Sukses

Moldova Usir 45 Diplomat dan Staf Kedubes Rusia Gegara Sikap Bermusuhan

Kementerian Luar Negeri Moldova menyatakan bahwa Rusia memiliki waktu hingga 15 Agustus untuk memangkas personel kedutaannya dari lebih dari 80 menjadi 25 orang.

Liputan6.com, Chisinau - Moldova mengusir 45 diplomat dan staf Kedutaan Besar Rusia di Chisinau. Dalam pernyataannya, Moldova mengutip tindakan bermusuhan selama bertahun-tahun oleh Rusia.

"Kami sepakat tentang perlunya membatasi jumlah diplomat terakreditasi dari Rusia, sehingga lebih sedikit orang yang mencoba menggoyahkan Republik Moldova," ungkap Menteri Luar Negeri Moldova Nicu Popescu seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (28/7/2023).

"Selama bertahun-tahun kami telah menjadi sasaran tindakan dan kebijakan Rusia yang bermusuhan. Banyak di antaranya dilakukan melalui kedutaan."

Kementerian Luar Negeri Moldova menyatakan bahwa Rusia memiliki waktu hingga 15 Agustus untuk memangkas personel kedutaannya dari lebih dari 80 menjadi 25 orang.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengungkapkan bahwa keputusan Moldova tidak akan dibiarkan tanpa respons. Dia menyebut kebijakan Moldova itu sebagai upaya lain untuk menghancurkan hubungan bilateral kedua negara.

Adapun Kremlin menyesalkan keputusan Moldova dan menuduh pemimpin negara itu mendorong "Russophobia".

"Disayangkan, Chisinau dengan sengaja membuat hubungan kami menjadi sangat menyedihkan," kata juru bicara Kremli Dmitry Peskov.

2 dari 2 halaman

Titik Terendah Hubungan Moldova-Rusia

Hubungan antara Moldova-Rusia mencapai titik terendah baru tahun ini setelah Presiden Maia Sandu mengecam keras invasi Rusia ke Ukraina dan menuduh Moskow berencana menggulingkannya.

Pada Mei, Uni Eropa mengumumkan pembukaan misi sipil di Chisinau untuk menunjukkan solidaritas dalam menghadapi ancaman dari Rusia.

Popescu, pada Rabu (26/7), menyinggung laporan The Insider dan saluran televisi Jurnal TV tentang 28 antena yang dipasang di rooftop Kedutaan Besar Rusia dan bangunan yang berdekatan, yang bisa digunakan untuk memata-matai.

Laporan tersebut mendorong Kementerian Luar Negeri Moldova memanggil duta besar Rusia untuk memberikan penjelasan. Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa tuduhan mata-mata adalah fantasi yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan.

Merespons dugaan spionase, Duta Besar Rusia untuk Moldova Oleg Vasnetsov mengatakan, "Jika telepon dan internet berfungsi dengan baik, mungkin tidak perlu ada penambahan (antena) terus-menerus."