Sukses

Unik, Es Krim di China Pakai Rok dan Jepit Rambut

Trik marketing dalam industri es krim di China disebut lazim selama Musim Panas.

Liputan6.com, Beijing - Sebuah toko es krim di China menyajikan menu andalannya dengan unik, yaitu memasang rok dan jepit rambut tradisional di bagian cone-nya. Trik marketing ini kemudian membuatnya viral.

Dilansir SCMP, Minggu (30/7/2023), toko di Provinsi Jiangsu tersebut menambah hiasan rok dan jepit rambut sebagai bagian dari promosi selama sepekan.

Rok dengan gambar kuda atau ma mian qun merupakan pakaian tradisional Tionghoa yang berasal dari Dinasti Song (960-1279), namun populer selama Dinasti Ming (1368-1644) dan Qing (1636-1912) karena fungsinya dan penampilannya.

"Itu sangat lucu! Saya melihat es krim yang indah. Bahkan es krim memakai rok bergambar kuda sekarang," tulis seseorang dalam di platform Xiaohongshu, media sosial lokal seperti Instagram.

Warganet lainnya menuliskan, "Itu ide yang fantastis dan menurut saya tidak terlalu mahal."

Sementara pembeli lain menulis di WeChat bahwa dia dengan senang hati mengeluarkan uang ekstra 28 yuan atau sekitar Rp59 ribu untuk membeli es krim tersebut.

"Kami merancang es krim ini untuk mempromosikan budaya Jiangnan dan China," kata seorang karyawan toko kepada Xiaoxiang Morning Herald.

Karyawan toko es krim mengatakan bahwa ada sepotong plastik yang memisahkan rok dari es krim demi menghindari isu soal kebersihan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lazim Selama Musim Panas

Trik marketing dalam industri es krim di China disebut lazim selama Musim Panas.

Pada Mei 2022, merek baijiu (minuman keras khas China) terkenal, Mao-tai, dikritik karena tingginya harga es krim bermerek yang dijualnya melalui kerja sama dengan perusahaan susu Mengniu.

Tahun 2019, merek es krim Zhong Xue Gao mengklaim dalam iklannya bahwa es krim rasa susunya tidak mengandung setetes air pun. Namun, otoritas pengawas pasar Shanghai kemudian mendenda perusahaan tersebut 3.000 yuan atau sekitar Rp6,3 juta karena iklan palsu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.