Sukses

Prancis Rusuh, Amankah Para Turis Berkunjung ke Paris?

Area pusat kota Paris, tepatnya di area Museum Seni Louvre dan Menara Eiffel hampir tidak terpengaruh sama sekali. Begitu juga daerah pedesaan dan pesisir yang menjadi daya tarik turis.

Liputan6.com, Paris - Sejumlah kota di Prancis, termasuk ibu kota Paris, tengah mengalami gelombang protes, kekerasan dan kerusuhan yang terjadi usai adanya penembakan fatal oleh polisi terhadap remaja laki-laki bernama Nahel Merzouk pada Selasa (27/6/2023).

Kematian remaja keturunan Aljazair berusia 17 tahun itu dengan cepat memicu gelombang protes yang diwarnai kekerasan di seantero negeri. Kematian Merzouk dinilai menjadi titik api kemarahan tentang ketidaksetaraan rasial di Prancis dan klaim diskriminasi polisi.

Dilansir CNN, Sabtu (1/7/2023), hal ini tentu berdampak bagi Prancis, terutama bagi turis asing yang memiliki rencana berkunjung ke sana.

Setelah insiden berlangsung, pemerintah memberlakukan jam malam di sejumlah kota di sekitar ibu kota. Layanan transportasi umum termasuk trem dan bus di wilayah Paris juga mengalami gangguan.   

Konfrontasi antara polisi dan pengunjuk rasa dimulai tanggal 27 Juni malam di pinggiran Paris Nanterre, tempat Merzouk ditembak, dan sejak itu menyebar ke sejumlah titik di Paris dan beberapa kota lainnya.

Lebih dari 800 orang ditangkap pada tanggal 29 Juni malam, karena aksi kerusuhan terus meningkat. 

Kendati demikian, kehidupan di sebagian besar wilayah di Paris tetap berlanjut secara normal. 

Area pusat kota Paris, tepatnya di area Museum Seni Louvre dan Menara Eiffel hampir tidak terpengaruh sama sekali. Begitu juga daerah pedesaan dan pesisir yang menjadi daya tarik turis. 

Meskipun demikian, saat ini masih belum jelas berapa lama protes akan berlanjut dan tindakan apa yang akan diambil pemerintah Prancis untuk mengatasinya.

Penasehat perjalanan dari beberapa negara memperingatkan tentang protes tersebut dan mendesak orang untuk memantau berita dan menghubungi operator tur. Sementara itu, tidak ada yang menyarankan untuk tidak bepergian ke Prancis sama sekali dalam periode ini.

2 dari 2 halaman

Tak Ada WNI Jadi Korban

Terkait kerusuhan Prancis, Kedutaan Besar Republik Indonesia Paris (KBRI Paris) mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak atau terlibat.

"KBRI Paris telah berkoordinasi dengan kepolisian Kota Nanterre serta simpul-simpul masyarakat Indonesia. Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak atau terlibat kerusuhan tersebut," demikian pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), yang diterima Liputan6.com pada Jumat (30/6).

Dalam keterangannya, Kemlu RI menyebutkan bahwa kerusuhan menyebar ke daerah pinggiran Kota Paris lainnya, termasuk di Seine-Saint Denis, Villeurbanne, dan juga di sejumlah kota besar termasuk Nantes dan Toulouse hingga Rabu (28/6) malam.