Liputan6.com, Jakarta - Seorang ahli kerajaan mengklaim bahwa mendiang Putri Diana akan menjadi "satu-satunya sosok" yang dapat membantu memperbaiki hubungan antara Harry (38) dan saudara laki-lakinya, Pangeran William (41).
Mantan koresponden kerajaan BBC Jennie Bond mengklaim bahwa kedua putra kerajaan itu "sangat berarti" bagi sang putri, yang meninggal secara tragis setelah kecelakaan mobil di Paris tahun 1997.
Baca Juga
"Diana adalah seorang ibu yang benar-benar berbakti dan putra-putranya sangat berarti baginya," kata Bond kepada majalah Inggris dalam peringatan hari lahir Putri Diana pada 1 Juli, menurut Daily Mail.
Advertisement
"Saya yakin keinginan terbesarnya adalah memeluk anak laki-lakinya lagi dan menemukan cara untuk menyelesaikan keretakan di antara mereka," lanjut Bond.
"Jika ada yang bisa menyelesaikan masalah, itu pasti Diana."
The Post menghubungi perwakilan Istana Kensington dan Pangeran Harry untuk memberikan komentar, dikutip dari laman nypost.com, Selasa (4/7/2023).
Pakar kerajaan juga memberi tahu outlet lebih banyak tentang gaya pengasuhan Diana, merinci bahwa dia memberi anak laki-lakinya banyak "cinta dan pelukan".
Selama beberapa tahun terakhir, bukan rahasia lagi bahwa keadaan agak tegang antara Pangeran Harry dan saudara laki-lakinya, terutama setelah perilisan memoar Harry berjudul "Spare."
Dalam buku itu, dia menuduh bahwa saudara laki-lakinya telah "menyerangnya" pada November 2019.
"Dia mencengkeram kerah saya, memutus kalung saya, dan dia membanting saya ke lantai," kata Pangeran Harry dalam otobiografinya.
"Saya jatuh dan mengenai mangkuk anjing yang retak di bawah punggung saya, potongannya mengiris kulit saya," lanjutnya.
"Aku berbaring di sana sejenak, bingung, lalu berdiri dan menyuruhnya keluar."
Dua bulan kemudian, pada Januari 2020, pasangan itu mengumumkan bahwa mereka mundur dari peran mereka sebagai bangsawan senior.
Memoar Pangeran Harry Pecahkan Guinness World Records
Guinness World Records menyatakan memoar Pangeran Harry telah memecahkan rekor dunia. Memoar berjudul Spare meraih predikat buku non-fiksi yang dijual tercepat.Â
Rekor itu dipecahkan meski buku Spare baru dirilis kurang dari seminggu. Konten buku itu mengumbar rahasia keluarga Pangeran Harry sendiri. Nama Ratu Camilla, Pangeran William, dan Putri Catherine ikut menjadi sorotan.
"Memoir kontroversial yang mengumbar segalanya dari Pangeran Harry yang berjudul Spare telah menjadi buku fiksi yang terjual tercepat sepanjang masa, usai menjual 1,43 juta kopi dalam hari pertama penjualan di Kerajaan Bersatu, Amerika Serikat, dan Kanada," tulis situs resmi Guinness World Records Sabtu (14/1/2023).Â
"Rekor tersebut sebelumnya dipegang oleh buku keempat Barack Obama, A Promised Land (2020), yang terjual 887 ribu kopi saat hari perilisan," lanjut pihak Guinness.
Rumah penerbitan Penguin Random House juga telah mengkonfirmasi bahwa penjualan buku Pangeran Harry adalah yang tercepat yang pernah mereka saksikan.Â
"Penjualan seharian pertama dari Spare mewakili penjualan hari pertama terbesar dari segala buku non-fiksi yang pernah diterbitkan oleh Penguin Random House," jelas pernyataan pihak penerbit.
Penguin Random House pernah merilis buku non-fiksi dari orang-orang terkenal seperti The Light We Carry (Michelle Obama), Novelist as a Vocation (Haruki Murakami), Surrender (Bono), Leadership (Henry Kissinger), Let Me Tell You What I Mean (Joan Didion), dan Will (Will Smith).
Keluarga kerajaan Inggris tidak memberikan respons terhadap memoar Pangeran Harry, namun pangeran berusia 38 tahun itu mengaku masih punya bahan jika ingin menulis buku kedua. Harry berkata ia tidak akan diampuni keluarganya apabila ia mengungkap hal-hal tersebut.
Advertisement
Profil JR Moehringer, Ghost Writer dari Buku Pangeran Harry
Sebelumnya dilaporkan, memoar Pangeran Harry bisa dibilang memoar paling kontroversial tahun ini. Buku setebal 416 halaman itu menjabarkan sederet pengakuan Pangeran Harry yang tumbuh dalam lingkup keluarga kerajaan Inggris.Â
Seperti banyak tokoh terkenal lainnya, Pangeran Harry mendapat bantuan dari penulis bayangan JR Moehringer. Dia adalah seorang jurnalis dan penulis yang berbasis di Amerika Serikat. Pria berusia 58 tahun itu diketahui pernah memenangkan Hadiah Pulitzer pada 2000 untuk artikelnya 'Crossing Over'.
Publik pun penasaran dengan sosok pria yang menulis dengan nama pena JR Moehringer. Menurut surat kabar The National News yang berbasis di Abu Dhabi, Moehringer lahir di New York dan dibesarkan di dusun Manhasset.
Mengutip dari Firstpost, Rabu (11/1/2023), John Joseph Moehringer dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang tinggal bersamakakek neneknya sebelum pindah ke Arizona untuk melanjutkan sekolah menengah. Moehringer lulus dari Universitas Yale dengan gelar BA, menurut Daily Mail.
Dia memulai karier jurnalistiknya sebagai Asisten Berita di New York Times. Dia telah bekerja untuk beberapa publikasi Amerika seperti Rocky Mountain News dan Los Angeles Times.
Terobosan besarnya datang saat menulis artikel Times tentang petinju tahun 1950-an Bob 'Bombardier' ​​Satterfield, yang dia temukan sedang tidur di bangku taman di Los Angeles. Artikel itu diterbitkan pada 1997.
Artikel itu yang menginspirasinya membuat buku berjudul Resurrecting the Champ pada 1998. Karya itu mengantarnya menjadi finalis Pulitzer Prize in Feature Writing, tapi tak menang. Buku tersebut kemudian diadaptasi menjadi film dengan nama yang sama yang dibintangi oleh Samuel L Jackson.