Sukses

Banjir dan Tanah Longsor di India Tewaskan 49 Orang, 13 Lainnya Hilang

Banjir dan tanah longsor lazim terjadi dan menyebabkan kerusakan yang meluas selama musim hujan di India. Namun, para ahli mengatakan krisis iklim meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya.

Liputan6.com, New Delhi - Sedikitnya 49 orang tewas dan belasan lainnya diperkirakan hilang setelah hujan lebat memicu banjir dan tanah longsor di wilayah Himalaya, India.

Banjir dan tanah longsor lazim terjadi dan menyebabkan kerusakan yang meluas selama musim hujan di India. Namun, para ahli mengatakan krisis iklim meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahannya.

Di Himachal Pradesh, data resmi menunjukkan bahwa 41 orang tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk sedikitnya sembilan tewas ketika sebuah kuil Hindu runtuh di ibu kota negara bagian, Shimla. Sedikitnya 13 lainnya dilaporkan hilang.

"Pemerintah setempat masih membersihkan puing-puing untuk menyelamatkan orang-orang yang mungkin masih terjebak," ujar kepala menteri Himachal Pradesh Sukhvinder Singh Sukhu seperti dilansir The Guardian, Selasa (15/8/2023).

Para pejabat mengatakan bahwa sedikitnya delapan orang lainnya tewas di Uttarakhand sejak Jumat (11/8).

2 dari 2 halaman

Risiko Banjir

Beberapa kota dan desa tepi sungai di kawasan Himalaya, India, berisiko terkena banjir bandang akibat hujan lebat.

Bulan lalu, hujan monsun tanpa henti menewaskan sedikitnya 90 orang. Sementara itu, ketinggian air di Sungai Yamuna disebut telah mencapai level tertinggi sejak tahun 1978.

Seperti dilansir BBC, para pecinta lingkungan telah sering menyuarakan keprihatinan atas perubahan infrastruktur yang dilakukan untuk mengakomodasi masuknya wisatawan di kawasan Himalaya, India. Mereka menilai bahwa ini dapat menyebabkan malapetaka di wilayah yang rapuh secara ekologis ini, terutama jika digabungkan dengan peristiwa cuaca ekstrem.

Â