Sukses

Bukan Nilai, Pembentukan Karakter Jadi Poin Utama dalam Mendidik Siswa

Karakter siswa siswa adalah poin fundamental dalam menentukan keberhasilan mereka.

Liputan6.com, Hong Kong - Pembentukan karakter merupakan elemen penting dalam pendidikan. Karakter siswa adalah poin fundamental dalam menentukan keberhasilan mereka. Hal tersebut diungkapkan oleh Rektor Binus University Prof. Harijanto Prabowo.

"Makin ke sini kan makin banyak sekolah dan kurikulum yang menerapkan pendidikan karakter. Tapi, Binus sebenarnya sudah lama melakukan itu," kata Prof. Harijanto di sela-sela rangkaian kegiatan Program School Executive Excursion (SEE) yang dilaksanakan di Hong Kong, Senin (17/7/2023).

Prof. Harijanto mengisahkan aturan ketat kampus yang sempat menjadi kontroversi, di mana mahasiswa yang ketahuan menyontek akan secara otomatis dikeluarkan atau drop-out. Aturan tersebut semata-mata merupakan bentuk komitmen Binus University dalam menerapkan nilai-nilai ketertiban kepada mahasiswa.

"Jadi, setiap lima menit sebelum ujian, suara saya disiarkan yang isinya intinya jangan menyontek dan sebagainya. Poinnya adalah sampai last minute kan, mahasiswa terus diingatkan soal pentingnya kejujuran," ujar dia.

Selain drop-out bagi siswa yang menyontek, alumni Binus University juga diawasi dengan ketat. Binus Univesity akan mencabut gelar dan penghargaan yang diberikan kepada alumni yang ketahuan melakukan korupsi.

Rupanya, hal yang sama dirasakan oleh salah satu guru yang menjadi peserta Program SEE 2023.

"Yang membuat saya tertarik dengan apa yang disampaikan Prof. Harijanto adalah bahwa pengetahuan itu sebenarnya nomor dua, yang paling utama adalah pembentukan karakter anak. Selain itu yang ditekankan juga adalah networking. Menurut saya itu sangat menarik," tutur Wakil Kepala Kurikulum Penilaian SMA Global Prestasi di Bekasi Arkadius Muda kepada Liputan6.com.

Hal tersebut menjadi penting bagi Arkadius lantaran menjadi latar belakang yang sejalan dengan visi misi sekolahnya.

"Sekolah kami memiliki satu semboyan 'Harmony in Diversity', di mana yang paling pertama adalah karakter. Setelah karakter terbentuk baru pengetahuan, setelah itu kemampuan berorganisasi. Tiga itu harus berjalan bersama untuk mencapai sukses. Dan Binus menawarkan hal yang cocok untuk itu dan sejalan (dengan visi kami)," kata Arkadius.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Tak Hanya Unggul di Bidang Akademis

Melalui Program (2+1)+1, Binus University membentuk agar peserta didiknya tidak sekadar unggul di bidang akademis, namun juga dalam praktik kerja di lapangan. Mahasiswa akan menjalani dua tahun kuliah di kampus asal, satu tahun kuliah di kampus Binus University di kota lain, dan satu tahun mengambil salah satu dari tujuh program enrichment.

Jadi, mahasiswa Binus University bisa kuliah di kampus yang terletak di luar kota, di mana Binus University memiliki kampus di Kemanggisan, Alam Sutera, Bekasi, Bandung, Malang, dan Semarang. Sementara untuk program enrichment, mahasiswa bisa memilih melakukan penelitian; pengabdian ke masyarakat; merintis usaha; studi ke luar negeri; studi lanjut; studi independen khusus; atau magang kerja. Program tersebut bertujuan untuk mempersiapkan agar dua dari tiga lulusan Binus University bekerja di perusahaan global atau menjadi wirausaha.

"Hal ini kita lakukan karena kan untuk mewujudkan definisi Binus sebagai kampus kualitas dunia. Nah, kualitas dunia tuh apa sebenarnya. Menurut lembaga-lembaga, salah satunya dari reputasi lulusan. Makanya, kita mau dua dari tiga lulusan bisa bekerja di perusahan global tersebut," ungkap Prof Harijanto.

"Mau nggak mau kita harus mendekat kan ke perusahaan-perusahaan tersebut. Nggak bisa kalau Binus tetap sendiri aja, baru setelah lulus didorong ke perusahaan. Kita buka jalan. Lagipula kalau ada anak magang misalnya, perusahaan kan jadi lebih kenal juga."

3 dari 3 halaman

Mencari Solusi Bersama

Program SEE 2023 melibatkan 76 pimpinan Sekolah Menengah Swasta (SMA) swasta dan negeri. Program ini menjadi wadah tukar pikiran antara para pimpinan sekolah, khususnya SMA, dengan akademisi dari Binus University.

Kepala, wakil kepala sekolah hingga guru bidang kurikulum yang terlibat dalam Program SEE dapat berdiskusi tentang situasi dan tantangan yang tengah dihadapi oleh sekolah mereka masing-masing. Sementara itu, akademisi Binus University membantu mencari solusi atas berbagai isu yang dihadapi sekolah-sekolah tersebut.

"Kita harusnya senang kalau masih ada masalah karena kan kita juga jadi berpikir. Tinggal bagaimana kita menemukan solusi dengan memanfaatkan kelebihan dan meminimalisir ancaman," tegas Prof. Harijanto dalam sesi pemaparan Program SEE di Hotel Dorsett Tsuen Wan.

Sejumlah peserta SEE 2023 mengaku sangat senang dan terbantu dengan adanya program tersebut, salah satunya Wakil Kepala Sekolah SMA Citra Kasih di Jakarta Barat Agustinus Bayu Prasetyo.

"Ini kan pengalaman pertama saya di SEE ini. Acaranya menarik sih, jadi banyak insight yang kita dapat, terutama seputar kegiatan Binus yang support sekolah," ujar Bayu.

Bayu yang baru pertama kali mengikuti program SEE ini juga mengungkapkan bahwa salah satu program yang digagas Binus University, yakni "Alumni Back to School" membantu sistem pembelajaran di sekolahnya.

"Tahun ini ada alumni kita yang kuliah di Binus dan sekarang magang jadi konselor di sekolah kurang lebih udah enam bulan. Mereka sangat membantu," imbuhnya.