Sukses

Slovenia Dilanda Banjir Terburuk dalam Sejarah, 6 Orang Tewas

Perdana Menteri Robert Golob mengatakan, banjir yang dimulai pada Jumat (4/8) telah menjadi bencana alam terburuk yang pernah melanda Slovenia.

Liputan6.com, Ljubljana - Banjir dahsyat di Slovenia telah menewaskan sedikitnya enam orang dan menyebabkan kerusakan properti senilai USD 500 juta atau sekitar Rp7,6 triliun. Demikian diungkapkan seorang juru bicara pemerintah pada Senin (7/8/2023).

"Ada kerusakan luar biasa di seluruh negeri," kata juru bicara badan lingkungan seperti dilansir CNN Selasa (8/8).

Juru bicara itu memastikan bahwa banjir diakibatkan oleh tingginya curah hujan. Dia mengibaratkan hujan selama sebulan turun dalam waktu kurang dari sehari.

Pada Sabtu (5/8), Perdana Menteri Slovenia Robert Golob mengatakan, banjir yang dimulai pada Jumat (4/8) telah menjadi bencana alam terburuk yang pernah melanda negara itu.

Golob mengunjungi beberapa daerah yang terdampak pada Minggu (6/8), dan menegaskan kembali bahwa pihaknya telah meminta bantuan di bawah Mekanisme Perlindungan Sipil Uni Eropa serta dari negara tetangga untuk menangani banjir.

"Bahkan lebih penting lagi bahwa kita ada di sini hari ini untuk menyiapkan restorasi yang efektif. Intervensi diatur dengan baik. Diketahui siapa yang bertanggung jawab, bagaimana intervensi dilakukan, dan siapa yang menyediakan sumber daya," kata Golob dalam kunjungannya ke Skofja Loka di mana situasinya digambarkan sangat mengkhawatirkan.

Golob juga mengunjungi Medvode pada Minggu, di mana dia menekankan bahwa pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa dana bantuan akan sampai ke yang paling rentan.

"Masyarakat tidak akan dibiarkan sendiri," ungkap Golob, menegaskan kembali bahwa pemerintah mengalokasikan lebih dari USD 10 juta atau sekitar Rp152 miliar bantuan kemanusiaan kepada Palang Merah Slovenia dan Caritas Slovenia untuk membantu penduduk di daerah terdampak.

2 dari 2 halaman

Slovenia Masih Menanti Bantuan

Permintaan bantuan internasional oleh pemerintah Slovenia melalui mekanisme Uni Eropa dan NATO mencakup alat berat untuk menghilangkan puing-puing dan tim teknik.

"Helikopter militer untuk bantuan transportasi dan 200 tentara untuk melakukan tugas perlindungan, penyelamatan, dan bantuan juga telah diminta," demikian menurut pernyataan pemerintah Slovenia pada Minggu.

"Kroasia telah memberikan bantuan dengan pengerahan helikopter militer untuk membantu menutup dan mengamankan tanggul yang rusak di Sungai Mura."

Pemerintah Slovenia menambahkan, "Bantuan dari negara lain masih diharapkan datang. Bantuan sedang dikoordinasikan melalui Administrasi Republik Slovenia untuk Perlindungan Sipil dan Penanggulangan Bencana, yang terus berhubungan dengan dua pusat koordinasi bantuan di Brussel."