Sukses

Palestina Minta Komunitas Internasional Termasuk Indonesia Desak Israel Setop Kekerasan di Jenin

Kedubes Palestina mengecam keras aksi serangan Israel di Kota Jenin dan meminta bantuan komunitas internasional termasuk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Palestina di Jakarta mengeluarkan kecaman keras terhadap aksi Israel yang menyerang Kota Jenin beberapa waktu lalu. Dalam pesannya, Amerika Serikat disebut-sebut tutup mata terhadap aksi kekerasan Israel.

Serangan Israel itu menewaskan setidaknya 10 orang dan melukai 100 orang lainnya. Kedubes Palestina menyebut Israel menyerang dengan rudal dan mengerahkan 1.000 tentara Israel ke Jenin.

"Buldoser dengan kejamnya telah menghancurkan banyak jalan dan semakin mempersulit kehidupan sehari-hari warga Palestina di Jenin. Bahkan camp pengungsian Jenin pun menjadi korban pengeboman yang menyebabkan kerusakan parah di lingkungan masyarakat setempat," tulis pernyataan pers Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, dikutip Kamis (6/7/2023).

Pihak Palestina kemudian meminta agar komunitas internasional hingga organisasi HAM untuk segera mengakhiri aksi kekerasan terhadap Israel, di mana Amerika Serikat disebut melanggengkannya.

"Sayangnya, serangan kriminal yang terus-menerus digencarkan oleh Israel terhadap rakyat kami, didukung oleh Amerika serikat dengan berbagai alasan yang diungkap sebagai bentuk pembelaan diri, serta didukung oleh diamnya komunitas internasional atas kejahatan yang dilakukan oleh tentara Israel tersebut," tulis pernyataan Kedubes Palestina.

Kepada Indonesia, pihak Palestina berharap agar ada suara dukungan untuk membantu Palestina dengan mekanisme hukum internasional.

"Komunitas internasional harus mengambil langkah segera untuk membantu menghentikan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel," pungkas pihak Palestina.

2 dari 2 halaman

Israel Tarik Mundur Pasukannya dari Kamp Pengungsi Palestina di Jenin Pasca Operasi Militer Besar-besaran

Sebelumnya dilaporkan, Israel mulai menarik pasukannya dari kamp pengungsi Palestina di Jenin, Tepi Barat, mengakhiri operasi militer besar-besaran dua hari yang menewaskan 12 warga Palestina. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat pertahanan Israel, namun tembakan dan ledakan dilaporkan terus terdengar di seluruh Jenin saat kabar itu muncul.

Pada Selasa (4/7/2023), terjadi serangan balasan atas operasi militer Israel di Jenin. Seorang warga Palestina asal Tepi Barat bernama Abed Elohab Halaila (20) menabrak truk pickup yang dikemudikannya ke para pejalan kaki di dekat halte bus di Pinchas Rosen Street yang sibuk, sebelum meninggalkan kendaraannya untuk menikam salah satu korban.

Sembilan orang terluka dalam serangan mobil dan penikaman itu.

Merespons peristiwa tersebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seperti dilansir BBC, Rabu (5/7) mengatakan, "Siapapun yang berpikir bahwa serangan semacam itu akan menghalangi kami untuk melanjutkan perang melawan terorisme adalah keliru."

Netanyahu juga menegaskan bahwa pasukan Israel sedang "menyelesaikan misi" di Jenin dan dia memperingatkan bahwa itu tidak akan menjadi yang terakhir.

Para pemimpin Palestina menuduh Israel melakukan "invasi".

Militer Israel melancarkan operasinya di kamp pengungsi Jenin pada Senin (3/7) pagi dengan serangan pesawat tak berawak. Mereka mengklaim menargetkan pusat komando Brigade Jenin, unit yang terdiri dari berbagai kelompok militan, termasuk Hamas.

Drone melakukan serangan udara lebih lanjut saat ratusan tentara Israel memasuki kamp dan terlibat baku tembak sengit dengan kelompok bersenjata di dalam kamp.

Militer mengatakan bahwa operasi kontraterorisme difokuskan pada penyitaan senjata dan menghancurkan pola pikir bahwa kamp merupakan tempat berlindung yang aman.