Liputan6.com, Abuja - Sekretaris Jenderal PBB, pada Rabu (26/7), berbicara dengan Presiden Nigeria Mohamed Bazoum dan menawarkan "dukungan penuh" kepada pemimpin yang tampaknya telah ditahan dalam upaya kudeta, kata seorang juru bicara PBB.
"Sore ini @antonioguterres berbicara dengan @mohamedbazoum. Dia menyatakan dukungan penuh dan solidaritasnya kepada Presiden Nigeria," kata juru bicara itu dalam pernyataan di Twitter, situs media sosial yang berganti nama menjadi X.
Baca Juga
Bazoum ditahan anggota pengawalnya, menurut sejumlah sumber.
Advertisement
Dalam unggahan di media sosial, kantor kepresidenan mengatakan "unsur-unsur Pengawal Presiden memiliki temperamen (dan) gagal mendapatkan dukungan dari angkatan bersenjata dan garda nasional."
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengutuk upaya untuk merebut kekuasaan secara paksa dalam upaya kudeta yang nyata di negara bagian Sahel itu, dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (27/7/2023).
Guterres mengutuk "sekeras-kerasnya segala upaya untuk merebut kekuasaan dengan kekerasan dan merusak pemerintahan yang demokratis, perdamaian dan stabilitas," kata juru bicara Stephane Dujarric.
Guterres meminta "semua aktor yang terlibat agar menahan diri dan memastikan perlindungan tatanan konstitusional," imbuhnya.
Amerika Serikat juga mengecam upaya kudeta tersebut.
"Amerika sangat prihatin atas perkembangan hari ini di Nigeria," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam pernyataan Gedung Putih.
"Kami sangat mengutuk setiap upaya menahan atau menumbangkan fungsi pemerintah Nigeria yang terpilih secara demokratis," kata Sullivan. Ia menambahkan, "kami secara khusus mendesak unsur pengawal presiden untuk membebaskan Presiden Bazoum dari penahanan dan menahan diri dari kekerasan."
Â
4 Kali Kudeta Sejak Merdeka dari Prancis
Bazoum, yang merupakan sekutu dekat Prancis, terpilih pada 2021. Ia memimpin negara yang terperosok dalam kemiskinan dan memiliki sejarah ketidakstabilan yang kronis.
Negara yang terkurung daratan itu telah mengalami empat kudeta sejak merdeka dari Prancis pada 1960 serta berbagai upaya lain untuk merebut kekuasaan, termasuk melawan Bazoum.
Terletak di jantung wilayah Sahel yang gersang, dengan dua pertiga wilayahnya adalah gurun pasir, Nigeria terus menempati peringkat paling bawah, atau hampir paling bawah, dalam Indeks Pembangunan Manusia PBB, yang merupakan tolok ukur kemakmuran.
Advertisement