Liputan6.com, Minsk - Sebuah citra satelit resolusi tinggi terbaru mengungkapkan ratusan struktur tenda di lokasi yang diduga sebagai kamp tentara bayaran Wagner di Belarus.
Struktur baru itu muncul menyusul kesepakatan untuk merelokasi grup Wagner dan pemimpin kontroversial mereka, Yevgeny Prigozhin, ke Belarus, menyusul pemberontakan baru-baru ini terhadap pasukan Rusia.
Citra satelit menunjukkan aktivitas di pangkalan militer yang tidak digunakan sekitar 21km dari kota Asipovichy - sekitar 102km dari Minsk, ibukota Belarus. Daerah itu telah dilaporkan di media Rusia sebagai tempat yang bisa menampung pasukan Wagner.
Advertisement
Dikutip dari BBC (1/7/2023), setidaknya teridentifikasi lebih dari 300 struktur seperti tenda yang didirikan dalam dua minggu terakhir.
Citra satelit pada 15 Juni menunjukkan tidak ada struktur yang terlihat. Gambar resolusi tinggi terbaru yang diperoleh BBC pada 30 Juni mengungkapkan pekerjaan ekstensif yang sedang dilakukan di area tersebut.
Belum ada konfirmasi langsung soal apakah struktur tersebut merupakan kamp terbaru Wagner di negara yang berbatasan dengan Ukraina di selatan. Perbatasan Belarus hanya berjarak sekitar 150km dari ibu kota Ukraina, Kiev.
Meski belum ada konfirmasi, pemimpin Belarus, Alexander Lukashenko telah setuju untuk menampung tentara bayaran Wagner.
Kehadiran mereka berarti bahwa Ukraina sekarang harus khawatir tentang memperkuat perbatasan utaranya. Negara-negara NATO seperti Polandia, Latvia dan Lithuania memiliki kekhawatiran tentang aktifitas militer di masa depan yang mungkin dilakukan Wagner dari Belarus.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sendiri telah memerintahkan militer untuk memperkuat sektor utara dekat Belarus, demikian seperti dikutip dari Al Jazeera.
Namun tidak seorang pun, mungkin bahkan Kremlin sendiri, tahu berapa banyak pejuang Wagner yang akan pergi ke Belarus, berapa banyak yang akan bergabung dengan tentara Rusia untuk berperang di Ukraina, dan berapa banyak yang akan gantung sepatu dan pulang pascapemberontakan pekan lalu.
Â
Pemberontakan Wagner
Pada 24 Juni, Wagner menguasai seluruh kota Rusia, Rostov-on-Don. Mereka kemudian mengirim konvoi bersenjata berat ke utara, berhenti hanya 200 km dari Moskow, menembak jatuh pesawat militer Rusia dalam perjalanan.
Itu menciptakan tantangan terbesar bagi pemerintahan Presiden Vladimir Putin dan hampir memicu apa yang bisa menjadi bencana perang saudara di negara dengan gudang hulu ledak nuklir terbesar di dunia.
Wagner sejauh ini merupakan kekuatan militer Rusia yang paling efektif di medan perang di Ukraina. Personel mereka, yang terdiri dari veteran karier dan narapidana, dalam banyak kasus dibayar lebih baik dan termotivasi lebih baik daripada tentara reguler.
Setelah berbulan-bulan pertempuran jarak dekat yang pahit menyerupai pertempuran jalanan Stalingrad di WW2, Wagner memberi Rusia sesuatu yang menyerupai kemenangan ketika pasukannya merebut kota Bakhmut yang hancur tahun ini.
Putin dihadapkan pada sebuah dilema. Wagner telah menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi ancaman potensial bagi Rusia. Namun, kelompok itu sangat berguna bagi Kremlin dan tidak hanya di Ukraina.
Dikerahkan ke Suriah, Libya dan beberapa negara Afrika, Wagner memproyeksikan kekuatan dan pengaruh strategis Rusia di seluruh dunia tanpa memiliki hubungan 'formal' dengan Moskow, meski, Putin pernah mengaku bahwa Wagner didanai oleh negara hingga miliaran Rubel.
Advertisement