Sukses

Anggaran Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan Dipakai Pejabat ke Luar Negeri?

Jambore Pramuka di Korea Selatan terganggu masalah cuaca, tetapi kini masalah anggaran jadi sorotan.

Liputan6.com, Seoul - Jambore Pramuka Dunia 2023 yang digelar di Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan terganggu oleh terjadinya gelombang panas dan ancaman Topan Khanun. Para peserta pun harus dievakuasi ke tempat aman.

Namun, media Korea Selatan menyorot bahwa anggaran untuk jambore ini ternyata banyak yang dipakai panitia jalan-jalan ketimbang membangun lokasi berkemah.

Dilaporkan Yonhap, Rabu (9/8/2023), anggaran yang dipakai pemerintah provinsi Jeolla Utara dan komite panitia jambore mencapai 117,1 miliar won (Rp 1,3 triliun).

Sebanyak 74 persen dari anggaran (87 miliar won atau sekitar Rp 1 triliun) digunakan untuk pengeluaran personel dan biaya operasional, termasuk travel dan makanan anggota pramuka, serta konser K-pop di jambore.

Ada juga sekitar 90 perjalanan mewah ke luar negeri yang dilaksanakan oleh pejabat pemerintah terkait. Alasan perjalanan itu adalah penelitian.

Mereka adalah pejabat dari kementerian kesetaraan gender dan keluarga, serta pemerintah provinsi Jeolla Utara.

Pada Mei 2018, lima pejabat provinsi pergi ke Swiss dan Italia selama delapan hari dalam rangka menginvestigasi kesuksesan jambore di masa lalu. Namun, dua negara itu ternyata tak pernah jadi tuan rumah jambore.

Tahun 2019, para pejabat kementerian dan pemprov pernah ke Amerika Serikat untuk menghadiri Jambore Pramuka Dunia di West Virginia. Selain itu, para pejabat dari pemprov Jeolla Utara sempat ke Australia pada Desember 2022.

Ada juga beberapa trip ke acara kapal pesiar yang tak ada hubungannya dengan Jambore Pramuka Dunia. Politisi Korsel pun sudah angkat bicara agar dilakuka audit.

 

2 dari 4 halaman

Masalah Infrastruktur

Biaya infrastruktur memakan anggaran sebesar 20,5 miliar won (Rp 237,2 miliar) untuk infrastruktur, termasuk fasilitas air dan pembuangan, pakiran, dan terowongan penyemprot air dingin.

Biaya untuk toilet, shower, dan air mancur untuk minum di tempat kemah mencapai 13 miliar won (Rp 150 miliar) atau 11 persen dari total pengeluaran.

Ketika situasi panas di Korea Selatan, para nyamuk menjadi gangguan bagi para peserta jambore. Kemudian saat hujan turun, saluran air terganggu. 

Amerika Serikat dan Inggris telah undur diri dari jambore tahun ini. Para anggota pramuka lain, termasuk dari Indonesia, telah evakuasi dengan selamat. 

Sebagai informasi, Korea Selatan terancam dihantam Topan Khanun pada Kamis pagi 10 Agustus 2023.

Politisi dari Partai Kekuatan Rakyat, Shin Won Sik, telah meminta agar pihak berwenang melakukan verifikasi secara menyeluruh terkait persiapan selama lima tahun terakhir pada pemerintahan mantan Presiden Moon Jae In. Shin turut meminta penjelasan kenapa anggarannya bisa tembus 100 miliar won.

3 dari 4 halaman

Evakuasi Kontingen Pramuka Indonesia

Evakuasi kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan berjalan dengan lancar. Kini rombongan telah tiba dengan selamat di Asrama Universitas Wonkwang, Provinsi Jeollabuk.

Langkah evakuasi terhadap 39.000 peserta dari 155 negara dilakukan menyusul kedatangan Topan Khanun yang diprediksi akan melintasi area jambore pada 9-10 Agustus 2023. 

"Saat ini semua anggota kontingen Indonesia dalam keadaan baik. Besok, 9 Agustus 2023, kegiatan jambore akan berlanjut dengan kunjungan wisata ke beberapa tempat," demikian pernyataan dari Waka Kwarnas/Kakom Kehumasan & Informatika Berthold Sinaulan yang diterima Liputan6.com, Selasa (8/8).

Proses evakuasi dimulai hari ini pada pukul 08.00 waktu setempat dengan menggunakan sekitar 1000 bus untuk mengangkut seluruh peserta didik yang berusia 14-17 tahun. Setelah itu baru orang dewasa.

"Bus terakhir yang membawa kontingen Pramuka Indonesia keluar dari perkemahan pada pukul 18.25 waktu setempat. Saat ini seluruh anggota kontingen Indonesia sudah aman di tempat penampungan," tutur Berthold.

 

4 dari 4 halaman

Jumlah Kontingen Indonesia

Sebelumnya, kontingen Gerakan Pramuka Indonesia yang berjumlah 1.569 orang dapat mengatasi cuaca panas dan bertahan di arena jambore yang terletak di Bumi Perkemahan Sae Man-Geum, Provinsi Jeollabuk, sementara sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan Inggris memilih untuk memulangkan kontingennya.

Lebih lanjut, Berthold menjelaskan bahwa kontingen Gerakan Pramuka Indonesia sendiri akan meninggalkan Korea Selatan untuk kembali ke Tanah Air sesuai jadwal awal penerbangan masing-masing, yaitu pada 12, 13, dan 14 Agustus 2023.

Penutupan Jambore Pramuka Dunia ke-25 yang dimulai pada 1 Agustus juga akan tetap sesuai jadwal, yaitu pada 11 Agustus 2023. Acara penutupan yang dimeriahkan konser K-pop itu bakal dilaksanakan di Sangam World Cup Stadium di Seoul mulai pukul 18.30 waktu setempat.

"Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul juga membantu kegiatan pemindahan kontingen Indonesia, dengan mengerahkan staf dan para mahasiswa Indonesia di Korea Selatan yang fasih berbahasa Korea agar pemindahan berjalan lancar tanpa kendala," ujar Berthold.