Sukses

Korea Selatan Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan ke Ukraina Jadi Rp2,2 Triliun

Korea Selatan berkomitmen kuat untuk secara aktif bergabung dengan Amerika Serikat dan negara demokrasi liberal lainnya dalam upaya mempertahankan kebebasan Ukraina.

Liputan6.com, Kyiv - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berjanji meningkatkan bantuan kemanusiaan dan militer non-mematikan ke Ukraina pasca pertemuannya dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Kyiv.

Korea Selatan, yang merupakan pengekspor senjata terbesar kesembilan di dunia, memiliki kebijakan lama untuk tidak memasok senjata mematikan ke zona konflik aktif.

Namun, dalam jumpa pers setelah pertemuannya dengan Zelensky, Yoon Suk Yeol mengatakan bahwa Seoul akan memperluas skala pasokan dari tahun lalu, di mana Korea Selatan mengirim bantuan berupa helm dan rompi anti peluru.

Menurut Yoon Suk Yeol, bantuan kemanusiaan akan ditingkatkan menjadi USD 150 juta atau Rp2,2 triliun pada tahun 2023, dari USD 100 juta atau Rp1,4 triliun pada tahun lalu.

"Terima kasih atas pembicaraan penting ini. Terima kasih atas dukungan kuat Anda," ungkap Zelensky seperti dilansir The Guardian, Minggu (16/7/2023). "Kami bicara tentang semua hal yang penting bagi rakyat untuk menjalani kehidupan yang normal dan aman."

Zelensky juga berterima kasih kepada Yoon Suk Yeol atas inisiatif baru untuk memberikan bantuan keuangan, teknis, dan kemanusiaan ke Ukraina, tanpa merinci lebih lanjut. Dia memuji pengiriman kendaraan dan peralatan penjinak ranjau yang disebutnya telah membantu menyelamatkan nyawa.

Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon Hee melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Sabtu (15/7), setelah mereka menghadiri KTT NATO di Lithuania dan melawat ke Polandia. Ini adalah kunjungan perdananya sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Di Ukraina, Yoon Suk Yeol mengunjungi Bucha dan Irpin, kota kecil di dekat Kyiv, di mana dia meletakkan bunga di monumen kematian.

"Ukraina sekarang mengingatkan saya pada Korea Selatan di masa lalu," ujar Yoon Suk Yeol, seraya memuji bantuan internasional yang memungkinkan negaranya melakukan kemenangan ajaib atas Korea Utara dan akhirnya bangkit menjadi salah satu ekonomi utama dunia.

2 dari 2 halaman

Korea Selatan Berkomitmen Kuat Mempertahankan Kebebasan Ukraina

Awal bulan ini, Presiden Yoon Suk Yeol mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan pasokan peralatan penjinak ranjau, ambulans, dan kebutuhan non-militer lainnya menyusul permintaan dari Ukraina.

"Pemerintah Republik Korea Selatan berkomitmen kuat untuk secara aktif bergabung dengan Amerika Serikat dan negara demokrasi liberal lainnya dalam upaya mempertahankan kebebasan Ukraina," tegas Yoon Suk Yeol.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam kunjungannya ke Korea Selatan pada Januari 2023 mendesak negara itu untuk memberikan dukungan militer langsung ke Ukraina. Dan ketika Yoon Suk Yeol bertemu dengan Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska di Seoul pada Mei, dia telah menyatakan akan memperluas bantuan non-mematikan. Namun, juru bicaranya, Lee Do Woon menggarisbawahi bahwa Zelenska dalam kesempatan itu tidak meminta pasokan senjata.

Yoon Suk Yeol dan Zelensky sempat bertemu pada Mei di sela-sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, di mana Zelensky berterima kasih kepada Korea Selatan atas pengiriman obat-obatan, komputer, dan generator. Saat itu, Zelensky dilaporkan meminta bantuan tambahan untuk barang-barang tidak mematikan.

Kunjungan Yoon Suk Yeol dan istri terjadi dua hari setelah Rusia melancarkan serangan drone buatan Iran di wilayah Kyiv. Para pejabat Ukraina mengatakan pertahanan udara mereka mencegat drone tetapi puing-puing itu jatuh di empat distrik di ibu kota, melukai dua orang dan menghancurkan beberapa rumah.

Video Terkini