Sukses

Vladimir Putin Akan Bunuh Bos Wagner Akibat Pemberontakan? Ini Reaksi Dubes Rusia untuk Indonesia

Muncul spekulasi apakah Presiden Rusia Vladimir Putin akan membunuh bos Wagner gara-gara ulahnya memberontak?

Liputan6.com, Jakarta - Pemberontakan kelompok militer Wagner telah mencoreng pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin. Padahal, Wagner sudah mendapat anggaran yang tak sedikit untuk ikut perang di Ukraina.

Sebelum pemberontakan dimulai, pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin berulang kali menyindir militer Rusia yang dianggap tidak efisien. Ia juga mengeluh bahwa pasukannya tidak diberikan pasokan yang cukup untuk bertempur. 

Pada 23 Juni 2023, pemberontakan Wagner lantas dimulai, namun berakhir keesokan harinya. Prigozhin dan Wagner diberikan amnesti oleh Belarusia. Mereka pun batal berangkat ke Moskow. 

Saat ditanya apakah ada kemungkinan Prigozhin akan diincar dan dibunuh oleh agen Rusia, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memberikan jawaban ini: 

"Saya tidak bisa mengomentari itu, kenapa Putin mau membunuh? Segala spekulasi ini, kita harus menunggu bagaimana berbagai hal akan berkembang," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva dalam press briefing di rumah dinasnya, Jakarta, Rabu (5/7/2023). 

Dubes Lyudmila mengungkap bahwa penguatan keamanan adalah hal biasa untuk situasi ini agar masyarakat merasa aman. 

"Tetapi sejauh ini kami tidak melihat hal luar biasa yang terjadi," ujarnya. Ia juga berkata mata-mata dari pihak Ukraina telah ditangkapi.

Terkait motif, Dubes Lyudmila ogah berspekulasi, tetapi ia menduga ini terkait sifat Prigozhin yang ambisius. 

"Prigozhin adalah orang yang sangat ambisius. Mungkin ambisinya mengambil alih kepala dinginnya," ujar Dubes Rusia.

2 dari 2 halaman

Bos Wagner Ungkap Alasan Pemberontakan: Perangi Pengkhianat di Rusia

Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin angkat bicara setelah upaya pemberontakannya dihentikan pada Juni lalu. Pada 23 Juni 2023, Prigozhin memerintahkan prajurit Wagner untuk long march dari garis depan Ukraina menuju Moskow. 

Wagner terlibat aktif dalam invasi Rusia ke Ukraina. Namun, sang pemimpin kelompok, Prigozhin belakangan kerap mengeluhkan strategi militer dari militer Rusia.

Pertumpahan darah di Moskow berhasil dicegah berkat mediasi yang dilakukan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Prigozhin lantas mendapatkan amnesti di Belarusia dan pemberontakan selesai pada 24 Juni 2024. 

Kini, Yevgeny Prigozhin akhirnya angkat bicara usai menjadi eksil di Belarusia. Dilaporkan The Kyiv Independent, Selasa (4/7), Prigozhin memberikan pesan suara dan membeberkan alasannya memberontak. 

Prigozhin berkata memberontak karena bertujuan "melawan pengkhianat dan memobilisasi rakyat".

"Saya pikir kami telah banyak sukses dalam hal ini," ujarnya dalam pesan suara.

Tak diketahui kapan tepatnya suara itu diambil. Prigozhin juga belum tampak setelah pemberontakan. Namun, Presiden Lukashenko menyebut Prigozhin sudah tiba di Belarusia pada 27 Juni lalu.

Barisan Keadilan

Pemberontakan Wagner mengambil konsep "march for justice" ("barisan keadilan") setelah militer Rusia diduga berseteru dengan Wagner. Pasukan Prigozhin mulai bergerak dari basis mereka yang berada di Rostov pada 23 Juni 2023. 

Lokasi Rostov berada di selatan Rusia dan timur Ukraina. Rostov cukup dekat dengan wilayah-wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia seperti Luhansk, Donetsk, dan Mariupol.

Kurang dari 24 jam kemudian, Wagner menghentikan pemberontakannya. Rusia juga akhirnya memilih tidak menghukum anggota Wagner.