Sukses

China: Bantuan Militer AS ke Taiwan Tidak Akan Menggoyahkan Keinginan Reunifikasi

China telah meningkatkan manuver militernya dalam beberapa tahun terakhir ke Taiwan, mengirimkan jet-jet tempur dan kapal-kapal perangnya untuk mengelilingi wilayah pulau itu.

Liputan6.com, Beijing - China menuduh Amerika Serikat (AS) mengubah Taiwan menjadi depot amunisi. Pernyataan itu muncul setelah Gedung Putih mengumumkan paket bantuan militer senilai USD 345 juta untuk Taiwan.

"Tidak peduli berapa banyak uang pembayar pajak ... yang dihabiskan separatis Taiwan, tidak peduli berapa banyak senjata AS, itu semua tidak akan menggoyahkan tekad kami untuk menyelesaikan masalah Taiwan atau mengguncang keinginan kuat kami mewujudkan reunifikasi Tanah Air kami," ungkap juru bicara Kantor Urusan Taiwan -lembaga di bawah pemerintah China- Chen Binhua, seperti dilansir AP, Senin (31/7/2023).

"Tindakan mereka mengubah Taiwan menjadi tong mesiu dan depot amunisi, memperparah ancaman perang di Selat Taiwan."

Pernyataan yang dirilis pada Sabtu (29/7) malam itu merupakan respons atas pengumuman paket bantuan AS ke Taiwan, yang diklaimnya sebagai wilayahnya yang membangkang.

Tentara Pembebasan Rakyat China telah meningkatkan manuver militernya dalam beberapa tahun terakhir ke Taiwan, mengirimkan jet-jet tempur dan kapal-kapal perangnya untuk mengelilingi wilayah pulau itu.

Pada Minggu (30/7), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan bahwa mereka melacak enam kapal Angkatan Laut China di dekat wilayahnya.

Adapun pemerintah Taiwan yang berkuasa yang dipimpin oleh Presiden Tsai Ing Wen dari Partai Progresif Demokratik, telah meningkatkan pembelian senjata dari AS sebagai bagian dari strategi pencegahan terhadap invasi China.

 

2 dari 2 halaman

AS Percepat Proses Pengiriman Bantuan Militer ke Taiwan

China dan Taiwan berpisah di tengah perang saudara tahun 1949. Dalam sejarahnya, Taiwan tidak pernah diperintah oleh Partai Komunis China.

Tidak seperti pembelian militer sebelumnya, paket bantuan terbaru AS adalah bagian dari otoritas presiden yang disetujui oleh Kongres AS tahun lalu untuk menarik senjata dari stok militer AS saat ini, sehingga Taiwan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkannya.

Taiwan sendiri sebelumnya telah membeli persenjataan senilai USD 19 miliar dari AS. Namun, sebagian besar pembelian tersebut belum dikirimkan.