Sukses

Sajikan Makanan dari Mulut ke Mulut hingga Ada Tarian Erotis, Restoran di China Dipaksa Tutup

Perintah otoritas justru mendapat penolakan dari sejumlah pengguna sosial media, yang berpendapat bahwa seharusnya ada aturan batas usia pengunjung, bukan malah menutupnya.

Liputan6.com, Beijing - Sebuah restoran bernama "Thai Drum Thai Drum Thai Cuisine", yang seluruh pelayannya laki-laki berpakaian minim di Xishuangbanna Dai, Provinsi Yunnan, China, dipaksa untuk tutup atas pertunjukan tak senonoh yang ditampilkan kepada pengunjung. 

Restoran yang buka selama bulan April hingga Juli itu berada di kawasan wisata populer bagi turis.

Dilansir SCMP, Selasa (1/8/2023), restoran yang mengusung tema Thailand itu memajang papan tanda bertuliskan "Restoran Macho di lantai atas", di mana pengunjung langsung disambut oleh para pelayan pria berotot yang hampir seluruhnya bertelanjang dada. 

Para pelayan pria kemudian akan menyuguhkan "hiburan tak senonoh" kepada pengunjung yang kebanyakan wanita, termasuk tarian erotis, pijatan di bahu hingga menyuapi makanan dari mulut ke mulut.

Ada laporan yang menyebutkan bahwa terkadang anak-anak juga dilibatkan dalam pertunjukan di restoran tersebut.

Aksi cabul tersebut kemudian mendapat reaksi dari seorang anggota staf dari Biro Penegakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Yunnan, yang mengatakan "Sebagai provinsi perbatasan, Yunnan telah melihat beberapa pertunjukan komersial yang berasal dari negara asing, yang dapat menyusup ke pasar budaya di perbatasan daerah dan merusak warisan budaya tradisional nasional yang luar biasa."

"Pertunjukan seperti itu harus ditindak tegas sejak awal," katanya. 

Hingga pada 26 Juli 2023, pihak berwenang setempat mengumumkan bahwa pertunjukan tak senonoh itu telah melanggar etika sosial dan menodai tradisi daerah tersebut.

Restoran tersebut akhirnya diperintahkan untuk menangguhkan operasinya, dan pendapatan ilegal senilai 10.664 yuan atau sekitar Rp22,6 juta akan disita dan dikenakan denda tambahan 10 kali lipat dari sitaan. 

Perintah penutupan restoran itu kemudian mendapat banyak reaksi, termasuk dari mereka yang mendukung maupun menolak. 

Salah satu orang yang menolak mengatakan, "Restoran seharusnya membatasi masuknya anak di bawah umur. Tidak ada salahnya orang dewasa menonton ini."

"Saya ingin pergi (ke sana). Kedengarannya seperti surga!" kata yang lain. 

 

2 dari 3 halaman

Trik Pemasaran

Wilayah Xishuangbanna sendiri telah menjadi daya tarik bagi turis atas budaya dan iklim tropisnya, sehingga pengusaha industri hiburan di sana bersaing ketat. 

Hal ini diakui oleh staf restoran tersebut, yang juga mengatakan bahwa hiburan yang disuguhkan merupakan trik pemasaran yang dilakukan guna menarik pelanggan. 

"Bisnis tidak berjalan dengan baik, jadi untuk meningkatkan jumlah pelanggan, restoran mempekerjakan aktor-aktor yang berbadan tegap untuk tampil," katanya kepada Beijing Youth Daily. 

"Awalnya, hanya ada enam aktor yang menampilkan tarian yang relatif normal. Saat pelanggan merekam di restoran dan membagikan videonya secara online, pemilik restoran melihatnya sebagai peluang promosi," tambahnya. 

3 dari 3 halaman

Justru Dapat Reaksi Positif dari Netizen

Konsep restoran tersebut pun mendapat reaksi positif dari para pengguna Dianping, platform ulasan restoran di China. 

Banyak yang memuji pelayan laki-laki di restoran itu atas "tubuh yang mengesankan" dan "tarian penuh gairah". Beberapa bahkan membandingkan gaya mereka dengan pertunjukan langsung "Magic Mike" yang terkenal di London, Inggris.

Salah satu komentar di Dianping juga menyebut bahwa pengunjung dapat meminta kontak personal para pelayan atau penampil.

Sementara jika ingin berfoto bersama, mereka harus membayar lebih.

Â