Sukses

AS Khawatir Tentaranya Dianiaya di Korea Utara, Pyongyang Masih Bungkam

Pejabat AS khawatir bahwa tentaranya bernama Travis King yang ditahan di Korea Utara dianiaya seperti kasus yang pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan tentaranya yang ditahan oleh Korea Utara. Terlebih, pejabat AS mengatakan pada Kamis (20/7/2023) bahwa pihak Pyongyang masih belum memberikan komentar apapun terkait hal tersebut. 

Dilansir Channel News Asia, Jumat (21/7/2023), Prajurit Kelas Dua bernama Travis King dijadwalkan kembali ke Amerika Serikat untuk menghadapi sanksi disiplin setelah dipenjara di Korea Selatan. Tetapi, ia malah meninggalkan bandara, mengikuti perjalanan tur ke perbatasan, melarikan diri dan melintasi perbatasan menuju Korea Utara. 

"Itu membuat saya sangat prihatin bahwa King berada di tangan otoritas Korea Utara. Saya khawatir tentang bagaimana mereka akan memperlakukannya," kata Sekretaris Angkatan Darat Christine Wormuth di Aspen Security Forum.

Dia merujuk kasus Otto Warmbier, seorang warganya yang ditahan selama satu setengah tahun sebelum dibebaskan dalam keadaan koma ke Amerika Serikat dan meninggal enam hari kemudian.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller juga mengutip sejarah Pyongyang yang menganiaya tahanan.

"Kami akan selalu prihatin mengingat perlakuan oleh warga Korea Utara terhadap orang-orang yang ditahan di masa lalu dan itulah salah satu alasan mengapa kami menghubungi untuk meminta informasi lebih lanjut tentang kesehatannya," kata Miller.

"Kasus ini terus menjadi prioritas yang sangat tinggi bagi departemen tersebut. Upaya diplomasi kami sedang berlangsung," katanya.

Pentagon menyebutkan bahwa Angkatan Darat AS telah meluncurkan penyelidikan atas insiden tersebut, tetapi para pejabat menyebut bahwa prioritas pertama mereka adalah mengamankan pembebasan tentara AS tersebut.

2 dari 3 halaman

Upaya Pencarian Informasi

Wormuth mengatakan Washington telah mencari informasi tentang King melalui koneksi PBB dan berbagai bagian pemerintah terlibat dalam upaya tersebut.

"Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri, Gedung Putih, kami menggunakan saluran PBB, telah menjangkau (Korea Utara) untuk mendapatkan informasi tentang statusnya dan bekerja sama dengan mereka untuk mencoba ... membawanya kembali," ungkapnya.

Wormuth mengatakan tentara itu "akan menghadapi konsekuensi tambahan" jika dia kembali ke Amerika Serikat. 

"Dia telah menyerang seseorang di Korea Selatan dan telah ditahan oleh pemerintah Korea Selatan dan akan kembali ke Amerika Serikat dan menghadapi konsekuensi di Angkatan Darat. Dan saya yakin dia akan menghadapi itu," katanya lagi.

"Dia mungkin tidak berpikir jernih, terus terang, tapi kami tidak tahu," tambahnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis Uji Rudal Terbaru Korea Utara