Sukses

Korea Selatan Dilanda Heatwave, Ini Dampak Fatal Gelombang Panas ke Manusia

Suhu Korea Selatan sudah lebih panas dari Jakarta.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan sedang dilanda gelombang panas (heatwave) yang menganggu aktivitas-aktivitas di luar ruangan. Menurut informasi cuaca di Google, Senin (7/8/2023), suhu di Seoul mencapai 34 derajat celcius dalam beberapa hari terakhir.

Suhu yang tinggi ini juga telah merenggut korban jiwa. Pekan lalu, CNN menyebut ada 16 orang yang kehilangan nyawa di Korea Selatan akibat penyakit terkait gelombang panas.

Selain itu, para peserta jambore pramuka dunia di Korea Selatan juga dilaporkan jatuh sakit akibat gelombang panas.

Dampak dari gelombang panas tidak boleh diremehkan, karena ini beda dari sekadar panas biasa. Situs Worlth Health Organization (WHO) juga menjelaskan bahwa dampak gelombang panas bisa fatal.

Dampak Fatal Heatwave

  1. Heat exhaustion (kelelahan akibat panas).
  2. Heat stroke (menyebabkan pingsan).
  3. Dehidrasi parah.
  4. Acute cerebrovascular accident (stroke).
  5. Penggumpalan darah.
  6. Menambah risiko komplikasi penyakit dan kematian bagi yang punya penyakit kronis.

WHO mengingatkan bahwa efek heatwave bisa terjadi secara mendadak. Oleh karena itu, WHO meminta publik agar mendengarkan secara serius peringatan dan rekomendasi yang diberikan otoritas lokal ketika terjadi gelombang panas.

Bila Merasa Sakit Akibat Heatwave

Berikut rekomendasi WHO jika kamu merasa sakit akibat gelombang panas:

  1. Cari bantuan jika kamu merasa pusing, lemah, cemas, atau merasakan sangat haus, dan pusing.
  2. Segera pindah ke tempat yang lebih sejuk.
  3. Minum air putih.
  4. Pastikan obat-obatan kamu tetap berada di suhu di bawah 25 derajat celcius atau di dalam kulkas.

WHO juga menyarankan untuk jangan panas-panasan ketika ada heatwave, terutama saat suhu memuncak. Jangan pula malah beraktivitas fisik yang berat.

Turut disarankan juga untuk memperhatikan orang tua, anak, dan hewan peliharaan ketika ada heatwave.

2 dari 4 halaman

Konser K-pop di Jambore Pramuka Dunia Korea Selatan Dibatalkan, Sejumlah Kontingen Ditarik Pulang

Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia ikut serta dalam Jambore Pramuka Sedunia ke-25 (25th World Scout Jamboree) di Korea Selatan (Korsel). Acara tersebut berlangsung pada 1 sampai 12 Agustus 2023.

Kontingen Indonesia berkekuatan 1.569 orang yang dipimpin Ketua Kontingen, Mayjen TNI Mar (Purn) Yuniar Ludfi, tetap bertahan meskipun cuaca amat panas mencapai 38 sampai 40 derajat Celsius di siang hari. Selain itu, kontingen tetap solid dan bersemangat mengikuti kegiatan akbar empat tahun sekali itu.

Di tengah cuaca panas ekstrem tersebut sempat menyeruak kabar bahwa sejumlah kontingen akan ditarik pulang ke negara asal. Kabar itu juga datang salah satunya dari Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI untuk memantau kondisi Kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti, Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan.

Hal itu dilakukan setelah cuaca panas yang melanda Korea Selatan saat ini menyebabkan peserta di beberapa negara mengalami masalah kesehatan.

"Saya sudah perintahkan kepada Kemlu kepada kedutaan kita untuk selalu memonitor untuk selalu memantau," kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Meski begitu, Jokowi telah memerintahkan agar para peserta dari Indonesia bisa dipulangkan kembali. Sebagai upaya pencegahan, walaupun kondisi cuaca di sana belum sampai indikasi membahayakan. "Sampai saat ini tidak ada yang disampaikan itu membahayakan dan kita harus apa. Membawa pulang kembali," kata Jokowi.

Sementara Inggris, Amerika Serikat, dan organisasi Singapura membuat keputusan untuk menarik peserta mereka keluar dari Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea, mengutip langkah-langkah yang tidak memadai untuk mengatasi panas ekstrem dan faktor lainnya, sebagian besar negara peserta lainnya telah memutuskan untuk tetap tinggal, termasuk Jerman, Swedia, dan Spanyol.

Gelombang panas yang terjadi saat Jambore Dunia ke-25 di Korea Selatan ini juga membuat konser K-Pop yang dijadwalkan pada Minggu 6 Agustus malam di perkemahan Saemangeum ditunda hingga Jumat 11 Agustus karena masalah keamanan dan cuaca panas terik.

Menteri Kebudayaan Korsel Park Bo-gyoon, seperti dikutip dari KBS, mengumumkan perubahan tersebut pada jumpa pers Minggu 6 Agustus di Saemangeum. Ia mengatakan bahwa konser tersebut akan diadakan pada malam upacara penutupan Jambore Dunia ke-25 pada hari Jumat.

Sesuai arahan Bapak Presiden, kami sedang mempersiapkan program-program wisata yang akan dilakukan ke seluruh pelosok tanah air, agar para peserta dapat merasakan berbagai pengalaman dan membangun kenangan indah, kata Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan Lee Sang-min.

3 dari 4 halaman

Pemerintah Bersatu Menyukseskan Jambore Pramuka Sedunia ke-25

Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum. Kondisi lokasi Jambore dilaporkan berangsur-angsur kembali stabil.

"Saat ini di bumi perkemahan, pemerintah pusat dan daerah, TNI dan swasta bersatu untuk mengatasi satu per satu kesulitan yang dihadapi peserta," ujar Menteri Dalam Negeri dan Keamanan Lee Sang-min dalam brifieng tentang Bantuan Publik-Swasta untuk Jambore Pramuka Dunia Saemangeum dan Perbaikan Kondisi Perkemahan pada 4 Agustus.

Selain Panitia Pelaksana, peralatan dan personel tambahan dari organisasi pemerintah seperti Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan; Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata; dan Badan Pengembangan dan Investasi Saemangeum serta otoritas militer, polisi, dan pemadam kebakaran telah dikerahkan pula. Karena itu, pemerintah secara keseluruhan berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan Jambore berakhir dengan aman dan menyenangkan.

Khususnya, sambung Menteri Lee Sang-min, kami memberikan perhatian khusus pada gelombang panas, penyebab utama kekhawatiran publik.

Menteri Lee Sang-min menuturkan, untuk membantu para peserta menenangkan diri, 132 bus tambahan ber-AC telah dikerahkan, secara signifikan jumlahnya meningkat jadi 262. "Jumlah bus antar-jemput di dalam perkemahan juga telah berlipat ganda, dengan total 24 bus yang beroperasi dengan interval 10 menit dari interval 30 menit seperti sebelumnya. Militer telah memasang 69 kanopi tambahan untuk berteduh di seluruh perkemahan."

Selain itu, dalam konsultasi dengan World Organization of the Scout Movement (WOSM), Menteri Lee Sang-min mengungkap bahwa total delapan taman bermain air telah dipasang di empat hub untuk membantu menyegarkan tubuh dan pikiran Pramuka yang kelelahan akibat gelombang panas yang terus menerus.

4 dari 4 halaman

Staf Kebersihan Ditambahkan

Sebanyak 930 staf kebersihan tambahan telah dikerahkan; total 1.400 orang kini bekerja untuk menjaga toilet dan kamar mandi tetap bersih dan higienis.

Seperti yang dijanjikan, Menteri Lee Sang-min, setidaknya lima botol air dingin disediakan per orang setiap hari. "Kami telah mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap orang dapat membawa botol air sebanyak yang mereka butuhkan ke mana saja."

Saat ini, total 16 truk berpendingin telah beroperasi, dan telah disediakan pendingin. Kami meningkatkan kuantitas dan kualitas makanan dan menyediakan makanan ringan tambahan. Selain itu, kafetaria staf beroperasi sepanjang waktu.

"Kapasitas pasokan listrik telah ditingkatkan untuk memungkinkan penerangan di lantai vine tunnels dan tambahan 330 lampu jalan untuk menerangi jalan, sehingga meningkatkan keamanan bahkan di malam hari. Sebanyak 200 kipas angin listrik berukuran besar juga telah disediakan," papar Menteri Lee Sang-min.

Perusahaan swasta dan pemerintah daerah lainnya juga telah memberikan uluran tangan untuk keberhasilan Jambore.

"Sejumlah pelaku usaha mendonasikan 1,68 juta botol air minum dan minuman ion serta 10.000 kaleng obat nyamuk, dan beberapa pemerintah daerah juga menyediakan 50 portalet (toilet portabel) dan tujuh kotak arm roll boxes untuk tempat sampah," tutur Menteri Lee Sang-min.