari tempat kejadian tentang bagaimana badai pasir itu menyebabkan pesawat Fokker 28 tersebut jatuh.
Pesawat itu diketahui sedang dalam penerbangan dari ibu kota, Nouakchott, menuju ke Tidjikja.
Sebuah laporan mengatakan bahwa pesawat tersebut meledak saat mendarat di Tidjikja, di wilayah pegunungan Mauritania, setelah dibuat kesulitan mendarat akibat badai pasir.
Sumber menyebut bahwa pilot melakukan pendaratan keras, lalu menabrak, dan terbakar, mengutip Los Angeles Times.
Laporan lainnya justru mengatakan bahwa pesawat itu meledak sebelum mendarat, yaitu ketika berada 82 kaki (24,9 meter) di atas tanah setelah terbang melewati badai pasir.
Laporan berbeda terkait kecelakaan ini membingungkan. Intinya, badai pasir jadi salah satu faktor yang disebutkan di kedua laporan tersebut.
Kantor Pers Mauritania melaporkan bahwa sebagian besar penumpang pesawat adalah orang Mauritania.
Lebih dari setengah penumpang pesawat itu tidak selamat, mengirimkan gelombang duka kepada seluruh negara.
Seperti Keajaiban, 4 Anak Diklaim Selamat dari Kecelakaan Pesawat di Hutan Amazon 2 Minggu Sebelumnya
Bukan tak mungkin, penumpang selamat dari kecelakaan pesawat. Meski angka korban tewasnya banyak, empat anak disebut selamat dalam kecelakaan pesawat berikut.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengumumkan bahwa ada empat anak yang selamat di kecelakaan pesawat di Hutan Amazon. Para survivor ditemukan setelah pencarian yang menyulitkan.
Dilaporkan BBC, Kamis (18/5/2023), kecelakaan pesawat itu terjadi 1 Mei 2023 lalu. Lebih dari 100 tentara, bersama anjing-anjing pelacak, ikut pencarian para korban di Guaviare.
Presiden Petro mengumumkan di Twitter bahwa ada empat anak yang ditemukan hidup-hidup.
"Setelah pencarian berat oleh militer kita, kita telah menemukan empat anak yang hidup setelah menghilang usai sebuah tabrakan pesawat di Guaviara. Sebuah sukacita bagi negara," ujarnya.
Sebelumnya, jenazah para pilot dan orang dewasa sudah lebih dahulu ditemukan awal pekan ini.
Pihak berwenang di Kolombia berkata anak-anak tersebut berkeliaran di hutan Amazon setelah pesawat mereka jatuh.
Advertisement
Pesawat di Nepal Alami Kecelakaan, 16 Orang Dilaporkan Tewas
Terjadi di awal tahun ini, kecelakaan pesawat di Nepal yang membawa 72 penumpang menewaskan 16 di antaranya.
Sebuah pesawat yang membawa sekitar 72 orang dari Kathmandu dilaporkan jatuh di Pokhara Nepal pagi ini, kata Yeti Airlines.
Media Nepal melaporkan setidaknya 16 jenazah telah ditemukan dari reruntuhan, dikutip dari NDTV.com, Minggu (15/1/2023).
Pesawat ATR bermesin ganda yang dioperasikan oleh Yeti Airlines sedang dalam perjalanan dari Kathmandu, ibu kota Nepal, kata seorang pejabat kepada kantor berita Reuters.
Operasi penyelamatan terhambat karena kobaran api di reruntuhan, kata wartawan Nepal Dilip Thapa kepada NDTV.
Perdana Menteri Nepal Pushpa Kamal Dahal 'Prachanda' telah mengadakan rapat kabinet darurat atas insiden ini.
Menurut Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN), pesawat lepas landas dari Kathmandu pada pukul 10:33 waktu setempat.
Pesawat itu hampir mendarat di bandara Pokhara, ketika jatuh di tepi Sungai Seti.
Kecelakaan Pesawat di Kolombia Utara, 1 Balita Tewas Tertabrak
Berbeda dengan kecelakaan Mauritania dan lainnya, salah satu korban dari insiden berikut ini bukanlah penumpang yang berada di dalam pesawat.
Seorang anak jadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat di Kolombia Utara. Sementara, lima orang dewasa yang ikut di penerbangan mengalami luka, kata pihak berwenang setempat, Minggu.
Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 11:00 waktu setempat, seperti dikutip dari laman Xinhua, Selasa (18/10/2022).
Pesawat kecil itu keluar dari landasan pacu di Bandara Internasional Simon Bolivar di kota Santa Marta, departemen Magdalena.
Seorang anak berusia sekitar dua tahun yang tidak berada di dalam pesawat tewas akibat pesawat menabrak pagar bandara dan menabrak pohon, kata komandan Polisi Metropolitan Santa Marta, Kolonel Adriana Paz, kepada media setempat.
"Ada juga lima orang dewasa yang cedera akibat insiden kecelakaan," katanya.
Advertisement