Liputan6.com, Pyongyang - Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengunjungi Korea Utara pada Selasa malam (25/7). Kunjungan ini dibuat di tengah terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (26/7/2023), begitu tiba di Pyongyang, Sergey Shoigu disambut pejabat-pejabat senior Korea Utara termasuk Menteri Pertahanan Kang Sun Nam, lapor media pemerintah.
Baca Juga
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kunjungan delegasi itu akan membantu memperkuat hubungan dan menandai “tahap penting” dalam pengembangan kerja sama bilateral.
Advertisement
Baik Rusia maupun China mengirim delegasi pemerintah ke Korea Utara minggu ini untuk acara yang menandai peringatan 70 tahun gencatan senjata yang menghentikan pertempuran dalam Perang Korea 1950-53.
Lawatan itu menunjukkan Korea Utara semakin terbuka setelah bertahun-tahun mengisolasi diri dari pandemi. Negara itu ingin menunjukkan kemitraannya dengan tetangga-tetangganya yang otoriter dalam menghadapi ketegangan nuklir yang semakin dalam dengan Washington, Seoul dan Tokyo.
Media pemerintah Korea Utara juga merilis gambar-gambar pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang sedang mengunjungi kuburan korban perang menjelang peringatan tersebut.
Sebagai informasi, Korea Utara merupakan salah satu negara yang menolak resolusi PBB untuk mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
PBB Waspadai Bahaya Kelaparan Usai Rusia Gempur Fasilitas Pangan Ekspor Ukraina
Rusia menggempur fasilitas pangan ekspor Ukraina selamat empat hari berturut-turut pada Jumat (21/7). Moskow juga berusaha merebut kapal di Laut Hitam sebagai eskalasi dari apa yang pemimpin Barat katakan sebagai upaya untuk menghindari sanksi dengan mengancam krisis pangan global.
Serangan terhadap pasokan biji-bijian Ukraina yang menjadi bagian utama dari rantai makanan global, dilakukan sejalan dengan keinginan Kyiv untuk menentang blokade laut Rusia atas pelabuhan ekspornya.
Hal itu dilakukan setelah Moskow pada minggu ini, menarik diri dari perjanjian koridor laut aman yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB memperingatkan bahwa jutaan orang di negara-negara miskin di seluruh dunia berisiko lebih besar mengalami kelaparan dan kelaparan akibat efek lanjutan harga pangan.
"Beberapa akan kelaparan, beberapa akan kelaparan, banyak yang mungkin mati sebagai akibat dari keputusan ini," kata Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths kepada Dewan Keamanan seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (23/7/2023).
Di Ukraina, gubernur setempat Oleh Kiper mengatakan terminal biji-bijian dari sebuah perusahaan pertanian di wilayah Odesa diterjang serangan udara. Akibatnya 100 ton kacang polong dan 20 ton jelai hancur.
Foto-foto yang dirilis oleh Kementerian Darurat menunjukkan api yang membakar di antara bangunan logam yang tampak seperti gudang. Dua orang terluka, kata Kiper, sementara para pejabat melaporkan tujuh tewas dalam serangan udara Rusia di tempat lain di Ukraina.
Moskow menggambarkan serangan itu sebagai balas dendam atas serangan Ukraina di jembatan buatan Rusia ke Krimea - semenanjung Laut Hitam Ukraina yang direbut oleh Moskow pada 2014. Mereka menuduh Ukraina menggunakan koridor laut untuk meluncurkan "serangan teroris."
Rusia mengatakan armada Laut Hitamnya telah berlatih menembakkan roket ke "target mengambang" dan akan menganggap semua kapal yang menuju perairan Ukraina berpotensi membawa senjata. Kyiv menanggapi dengan peringatan serupa tentang kapal yang menuju ke Rusia.
Advertisement