Sukses

Pengusaha di Afghanistan Buka Pelatihan Bagi Wanita Usai Pelarangan Salon oleh Taliban

Menyusul larangan adanya usaha salon kecantikan di Afghanistan oleh Taliban, seorang pengusaha wanita di Kabul membantu lebih dari 50 wanita dengan memberi mereka pekerjaan dan pelatihan profesional.

Liputan6.com, Kabul - Menyusul larangan adanya usaha salon kecantikan di Afghanistan oleh Taliban, seorang pengusaha wanita di Kabul membantu lebih dari 50 wanita dengan memberi mereka pekerjaan dan pelatihan profesional.

Pengusaha wanita bernama Freshta Hashmi terlibat dalam bisnis kecil selama tujuh tahun dan sekarang membantu kaum wanita dengan membuat usaha kerajinan tangan demi mendukung wanita, tunawisma dan pelajar.

“Tujuan saya adalah agar wanita bekerja sehingga mereka dapat membeli roti untuk keluarga mereka. Sejak Taliban datang, bisnis kami jatuh, tidak ada penjualan. Orang tidak punya uang untuk membeli makanan,” kata Freshta Hashmi, dikutip dari laman The Print, Kamis (3/8/2023).

Beberapa mahasiswi peserta lokakarya tersebut mendesak Taliban untuk mendukung produk dalam negeri.

Fatima Ahmadi, salah satu siswa mengatakan, “Saya adalah siswa kelas 12 dan telah dilarang pergi ke sekolah. Saya memiliki impian untuk menyelesaikan sekolah. Saya ingin melanjutkan pendidikan ke universitas. Saya seorang remaja muda berusia enam belas tahun yang memiliki banyak mimpi dan saya berharap Taliban akan membuka sekolah lagi sehingga saya dapat belajar."

"Kami datang ke sini. Saya sangat senang. Semua guru kami perempuan," kata Atina, siswa lainnya.

Namun, Kementerian Informasi dan Kebudayaan menambahkan bahwa mereka sedang berusaha untuk membuat lebih banyak pameran bagi perempuan di sektor kerajinan tangan.

Atiqullah Azizi, Deputi Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Penerangan mengatakan, “Apapun kebutuhan kerajinan tangan adik-adik, kita sediakan pasar dan pameran di Galeri Nasional untuk mereka.”

 

 

2 dari 2 halaman

Upaya Bantuan Berupa Donor Bagi Kaum Wanita

Selain itu, pihak Kamar Dagang dan Industri Wanita berupaya untuk menciptakan tiga pasar bagi pengusaha wanita di ibu kota Afghanistan.

Salma Yusufi, CEO Kamar Dagang dan Industri Wanita mengatakan, “Ada tiga pasar permanen di Kabul, yang akan segera didirikan oleh UNHCR dan beberapa donor.”

Di tengah protes publik dan keprihatinan PBB, larangan salon kecantikan wanita di Afghanistan mulai berlaku menyusul tenggat waktu yang diberikan oleh Kementerian Wakil dan Kebajikan pada 4 Juli 2023.

Menurut perintah tersebut, salon kecantikan wanita di Afghanistan tidak lagi diizinkan beroperasi setelah 23 Juli.

Menanggapi hal itu, para pemilik salon kecantikan mengatakan bahwa sebagian dari perempuan tersebut adalah pencari nafkah bagi keluarganya.

Setelah pelarangan, mereka tidak akan dapat menghidupi keluarga mereka.