Sukses

ASEAN Gandeng India Perluas Kerja Sama Multisektor, Sepakat Dukung Implementasi AOIP untuk Kawasan Indo-Pasifik

Hubungan kerja sama ASEAN dan India telah berlangsung dengan baik, terbukti bahwa sekitar 96 persen rencana kerja telah dilaksanakan dan berhasil tercapai dalam kurang dari dua tahun sejak diadopsi.

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN dan India sepakat mempererat hubungan kerja sama lewat Comprehensive Strategic Partnership (CSP) dalam pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference yang diadakan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (13/7/2023). 

"Fokus kami tahun ini adalah menerapkan CSP untuk memperluas dan memperdalam bidang hubungan kerja sama utama, serta mempertahankan momentum positif bagi hubungan kita," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan selaku co-chair yang membuka pertemuan tersebut. 

Vivian menyebut bahwa sekitar 96 persen dari rencana kerja ASEAN-India telah dilaksanakan dan berhasil tercapai dalam kurang dari dua tahun sejak diadopsi. 

"Hari ini, kami menyambut adopsi lampiran rencana aksi yang akan berfungsi untuk mengimplementasikan CSP berdasarkan bidang yang telah disepakati oleh para pemimpin kami selama KTT," katanya lagi. 

Ia menambahkan bahwa hubungan antara kedua pihak telah berkembang ke sektor kerja sama baru, termasuk pertemuan informal para menteri pertahanan ASEAN dan India di Sokha Siem Reap Resort and Convention Center, Kamboja pada November 2022. 

Hal serupa pun diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar, yang juga mengatakan bahwa India mendukung sentralitas ASEAN dan pandangan terhadap Indo-Pasifik

"Kami menyambut baik upaya ASEAN dan rencana implementasi ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP)," ucap Jaishankar. 

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan ASEAN dalam memperluas kemitraan lebih lanjut untuk mencakup area yang lebih baru, sambil memperkuat kerja sama yang ada dan dalam hal ini merujuk keamanan dunia," imbuhnya. 

2 dari 2 halaman

Dua Isu Prioritas

Dalam pertemuan tersebut, Menlu Retno Marsudi menegaskan dua isu yang menjadi prioritas yakni menguatkan kerja sama terkait ketahanan pangan dan membangun perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik. 

Terkait pembentukan rantai pasokan pangan yang berkelanjutan, Menlu Retno menyebut bahwa kerja sama antara India dan ASEAN harus fokus melalui perdagangan tanpa hambatan, dialog, dan kebijakan pemerintah yang transparan.

"Kami juga mendorong kolaborasi jangka panjang dalam teknologi pertanian dan sistem penelitian untuk meningkatkan produksi pangan lokal sambil menguntungkan petani skala kecil," kata Menlu Retno. 

Selain itu Menlu Retno juga menjelaskan bahwa alasan tersebut menjadi dasar bagi Indonesia dalam mengusulkan Joint Leaders’ Statement dan kerja sama Ketahanan Pangan di masa krisis untuk diadopsi di KTT ASEAN-India mendatang. 

Sementara terkait perdamaian di kawasan Indo-Pasifik, Retno mengatakan bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan di wilayah tersebut. 

"Terhadap latar belakang ini, ASEAN akan melibatkan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF), dan kami akan mengundang mereka untuk menghadiri KTT Asia Timur guna menjadi building blocks di Samudera Hindia dan Pasifik untuk arsitektur regional yang lebih inklusif," tambahnya.