Liputan6.com, Kyiv - Sehari setelah Volodymyr Zelensky mengatakan perang akan kembali ke wilayah Rusia, Kremlin melancarkan serangan udara mematikan ke kampung halaman presiden Ukraina itu, Kryvyi Rih.
Sedikitnya enam orang tewas, termasuk seorang gadis berusia 5 tahun, dan puluhan lainnya terluka ketika sepasang rudal balistik menghantam gedung sekolah dan tempat tinggal.
Baca Juga
Zelensky mengatakan lebih dari 350 orang terlibat dalam operasi penyelamatan. Personel layanan darurat masih mencari korban selamat di bawah reruntuhan pada Senin (31/7) sore waktu setempat.
Advertisement
Penduduk mengatakan tidak ada sirene serangan udara sebelum rudal menghantam dan menghancurkan sebagian besar dari dua bangunan. Beberapa mengatakan mereka memiliki sedikit waktu untuk mencari perlindungan.
"Kali ini, kami tidak punya waktu untuk menyesuaikan diri," kata warga Kryvyi Rih, Natalia Balaba seperti dilansir CNN, Selasa (1/8/2023).
Natalia mengatakan bahwa semua jendela di apartemen mereka pecah dan kerusakan terjadi di mana-mana.
"Kami sangat ketakutan, kami sangat terkejut," katanya.
Tidak jelas mengapa Rusia menargetkan Kryvyi Rih. Pejabat Ukraina mengatakan tidak ada target militer di dekatnya. Kepala dewan pertahanan lokal Oleksandr Vilkul menyebut pengeboman itu sebagai serangan teroris.
Rusia melakukan serangan serupa di Kryvyi Rih pada Juni, menewaskan 11 orang.
Kementerian Pertahanan Rusia belum mengomentari situasi di Kryvyi Rih. Moskow telah berulang kali membantah menargetkan infrastruktur sipil, meskipun ada banyak bukti sebaliknya.
Rusia Akan Intensifkan Serangan
Pada Senin, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menegaskan bahwa Kremlin akan mengintensifkan serangannya sebagai tanggapan atas serangan drone ke Moskow pada hari sebelumnya.
Beberapa jam kemudian, Zelensky mengatakan, "Ukraina semakin kuat dan perang secara bertahap kembali ke wilayah Rusia, ke pusat simbolis dan pangkalan militernya."
"Ini adalah proses yang tak terhindarkan, alami, dan benar-benar adil," kata Zelensky.
Seorang juru bicara Angkatan Udara Ukraina mengatakan Kyiv menargetkan Moskow untuk menyerang Rusia yang, sejak invasi dimulai pada Februari 2022, merasa perang masih jauh.
Adapun Shoigu dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa upaya serangan drone Ukraina ke Moskow dimaksudkan untuk menutupi kurangnya keberhasilan di medan perang.
"Dengan latar belakang serangan balasan yang gagal, rezim Kyiv – dengan dukungan sponsor Barat – fokus melakukan serangan teroris terhadap infrastruktur sipil di kota-kota Federasi Rusia," ungkap Shoigu.
Advertisement