Sukses

Rusia Serang Kota Lviv di Ukraina dengan Rudal Jelajah Kalibr, 4 Orang Tewas dan 34 Terluka

Korban tewas termuda dalam serangan Rusia ke Lviv, Ukraina, berusia 21 tahun dan tertua 95 tahun.

Liputan6.com, Kyiv - Rusia menembakkan rudal jelajah pada Kamis (5/7/2023) ke Lviv, Ukraina, menewaskan sedikitnya empat orang di sebuah gedung apartemen. Kota itu jauh dari garis depan perang dan pejabat menyebutkan serangan terbaru ini merupakan yang terberat di Lviv sejak perang Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Serangan yang dilancarkan pada malam hari menghancurkan atap dan dua lantai teratas sebuah bangunan tempat tinggal, melukai 34 orang. Kru darurat dibantu dengan anjing pelacak masih melakukan upaya pencarian di antara puing-puing.

Kepala Administrasi Militer Daerah Maksym Kozytskyi mengatakan, korban tewas termuda berusia 21 tahun dan tertua 95 tahun.

"Perempuan ini (korban tertua) selamat dari Perang Dunia II, namun sayangnya dia tidak selamat dari invasi Rusia ke Ukraina," ujar Kozytskyi seperti dilansir AP.

Wali Kota Lviv Andriy Sadovyi mengatakan bahwa sekitar 60 apartemen dan 50 di area serangan rusak.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Ukraina Bridget Brink menggambarkan serangan itu keji.

"Serangan berulang Rusia terhadap warga sipil benar-benar mengerikan," twit Brink.

Angkatan Udara Ukraina mengaku berhasil mencegat tujuh dari 10 rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan Rusia dari Laut Hitam menuju wilayah dan Kota Lviv sekitar pukul 01.00 waktu setempat pada Kamis.

Lviv berada di dekat perbatasan barat dengan Polandia dan lebih dari 500 kilometer dari garis depan perang di timur dan selatan Ukraina, di mana serangan balasan Ukraina berada pada tahap awal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjanjikan respons nyata terhadap musuh.

2 dari 2 halaman

Lviv Selama Ini Dianggap Lebih Tenang dan Aman

Pembaruan angkatan udara Ukraina tentang jalur rudal pada malam hari menunjukkan bahwa rudal-rudal tersebut terbang ke wilayah Kyiv terlebih dahulu, kemudian berbelok ke barat dan terbang menuju Lviv. Rusia sering mengubah rute rudal dan drone mereka untuk menemukan titik lemah pertahanan udara Ukraina.

Pada hari-hari awal perang, Lviv berfungsi sebagai titik transit utama bagi jutaan pengungsi dari berbagai bagian negara yang melintasi perbatasan ke Eropa. Ratusan ribu orang Ukraina dari timur dan selatan tetap tinggal di Lviv yang selama ini dianggap lebih tenang dan aman.

Seperti bagian negara lainnya, Lviv mengalami pemadaman listrik ketika Rusia menembakkan ratusan rudal selama Musim Dingin, yang bertujuan untuk menghancurkan sistem energi Ukraina. Namun, serangan di kota itu tidak sesering di ibu kota Kyiv dan serangan pada Kamis merupakan kejutan besar bagi banyak orang di kota itu.

Warga Ukraina membagikan pesan dukungan di media sosial untuk warga Lviv.