Sukses

9 Agustus 2017: Pendeta Kanada yang Ditahan di Korea Utara Dibebaskan atas Alasan Kemanusiaan

Korea Utara telah membebaskan seorang pendeta Kanada yang sebelumnya menjalani hukuman kerja paksa seumur hidup, hanya satu hari setelah delegasi Kanada tiba untuk bernegosiasi mengenai pembebasannya.

Liputan6.com, Mississauga - Korea Utara membebaskan seorang pendeta Kanada yang sebelumnya menjalani hukuman kerja paksa seumur hidup, hanya satu hari setelah delegasi Kanada tiba untuk bernegosiasi mengenai pembebasannya.

KCNA, agensi berita resmi Korea Utara, mengumumkan pada hari Rabu bahwa Hyeon Soo Lim telah "dibebaskan dengan alasan baik karena sakit... dari sudut pandang kemanusiaan."

Lim, yang juga dikenal sebagai Rim Hyon Su, pernah menjadi pendeta di salah satu gereja terbesar di Kanada, yaitu Light Korean Presbyterian Church di Mississauga, Ontario. 

Dia dihukum kerja paksa seumur hidup pada Desember 2015 karena menurut Korea Utara, dia mencoba menggulingkan rezim.

Juru bicara keluarganya, istri dan putranya tinggal di daerah Toronto, mengkonfirmasi kabar pembebasannya melalui pernyataan kepada media.

Pria berusia 62 tahun ini, yang lahir di Korea Selatan, dikabarkan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Dia disebut membutuhkan obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi.

Merangkum dari CBC News, mereka melaporkan pada Selasa, 8 Agustus 2017, bahwa Daniel Jean, penasihat keamanan nasional bagi Perdana Menteri Justin Trudeau, telah tiba di Korea Utara untuk bernegosiasi mengenai pembebasannya. 

Upaya terakhir untuk negosiasi semacam ini dilakukan pada akhir 2016. Kanada tidak memiliki kedutaan di Korea Utara, dan telah memberikan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan ke sana.

Negosiasi terbaru ini berlangsung di tengah ketegangan meningkat antara Pyongyang dan Washington terkait uji coba rudal dan senjata nuklir negara tersebut. 

Negara terisolasi ini mengatakan sedang mempertimbangkan serangan terhadap wilayah Amerika Serikat, yaitu Guam, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam dengan "api dan amarah seperti yang belum pernah dilihat dunia."

2 dari 3 halaman

Anggota Gereja Sangat Gembira atas Kepulangannya

Gereja Lim mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Korea Utara lebih dari 100 kali sejak 1997 dan membantu mendirikan panti asuhan dan panti jompo. 

Keluarga dan teman-temannya sebelumnya mengatakan bahwa dia sedang mengunjungi proyek-proyek tersebut saat ditangkap pada Februari 2015.

Kabar pembebasan Lim membuat anggota jemaatnya datang ke gereja mereka di barat Toronto pada pagi hari Rabu, 9 Agustus 2017.

Charles Baik, seorang pendeta pendamping dalam pelayanan berbahasa Inggris gereja itu, mengatakan kepada The Canadian Press bahwa anggota gereja sangat gembira dengan kemungkinan kembalinya Lim.

"Kami sangat senang dia telah dibebaskan," kata Baik dari luar gereja.

Baik mengatakan bahwa pengalaman pahit Lim tidak akan menghentikan gereja dari proyek-proyek kemanusiaan di masa depan di negara tersebut.

"Misi-misi tidak akan pernah berhenti, tidak peduli di mana pun mereka berada," katanya.

3 dari 3 halaman

Ada Tahanan Lainnya

Lim ditangkap atas tuduhan mencoba menggunakan agama untuk menghancurkan sistem Korea Utara, menyebarkan propaganda negatif tentang Utara, dan membantu otoritas Amerika Serikat dan Korea Selatan menculik warga negara Korea Utara.

Satu bulan setelah dihukum, Lim mengatakan kepada CNN bahwa dia menghabiskan delapan jam sehari, enam hari seminggu, menggali lubang untuk pohon apel di kebun buah kamp kerja. Dia mengatakan dia tidak pernah melihat tahanan lain.

Korea Utara juga membebaskan tawanan asing lainnya, turis Amerika Serikat Otto Warmbier, pada bulan Juni. Warmbier sebelumnya dihukum pada Maret 2016 dengan hukuman kerja paksa selama 15 tahun atas subversi, namun ia tiba di rumah dalam kondisi koma dan meninggal hanya beberapa hari kemudian. Pemerintah Pyongyang menyalahkan kondisi orang berusia 22 tahun ini pada penyakit botulisme.

Heather Nauert, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, ditanyai tentang pembebasan Lim dalam konferensi pers di Washington, D.C. pada hari Rabu, 9 Agustus 2017, dalam kaitannya dengan tiga warga Amerika yang saat ini diketahui ditahan di Korea Utara.

Nauert mengatakan bahwa tidak ada pembaruan mengenai status mereka, dan bahwa AS akan terus bekerja untuk membebaskan mereka, dengan bantuan Kedutaan Besar Swedia di Pyongyang.

Mereka adalah:

Kim Dong Chul, seorang pengusaha.

Tony Kim, seorang profesor universitas.

Kim Hak-song, seorang pegawai universitas.

Video Terkini