Liputan6.com, Jakarta - Polusi udara Jakarta sudah go international. Media dari negeri jiran Malaysia juga ikut menyorot buruknya pencemaran udara di Jakarta yang notabene bisa memicu berbagai penyakit.
Pada sebuah segmen pemberitaan, media Astro Awani menyebut Jakarta sebagai "bandar paling tercemar di dunia" dan secara konsisten berada di 10 kota dengan udara terburuk sejak beberapa bulan terakhir. Astro Awani mengambil data dari IQAir.
Baca Juga
Media Malaysia itu turut menyorot bahwa penduduk Jakarta sebenarnya sudah lama protes masalah buruknya kualitas udara.
Advertisement
"Penduduk Jakarta telah lama mengadu tentang udara toxic dari trafik yang kronik, asap industri, dan loji janakuasa arang batu (pembangkit listrik tenaga batu bara)," demikian bunyi pemberitaan Astro Awani pada pekan lalu, dikutip Selasa (15/8/2023).
Turut disorot pula perjuangan masyarakat yang menggugat pemerintah. Pemerintahan Joko Widodo pun diminta memastikan agar rakyat Jakarta bisa menikmati udara yang berkualitas.
"Mahkamah pada masa itu memutuskan Presiden Joko Widodo mesti mewujudkan standar kualiti udara nasional untuk melindungi kesehatan manusia," kata berita Astro Awani.
Solusi Presiden Jokowi untuk melawan polusi udara dengan cara memindahkan ibu kota ke Nusantara juga mendapat sorotan.
Sebelumnya, Jokowi memang pernah menyatakan bahwa memindahkan masyarakat ke Nusantara bisa mengurangi masalah polusi udara Jakarta. Jokowi juga mendukung pemakaian transportasi massal dan pembukaan lebih banyak ruang hijau.
"Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dgn bantuan pemerintah," ujar Jokowi pada Senin (14/8).
Hybrid Working
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan sejumlah instruksi kepada jajaran menteri dan kepala daerah terkait buruknya kualitas udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Jokowi meminta agar para menteri mendorong kantor untuk menggelar from home (WFH) sebanyak mungkin.
"Jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working. Work from office, work from home (WFH)," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas membahas Peningkatan Kualitas Udara di Jabodetabek di Istana Merdeka Jakarta, Senin kemarin.
"Mungkin saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5 2-5 atau angka yang lain," sambungnya.
Dia menyampaikan bahwa kualitas udara di Jabodetabek memburuk selama satu pekan terakhir. Bahkan, kualitas udara di Jakarta sempat mendapat predikat terburuk di dunia.
"Tanggal 12 Agustus 2023 yang kemaren kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek. Salah satunya, kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi.
"Dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ujar Jokowi.
Oleh sebab itu, dia menekankan intervensi untuk memperbaiki polusi udara di Jabodetabek. Selain mendorong WFH, Jokowi meminta agar dilakukam rekayasa cuasa untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek untuk intervensi jangka pendek.
"(Kemudian) menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi, khususnya di Jabodetabek. Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran siapkan anggaran," jelasnya.
Advertisement
Polusi Didominasi Kendaraan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai, sumber pencemaran kualitas udara alias polusi Jakarta dan sekitarnya masih didominasi oleh sektor transportasi.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, rendahnya kualitas udara Jakarta belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, dimana sektor transportasi menyumbang sebagian besar emisi.
Dari segi bahan bakar yang digunakan di DKI Jakarta, bahan bakar merupakan sumber utama emisi. Terdiri dari gas 51 persen, minyak 49 persen, dan batu bara 0,42 persen.
Jika dilihat dari sektor-sektornya maka transportasi menyumbang porsi 44 persen, industri 31 persen, industri energi manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen.
"Peluang terbesar untuk memperbaiki kualitas (udara) adalah dengan memperbaiki sektor transportasi. Baru kemudian alat pengendali pencemaran dari industri," kata Sigit dalam keterangan tertulis.
Kondisi polisi di Jakarta lantas diperparah dengan adanya siklus udara kering yang datang dari timur setiap Juni-Agustus.
Berdasarkan data ISPU (Index Standar Pencemaran Udara) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, pada saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di mana tingkat mobilisasi kendaraan rendah, tercatat bahwa adanya penurunan emisi partikulat (PM10) pada 2020 hingga di angka 29,41 mg per Nm3.
Angka ini kemudian meningkat signifikan sebesar 155 persen atau mencapai angka 75 mg per Nm3 pada 2022, dimana PPKM berangsur dilonggarkan.
"Hal ini menjadi bukti bahwa sektor transportasi berperan dalam menyumbang sebagian besar emisi di Jakarta di mana pada periode yang sama pembangkit-pembangkit listrik tetap beroperasi secara penuh," tegas Sigit.
Transjakarta Kerahkan 100 Bus Listrik Tahun Ini
PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) target mengoperasikan 100 bus listrik di jalanan ibu kota pada 2023 ini. Kebijakan ini dibuat untuk menekan tingginya polusi udara yang dihasilkan transportasi berbahan bakar minyak, serta upaya efisiensi biaya operasional.
Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Wibowo mengatakan, pengoperasian bus listrik itu untuk pengalihan kendaraan dari BBM ke listrik untuk mengurangi polusi udara. “Bus ini ramah lingkungan sesuai dengan komitmen untuk menekan biaya transportasi serta pengendalian polusi udara,” ungkapnya, Selasa (15/8/2023).
Menurut dia, saat ini TransJakarta sudah mengoperasikan 52 bus listrik dari 100 yang ditarget beroperasi pada tahun ini. Pengoperasian bus listrik berkapasitas 50 pelanggan dengan 33 kursi itu, ditujukan untuk mengurangi emisi pembuangan gas kendaraan.
Diketahui, Seluruh bus listrik baru tersebut disediakan oleh mitra operator PT Transportasi Jakarta, PT Mayasari Bakti. Bus-bus listrik itu banyak dioperasikan di rute tengah. Di antaranya rute nonBRT 1P Pasar Senen-Blok M ataupun 1R Pasar Senen-Tanah Abang.
Saat ini, bus-bus listrik tersebut lebih banyak melayani wilayah selatan Jakarta. Di antaranya rute D21 Lebak Bulus-Universitas Indonesia, rute 4B Stasiun Manggarai-Universitas Indonesia, ataupun 1E Pondok Labu-Blok M.
Advertisement