Liputan6.com, Palo Alto - Guru Besar Universitas Stanford sekaligus peneliti senior di Hoover Institution Larry Diamond mengatakan, permainan China di kawasan Indo Pasifik provokatif dan berbahaya.
Klaim Larry Diamond ini disampaikan berdasarkan penilaiannya terkait hubungan China dan Amerika Serikat yang terus memanas. Salah satu aksi provokatif yang diklaim oleh Larry yaitu program senjata nuklir yang dikembangkan oleh Tiongkok.
Baca Juga
“Kini sedang terjadi perlombaan senjata nuklir dan China kini membangun persenjataan nuklirnya. AS kini berada dalam bahaya akibat aktivitas operasional militer yang provokatif dan agresif dari Tentara Pembebasan Rakyat,” kata Larry Diamond kepada 20 jurnalis yang terpilih dalam program FPC Reporting Tour on Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region dari Kemlu Amerika Serikat, Jumat (14/7/2023).
Advertisement
“Kini Anda bisa melihat apa yang telah mereka lakukan dengan pesawat dan kapal mereka. Itu murni bentuk intimidasi. Kita harus mencari cara untuk mengomunikasikan masalah itu secara operasional untuk mencoba dan menghindari kecelakaan di laut yang dapat meningkat menjadi perang.”
“Kedua negara punya masalah ekonomi, masalah perdagangan hingga kepentingan keamanan global.”
Di tengah situasi yang memanas, Larry Diamond menyebut Amerika Serikat memiliki kepentingan di Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Kami memiliki kepentingan untuk mengamankan rantai pasokan untuk semikonduktor. Kami juga memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa Taiwan dapat menentukan masa depannya sendiri dan tidak ada pihak yang secara sepihak akan mengubah status quo.”
“Dan kami tidak akan membiarkan mereka (China) menginjak-injak semua orang dan menentukan secara mandiri keseimbangan kekuatan seperti apa yang Anda inginkan di sana.”
Larry Diamond: Tsai Ing-wen Lakukan Langkah Penyeimbang dengan Mengikuti Status Quo
Larry Diamond juga menyebut bahwa Presiden Tsai Ing-wen telah melakukan tindakan penyeimbang dengan cara mengikuti status quo, sambil dengan tegas menentukan nasib Taiwan ke depannya.
“Saya pikir dia (Tsai Ing-wen) telah melakukan tindakan penyeimbangan yang luar biasa dalam mengikuti status quo, sambil dengan tegas menegaskan penentuan nasib sendiri dan otonomo Taiwan. Tapi dia sangat berhati-hati untuk tidak mengubah simbol atau retorika Taiwan dengan cara yang akan membuat Beijing takut atau menyimpulkan bahwa Taiwan sedang menuju upaya pemisahan permanen dan menuju kemerdekaan,” kata Larry.
“Dan saya pikir dengan mengubah postur itu akan berbahaya dan langkah provokatif serta penyimpangan serius.”
Advertisement
Larry Diamond: AS Tak Akan Terlibat Perang
Dalam posisi ini, Larry Diamond memaparkan analisanya bahwa AS tidak akan bergabung dalam jalur menuju perang yang menurutnya tidak diperlukan.
“Pada saat yang sama, saya hanya ingin mengingatkan Anda tentang kesejajaran dalam masalah ini ketika mahasiswa Hong Kong dan elemen yang lebih radikal mulai mengangkat spanduk yang menyerukan pemisahan antara Hong Kong dan Beijing,” kata Larry Diamond.
“Saya memperingatkan mereka bahwa ini adalah aksi bunuh diri. Jelas sekali simpati saya terhadap Hong Kong sama besarnya dengan Taiwan. Kita dapat mendiskusikan aspirasi pribadi saya yang lebih dalam pada waktu yang berbeda, tetapi Anda harus mengetahui realitas geopolitik.”
“Dan saya katakan ini akan membawa tragedi pada diri Anda sendiri.”
Seputar FPC Reporting Tour Terkait Keamanan dan Ekonomi di Kawasan Indo Pasifik
Tahun ini, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat lewat Foreign Press Centers (FPC) menyelenggarakan Reporting Tour dengan tema Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region atau Keamanan dan Ekonomi di Kawasan Indo Pasifik.
Program ini berfokus pada visi Administrasi Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk kawasan Indo-Pasifik yang makmur secara ekonomi dan memperkuat hubungan antara Amerika Serikat dan mitra di kawasan tersebut.
FPC Reporting Tour on Security and Economic Prosperity in the Indo-Pacific Region ini memberi para 20 jurnalis dari 18 negara kesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana keamanan dan ekonomi memperkuat keamanan Indo-Pasifik.
Program berlangsung para 11-21 Juli 2023 di San Francisco, California dan Honolulu, Hawaii.
Advertisement