Liputan6.com, Jakarta - Sebuah acara festival untuk memperingati Tahun Baru Islam 1445 H digelar perdana di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada Rabu (19/7/2023) malam. Menghadirkan tausiyah Tahun Baru Hijriah dari Habib Nabiel Almusawa.
Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Hijriah yang digelar di 9 kota yang digagas Republika bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT).
Baca Juga
Dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (19/7/2023), Festival Hijriah ini juga dimeriahkan dengan penampilan parade seni dan budaya dari Muslim Xinjiang oleh kelompok seni Art Troupe Performance. Para undangan akan dipukau oleh hiburan lewat ragam lagu, seni tari, opera hingga akrobat.
Advertisement
Sejumlah menteri dijadwalkan hadir pada acara di Taman Ismail Marzuki hari Rabu, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Anas, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Nabiel Almusawa, mengapresiasi penyelenggaraan Festival Hijriah yang juga disiarkan live melalui berbagai platform digital Republika, seperti Republika TV, Youtube Republika Official, hingga Instagram dan Tiktok. Habib Nabiel berharap Festival Hijriah ini akan membuka wawasan masyarakat Indonesia untuk mengenal lebih dekat tentang komunitas Muslim di Provinsi Xinjiang, China, terutama dalam seni dan budayanya.
Habib Nabiel berharap Republika dapat terus menyelenggarakan acara serupa ke depannya. "Ketika Republika mengadakan, itu pas sekali. Kami di Indonesia membutuhkan informasi tentang Xinjiang, tentang Uighur. Dengan ini (Festival Hijriah) kita bisa merasakan ternyata saudara-saudara kami di sana juga banyak, saudara-saudara kami di sana bisa datang ke sini berarti diberikan kesempatan, Islamnya juga diperhatikan, sehingga kita bisa tercerahkan," kata Habib Nabiel.
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi menjelaskan, Festival Hijriah digelar sebagai momentum untuk mengingat perjalanan waktu dan peradaban umat Islam. Karena itu, selain menampilkan tausiyah dari para ustaz, Festival Hijriah akan dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang.
"Untuk memeriahkan kita menghadirkan pertunjukan yang mungkin bisa membuka perspektif lain, yaitu pertunjukan seni budaya Muslim Xinjiang. Ini perlu kita hadirkan karena selama ini orang banyak berbicara tentang Muslim Xinjiang dengan segala macam perspektifnya. Kita coba mengangkat perspektif yang lain, yaitu dari seni dan budaya dan mudah-mudahan ini sekaligus menjadi pintu dialog antara kita dengan Muslim Xinjiang untuk bisa saling silaturahmi dan tukar informasi," kata Irfan.
Selain Habib Nabiel dan Ustaz Othman Shihab, Festival Hijriah ini juga dimeriahkan oleh Habib Husein Jafar Al Hadar yang akan mengisi di tujuh kota dan dan Ustaz Wijayanto yang akan menyemarakkan Yogyakarta.
Sekilas Soal Xinjiang
Xinjiang yang merupakan provinsi di wilayah barat laut China, sejak lama dikenal sebagai titik bertemunya berbagai kebudayaan dari beragam suku bangsa. Hal ini menjadikan Xinjiang mempunyai budaya, khususnya dalam seni tari, yang unik.
Masyarakat Xinjiang dikenal sangat menggemari seni tari dan nyanyi. Di Xinjiang, mudah ditemukan pentas seni tari dan panggung untuk bernyanyi, mulai dari pusat-pusat wisata, pasar tradisional, hingga permukiman warga. Seni tari dan nyanyi khas Xinjiang telah diakui UNESCO sebagai "Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity" atau Mahakarya Budaya Lisan dan Tak Bendawi untuk Kemanusian.
Â
Â
Advertisement
Dimeriahkan oleh Kelompok Seni Muslim Xinjiang
Kelompok seni Art Troupe Performance akan membuka pertunjukan dengan tarian dan tabuhan rebana yang merepresentasikan berbagai kelompok etnis di Xinjiang. Penyanyi solo lelaki juga akan menyuguhkan nyanyian kumpulan lagu-lagu klasik sebagai simbol yang menunjukkan kualitas keramahan orang Tionghoa dari semua kelompok etnis.
Tak ketinggalan, para penampil akan mempertontonkan seni daerah tarian 'Jula' dari 12 Muqam Uighur.
Pada 2005, seni klasik ini masuk Daftar Perwakilan Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO. Karya seni ini masuk dalam gelombang pertama Daftar Item Perwakilan Budaya Tak benda Nasional pada 2006. Muqam adalah seni pertunjukan suku Uighur yang mirip dengan opera, menggabungkan antara musik tradisional, lagu, dan drama. Adapun terjemahan kata Jula dari bahasa Uighur berarti mutiara yang bersinar.
Kelompok seni Art Troupe Performance juga menyiapkan pertunjukan akrobat bola kristal yang akan mengombinasikan seni dan beragam permainan. Untuk menghangatkan suasana, mereka juga menyiapkan beberapa lagu rakyat (folksong) yang terkenal di Indonesia.
Ada Bazar UMKM di Festival Hijriah
Setelah menyemarakkan Jakarta, kelompok seni Muslim Xinjiang ini akan berparade menuju 8 kota lainnya untuk memeriahkan Festival Hijriah, yakni:
- Depok (22 Juli)
- Bekasi (24 Juli)
- Bandung (27 Juli)
- Cirebon (30 Juli)
- Semarang (2 Agustus)
- Solo (5 Agustus)
- Yogyakarta (7 Agustus)
- Surabaya (10 Agustus)
Festival Hijriah juga akan diisi oleh bazar dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di 8 kota, sehingga bisnis pelaku UMKM lebih dikenal masyarakat. Kehadiran bazar UMKM menjadi daya tarik karena masyarakat bisa menyaksikan kemeriahan perayaan Tahun Baru Hijriah sambil menikmati beragam produk UMKM.
Tanda masuk untuk bisa menyaksikan langsung pentas seni dan budaya dari Muslim Xinjiang dengan cara mendaftar di https://republika.id/product/event/127481/festival-hijriyah-republika.
Acara ini digelar secara gratis dan terbuka untuk umum.
Advertisement