Liputan6.com, Moskow - Seorang jenderal Rusia mengaku dicopot dari jabatannya di Ukraina setelah memberi tahu para pemimpin militer fakta tentang situasi mengerikan di garis depan perang.
Mayor Jenderal (Mayjen) Ivan Popov adalah komandan Angkatan Darat ke-58, yang bertempur di Zaporizhzhia.
Baca Juga
Dalam pesan suaranya, Mayjen Popov menyoroti soal tingginya jumlah korban dan kurangnya dukungan artileri.
Advertisement
"Pilihannya adalah tetap diam dan menjadi pengecut atau mengatakan apa adanya," ungkap Mayjen Popov seperti dilansir BBC, Jumat (14/7/2023). "Saya tidak berhak berbohong atas nama Anda, atas nama rekan seperjuangan yang gugur, jadi saya menguraikan persoalan yang ada."
Pesan suara tersebut diunggah ke Telegram oleh anggota parlemen Rusia Andrei Gurulyov, yang merupakan mantan komandan militer dan kerap menjadi komentator di TV pemerintah. Tidak jelas kapan pesan itu direkam.
Di antara persoalan yang diungkap Mayjen Popov termasuk kurangnya radar untuk menghalau serangan artileri Ukraina dan kurangnya intilijen militer. Menurut Mayjen Popov, pemecatannya diajukan oleh sejumlah komandan senior -yang dia tuduh berkhianat- dan disetujui oleh Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu.
Para narablog militer Rusia mengklaim bahwa perintah untuk memberhentikan Mayjen Popov dari dari Kepala Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov. Lebih lanjut, mereka mengatakan bahwa Jenderal Gerasimov menuduh Mayor Jenderal Popov pesimistis dan memeras manajemen senior, setelah dia menyoroti perlunya merotasi tentara yang telah berada di garis depan untuk jangka waktu yang lama dan kerugian yang signifikan.
"Para pemimpin senior tampaknya merasakan semacam bahaya dari saya dan dengan cepat mengarang perintah dari menteri pertahanan hanya dalam satu hari serta menyingkirkan saya," klaim Mayjen Popov.
"Tentara Ukraina tidak dapat menembus barisan kami di depan tetapi pemimpin senior kami memukul kami dari belakang, dengan kejam memenggal kepala tentara pada saat yang paling sulit dan intens."
Kementerian pertahanan Rusia belum mengomentari kabar ini.
Nasib 2 Jenderal Rusia Lainnya
Seorang pejabat senior partai pro-pemerintah, Rusia Bersatu, di mana Gurulyov adalah salah satu anggotanya, mengkritik politikus itu karena membuat pertunjukan politik dari pernyataan Mayjen Popov.
"Pernyataan Mayjen Popov tidak untuk dipublikasikan dan diunggah di chat tertutup para komandan dan pasukan Angkatan Darat ke-58," tulis Andrei Turchak di Telegram, seraya menambahkan bahwa negara bangga dengan komandan seperti Mayjen Popov.
Zaporizhzhia dan wilayah Donetsk timur telah menjadi fokus serangan balik Ukraina, yang diluncurkan lebih dari sebulan lalu. Namun, mereka disebut kesulitan menembus garis pertahanan Rusia yang sudah mapan.
Pada Rabu (12/7), anggota parlemen Rusia lainnya mengatakan bahwa mantan komandan Rusia Jenderal Sergei Surovikin, yang tidak pernah terlihat di depan umum sejak pemberontakan Wagner, sedang beristirahat. Surovikin disebut memiliki hubungan dekat dengan bos Wagner Yevgeny Prigozhin.
Ada laporan media yang menyebutkan bahwa Surovikin telah ditangkap pasca pemberontakan Wagner. Belum ada konfirmasi resmi atau komentar tentang keberadaannya hingga kini.
Sementara itu, jenderal senior Rusia lainnya Letnan Jenderal Oleg Tsokov dilaporkan tewas dalam serangan rudal pada Senin malam di sebuah hotel di Kota Berdiansk yang diduduki Rusia. Kematiannya telah dikonfirmasi oleh Majelis Rendah Parlemen Rusia.
Advertisement