Sukses

Alasan Menlu Retno Absen dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-7

Ini penjelasan Menlu RI Retno Marsudi atas ketidakhadirannya pada acara Kongres Diaspora Indonesia ke-7 (CID7).

Liputan6.com, Jakarta - Kongres Diaspora Indonesia ke-7 atau Congress Indonesian Diaspora (CID7) telah digelar pada Sabtu (12/8/2023). Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) diketahui absen dalam agenda tersebut.

Terkait hal itu, Staf Ahli Menlu RI bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri Siti Mauludiah menjelaskan penyebab ketidakhadiran Menlu Retno.

“Menlu tdk bisa hadir memberikan sambutan karena ada pressing issue yang harus ditangani,” demikian disampaikan Siti dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Liputan6.com.

Lebih lanjut, Siti menuturkan, “Menlu mengutus saya,  eselon 1 yang memang tangani isu diaspora untuk hadir mewakili beliau. Saya telah menyampaikan pesan-pesan menlu dalam sesi pembukaan.”

Siti sendiri juga hadir dalam CID7 sebagai nara sumber di sesi 3: Diaspora Indonesia, Peningkatan Professionalisme dan Indonesia Emas 2045.

“Menlu akan melakukan pertemuan dengan para pengurus Indonesian Diaspora Network (IDN) Global (yang lama dan yang baru terpilih) pada Senin 14 Agustus 2023,” ujar Siti. “Dalam persiapan CID7, komunikasi panitia Kongres dan Kemlu juga terus dilakukan.”

2 dari 2 halaman

Deklarasi Menduniakan Bahasa Indonesia

Kongres Diaspora Indonesia ke-7 ditutup dengan deklarasi untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Komitmen ini dibuat mengingat semakin pentingnya posisi Indonesia di kancah global.

Salah satu anggota Indonesian Diaspora Network (IDN) Global, Evi Siregar, menyebutkan bahwa deklarasi ini adalah puncak dari kongres tahun ini yang digelar di Senayan City. Deklarasi ini pula disebut sebagai kontribusi nyata dari para diaspora Indonesia di berbagai negara.

"Ini adalah puncak kita sebagai bentuk nyata dari kontribusi, baik diaspora Indonesia maupun masyarakat Indonesia, kita mendukung pemerintah untuk dapat mewujudkan bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional," ujar Evi Siregar.

Berikut deklarasi IDN Global yang dibacakan oleh perwakilan masyarakat, yakni Choirul As'ari dan Sarini Octasali:

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kemajemukan, adat istiadat, suku bangsa, agama, dan bahasa. Dalam kemajemukan tersebut, Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat pemersatu bangsa.

Menyadari besarnya jumlah penduduk dan semakin menguatnya ekonomi Indonesia, serta pentingnya peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia dan mewujudkan kemakmuran bersama, diaspora Indonesia mengajak seluruh masyarakat Indonesia mendukung tekad pemerintah Indonesia dalam mewujudkan Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

Hal ini merupakan partisipasi dan kontribusi nyata diaspora Indonesia khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya, dalam membentuk citra positif Indonesia pada saat memasuki Indonesia Emas tahun 2045.

Dengan memohon rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan berpegang teguh pada jiwa bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika, kami diaspora Indonesia yang tergabung dalam Indonesian Diaspora Network Global (IDN Global) berkomitmen untuk:

1. Membangun diplomasi budaya melalui Bahasa untuk memperat hubungan kerja sama antarbangsa di seluruh dunia.

2. Mengembangkan kompetensi dalam mengajarkan Bahasa Indonesia bagi penutur asing dan generasi diaspora Indonesia berikutnya dalam rangka menduniakan Bahasa Indonesia.

3. Mendukung Bahasa Indonesia menjadi bagian integral dari industri kreatif untuk menguatkan citra bangsa di mata dunia.

4. Menumbuhkembangkan kebangaan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

5. Meningkatkan peran diaspora Indonesia dalam memfasilitasi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional dalam berbagai forum dunia.

Jakarta, 12 Agustus 2023

Video Terkini